Competitive Fund Vokasi 2022 Menjadi Transformasi Diploma-3 Menuju Sarjana Terapan 29 April 2022 ← Back
Jakarta, 22 April 2022 --- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) kembali menyelenggarakan skema competitive fund yang bertujuan mempercepat transformasi pendidikan tinggi vokasi agar makin responsif dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil dan mumpuni di industri serta meningkatkan partisipasi mitra industri.
Diterangkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, terdapat 113 program studi yang telah bertransformasi dari jenjang diploma tiga ke sarjana terapan melalui penyerahan surat keputusan izin pembukaan prodi. Menteri Nadiem juga menjelaskan bahwa program yang diluncurkan merupakan kelanjutan dari Competitive Fund Vokasi 2021.
“Pelibatan mitra industri dan dunia kerja ini menghasilkan 464 kerjasama link and match pada aspek penyelarasan kurikulum, pemagangan mahasiswa, praktisi mengajar, serta penyerapan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri,” tambah Nadiem, dalam sambutannya secara virtual dalam acara Sosialisasi Program Competitive Fund Vokasi 2022, di Tangerang, Kamis (21/4).
Kolaborasi link and match benar-benar dibutuhkan untuk membantu para pelajar vokasi dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan dunia kerja. Oleh karena itu, Kemendikbudristek melaksanakan CF Vokasi 2022 yang semakin mengakselerasi transformasi dunia pendidikan vokasi.
“Bantuan pendanaan ini akan kami salurkan melalui empat skema. Skema A untuk transformasi program studi diploma-3 menjadi program studi sarjana terapan, skema B untuk akselerasi program studi diploma-2 jalur cepat, skema C untuk penguatan program studi sarjana terapan dan program studi diploma-2 jalur cepat hasil transformasi dan akselerasi pada tahun 2021 yang telah memperoleh Surat Keputusan Mendikbudristek tentang izin pembukaan program studi, dan skema D yang diperuntukkan bagi penguatan program studi sarjana terapan dan program studi diploma-2 reguler yang telah memiliki lulusan dan telah menjalankan praktik baik Sistem Penjaminan Mutu Internal,” terang Mendikbudristek.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, menegaskan dengan transformasi pendidikan vokasi bukan hanya mengejar kuantitas lulusan, tetapi harus mengejar juga kualitas sebagi lulusan yang baik serta, program magang serta project based learning diharapkan dapat memperkuat softskill.
Perwakilan Politeknik Engineering Indorama, Agung, bertanya tentang pengajuan transformasi dari diploma-3 ke sarjana terapan. “Apakah perguruan tinggi yang mengajukan atau program studi,” ucap Agung dalam forum tanya-jawab.
“Yang mengajukan adalah perguruan tinggi, meskipun nanti yang menyusun adalah tim dari prodi. Akan lebih baik jika perguruan tinggi mengajukan skema dengan adanya tim koordinator pusat untuk melancarkan koordinasi dari pusat,” tutur Zenurianto selaku Anggota Tim Pakar.
Zenurianto juga menegaskan bahwa competitive fund ini mengajak perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi untuk segera mendaftar dan mengusulkan proposal CF Vokasi 2022. Partisipasi program ini adalah kunci mewujudkan pendidikan vokasi yang berkualitas dan menjawab tuntutan zaman.*** (Aurellia.B/ Nurul.L./ Dian V./ Lydia A./ Seno H.)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3150 kali
Editor :
Dilihat 3150 kali