Sepanjang 2021, LSF Berhasil Menyensor 40.638 Judul Film 23 Maret 2022 ← Back
Jakarta, 22 Maret 2022 --- Berdasarkan Undang-Undang No. 33 Tahun 2009 tentang Perfilman, mengamanatkan Lembaga Sensor Film (LSF) untuk melakukan penyensoran. Pada aplikasi hasil penyensoran di pangkalan data LSF (e-SiAS), sepanjang periode Januari-Desember 2021, total materi sensor yang didaftarkan tercatat sebanyak 40.640 judul.
Dari jumlah tersebut, Ketua LSF Rommy Fibri Hardiyanto mengatakan LSF berhasil menetapkan materi yang lulus sensor sebanyak 40.638 judul, termasuk film impor yang ditayangkan di layar lebar. “Alhamdulillah, sepanjang tahun 2021 hanya dua judul yang tidak lulus sensor dan telah kami kembalikan kepada pemiliknya. Jumlah ini telah melampaui target Rencana Strategis (Renstra) 2021,” ujar Rommy pada Konferensi Pers terkait Laporan Kinerja LSF Tahun 2021, di Jakarta, pada Selasa (22/3).
Sesuai Renstra 2021, kinerja LSF yang berada dalam koordinasi Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ditargetkan memenuhi capaian jumlah film dan iklan film yang disensor, minimum 40 ribu judul per tahun dengan jumlah film yang lulus tanpa revisi sebanyak 85 persen.
Dari total judul film yang disensor, kata Rommy, sebanyak 25.448 judul atau sebesar 62,62 persen merupakan produksi film dan iklan film nasional. “Kita bersyukur film nasional masih bergairah pada saat pandemi. Pandemi Covid-19, tidak mengurangi minat sineas Tanah Air untuk tetap berkarya,” tuturnya.
Merujuk undang-undang tersebut, LSF membagi jenis peruntukkan pertunjukan materi sensor ke dalam tiga kategori, yaitu layar lebar, penyiaran televisi, dan jaringan informatika. Sepanjang 2021, materi sensor dengan peruntukkan penyiaran televisi masih mendominasi dengan mencapai angka 38.198 judul atau 93,99 persen.
Sementara itu, materi film layar lebar yang telah lulus sensor tercatat sebanyak 233 judul. “Pandemi Covid-19 masih berlangsung sepanjang 2021. Meski demikian, jumlah film layar lebar yang lulus sensor mengalami kenaikan sebanyak 20,9 persen dari tahun 2020,” ucap Rommy.
Untuk penggolongan usia penonton, sepanjang tahun 2021, LSF menghasilkan data kategori usia yakni golongan usia penonton semua umur (SU) sebanyak 5.082 judul, golongan usia remaja 13 tahun atau lebih sebanyak 25.019 judul. Sementara itu, golongan usia penonton dewasa 17 tahun atau lebih sebanyak 10.133 judul dan golongan usia penonton dewasa 21 tahun atau lebih sejumlah 315 judul.
Rommy juga mengatakan, sejauh ini LSF melakukan pendekatan dengan para pelaku film dan iklan di Tanah Air. Karena film adalah produk budaya, ia menuturkan, pihaknya berusaha menjauhi pendekatan bersifat legal formal atau hukum. “Prinsipnya LSF ini bekerja tidak semata hukum. Film itu produk budaya. Pendekatan LSF itu tidak mungkin kaku, tidak mungkin berdasarkan formal. Dalam film pendekatan tidak bisa murni legal formal,” ujar Rommy.
Anugerah LSF
Setelah dua tahun vakum, LSF kembali menggelar Anugerah LSF pada 17 November 2021. Anugerah LSF 2021 memberikan apresiasi bagi karya film, sinetron, iklan, serta eksibitor yang memenuhi kriteria sensor mandiri, dengan mengedepankan pendidikan, budaya, serta menjalankan fungsi, tujuan, asas film, serta memberi nilai tambah bagi film yang mendapatkan penghargaan. Selain itu, Anugerah LSF juga memberikan motivasi agar produksi perfilman nasional semakin meningkat, terutama dari segi kualitas.
Terdapat 15 kategori penghargaan pada Anugerah LSF 2021, yaitu Kategori Film Bioskop Semua Umur (SU); Film Bioskop 13+; Film Bioskop 17+; Film Animasi; Sinetron; Iklan Peduli Pandemi; TV Peduli Pendidikan; TV Peduli Kebudayaan; TV Peduli Nasionalisme dan Kebangsaan; TV Peduli Dokumenter Indonesia; TV Peduli Sensor Mandiri; Bioskop Peduli Sensor Mandiri; Rumah Produksi Sadar Sensor; TV Lokal Sadar Sensor, serta penghargaan khusus berupa Lifetime Achievement yang diberikan kepada tokoh pelaku perfilman Indonesia.
Pada Anugerah LSF kali ini, terdapat kategori tematik yang sesuai dengan keadaan global saat ini, yaitu Kategori Iklan Peduli Pandemi. Melalui kategori ini, LSF memberikan penghargaan kepada iklan yang secara masif dan menarik, serta memberikan sosialisasi mengenai protokol kesehatan (prokes) dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 143/sipers/A6/III/2022
Dari jumlah tersebut, Ketua LSF Rommy Fibri Hardiyanto mengatakan LSF berhasil menetapkan materi yang lulus sensor sebanyak 40.638 judul, termasuk film impor yang ditayangkan di layar lebar. “Alhamdulillah, sepanjang tahun 2021 hanya dua judul yang tidak lulus sensor dan telah kami kembalikan kepada pemiliknya. Jumlah ini telah melampaui target Rencana Strategis (Renstra) 2021,” ujar Rommy pada Konferensi Pers terkait Laporan Kinerja LSF Tahun 2021, di Jakarta, pada Selasa (22/3).
Sesuai Renstra 2021, kinerja LSF yang berada dalam koordinasi Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ditargetkan memenuhi capaian jumlah film dan iklan film yang disensor, minimum 40 ribu judul per tahun dengan jumlah film yang lulus tanpa revisi sebanyak 85 persen.
Dari total judul film yang disensor, kata Rommy, sebanyak 25.448 judul atau sebesar 62,62 persen merupakan produksi film dan iklan film nasional. “Kita bersyukur film nasional masih bergairah pada saat pandemi. Pandemi Covid-19, tidak mengurangi minat sineas Tanah Air untuk tetap berkarya,” tuturnya.
Merujuk undang-undang tersebut, LSF membagi jenis peruntukkan pertunjukan materi sensor ke dalam tiga kategori, yaitu layar lebar, penyiaran televisi, dan jaringan informatika. Sepanjang 2021, materi sensor dengan peruntukkan penyiaran televisi masih mendominasi dengan mencapai angka 38.198 judul atau 93,99 persen.
Sementara itu, materi film layar lebar yang telah lulus sensor tercatat sebanyak 233 judul. “Pandemi Covid-19 masih berlangsung sepanjang 2021. Meski demikian, jumlah film layar lebar yang lulus sensor mengalami kenaikan sebanyak 20,9 persen dari tahun 2020,” ucap Rommy.
Untuk penggolongan usia penonton, sepanjang tahun 2021, LSF menghasilkan data kategori usia yakni golongan usia penonton semua umur (SU) sebanyak 5.082 judul, golongan usia remaja 13 tahun atau lebih sebanyak 25.019 judul. Sementara itu, golongan usia penonton dewasa 17 tahun atau lebih sebanyak 10.133 judul dan golongan usia penonton dewasa 21 tahun atau lebih sejumlah 315 judul.
Rommy juga mengatakan, sejauh ini LSF melakukan pendekatan dengan para pelaku film dan iklan di Tanah Air. Karena film adalah produk budaya, ia menuturkan, pihaknya berusaha menjauhi pendekatan bersifat legal formal atau hukum. “Prinsipnya LSF ini bekerja tidak semata hukum. Film itu produk budaya. Pendekatan LSF itu tidak mungkin kaku, tidak mungkin berdasarkan formal. Dalam film pendekatan tidak bisa murni legal formal,” ujar Rommy.
Anugerah LSF
Setelah dua tahun vakum, LSF kembali menggelar Anugerah LSF pada 17 November 2021. Anugerah LSF 2021 memberikan apresiasi bagi karya film, sinetron, iklan, serta eksibitor yang memenuhi kriteria sensor mandiri, dengan mengedepankan pendidikan, budaya, serta menjalankan fungsi, tujuan, asas film, serta memberi nilai tambah bagi film yang mendapatkan penghargaan. Selain itu, Anugerah LSF juga memberikan motivasi agar produksi perfilman nasional semakin meningkat, terutama dari segi kualitas.
Terdapat 15 kategori penghargaan pada Anugerah LSF 2021, yaitu Kategori Film Bioskop Semua Umur (SU); Film Bioskop 13+; Film Bioskop 17+; Film Animasi; Sinetron; Iklan Peduli Pandemi; TV Peduli Pendidikan; TV Peduli Kebudayaan; TV Peduli Nasionalisme dan Kebangsaan; TV Peduli Dokumenter Indonesia; TV Peduli Sensor Mandiri; Bioskop Peduli Sensor Mandiri; Rumah Produksi Sadar Sensor; TV Lokal Sadar Sensor, serta penghargaan khusus berupa Lifetime Achievement yang diberikan kepada tokoh pelaku perfilman Indonesia.
Pada Anugerah LSF kali ini, terdapat kategori tematik yang sesuai dengan keadaan global saat ini, yaitu Kategori Iklan Peduli Pandemi. Melalui kategori ini, LSF memberikan penghargaan kepada iklan yang secara masif dan menarik, serta memberikan sosialisasi mengenai protokol kesehatan (prokes) dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 143/sipers/A6/III/2022
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1149 kali
Editor :
Dilihat 1149 kali