KBRI di Tokyo Terus Dorong Pengenalan Bahasa Indonesia di Jepang  13 April 2022  ← Back



Tokyo, 12 April 2022 --- Upaya-upaya membuanakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional di negeri Sakura terus dilakukan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo. Berbagai program bersama dengan Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA) cabang Jepang telah dilakukan antara lain dengan penerbitan buku Seri Wacana Pengayaan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, membuat forum percakapan daring, dan lomba pidato serta bentuk lomba lainnya. Kerja sama dan komunikasi intensif juga dilakukan dengan Lembaga Pendidikan di Jepang yang mempunyai jurusan atau menawarkan pelajaran Bahasa Indonesia.
 
Hal ini dijelaskan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Tokyo, Yusli Wardiatno, dalam pertemuan daring antara SMA Kanto Internasional Jepang jurusan Bahasa Indonesia dengan siswa SMAN 1 Magetan Indonesia yang digelar KBRI Tokyo, Kamis (7/4). “SMA Kanto Internasional merupakan satu-satunya SMA di Jepang yang memiliki jurusan Bahasa Indonesia,” ucap Atdikbud Yusli.
 
Dijelaskan Yusli, upaya mempertemukan siswa SMA kedua negara ini merupakan bagian program KBRI Tokyo untuk mendukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) dalam mengedepankan Bahasa Indonesia. “Lewat acara ini, KBRI Tokyo ingin memberikan kesempatan pada siswa Jepang berdialog dalam Bahasa Indonesia dengan siswa Indonesia. Ini juga merupakan medium bagi siswa SMA Jepang untuk bertukar budaya karena program kunjungan ke Indonesia masih dibatasi karena pandemi,” tutur Yusli.
 
“KBRI Tokyo mendukung sepenuhnya agar seluruh warga pendidikan bahu membahu memberdayakan dan membela bahasa Indonesia. KBRI Tokyo terus membangun komunikasi dengan lembaga pendidikan yang mengajarkan Bahasa Indonesia dengan intensif. Kami juga terus membuka inisiatif kerja sama yang mampu menjaga agar lembaga-lembaga pendidikan tersebut tetap exist di Jepang sehingga dapat menjadi pusat pengembangan Bahasa Indonesia di negeri Sakura,” terang Yusli.
 
Pertemuan dirancang dalam bentuk format perkenalan diri dari 29 orang siswa Jepang, dan kemudian setiap orang diberi kesempatan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab siswa Indonesia. Selain itu, masing-masing siswa perwakilan kedua sekolah mempresentasikan hal-ihwal keragaan sekolah. Siswa SMA Internasional Kanto didampingi Guru Bahasa Indonesia yang merupakan diaspora (orang perantauan) asal Indonesia, Tini Kodrat. Sedangkan 15 siswa dari SMAN 1 Magetan didampingi Kepala Sekolah Supardi, Guru Bahasa Inggris yang pernah mengenyam Pendidikan di Jepang, Eko Adri Wahyudiono dan Guru Bahasa Indonesia Rinto Sri Wuryaningsih.
 
Kepala Sekolah Supardi mengaku senang dengan program ini dan berharap kegiatan ini dapat menjadi kontribusi dalam meningkatkan hubungan Indonesia dan Jepang dalam bidang pendidikan, budaya, bahasa dan pertukaran siswa.
 
“Kami siap menjadi mitra sekolah (sister school) dengan SMA di Jepang, dan siap menerima kunjungan siswa Jepang serta akan membuatkan program wisata ke berbagai tujuan wisata nasional untuk mendukung program pemerintah dalam upaya meningkatkan jumlah wisman yang masuk ke Indonesia,” papar Supardi.
 
Supardi juga berharap akan ada pertukaran guru dan tenaga kependidikan selain pertukaran siswa. “Pertukaran guru dan tendik kan memberikan kesempatan dan membuka wawasan global,” ucap Supardi.
 
Dituturkan Supardi, menjelang akhir pertemuan, para siswa Jepang menyuguhkan kejutan dengan memainkan angklung pada lagu Sarinande dan Sakura dengan apik. “Sementara siswa Indonesia membacakan puisi hasil kreasi mandiri,” jelas Suhardi.

“Ke depan, perlu ada upaya dan dorongan konkret ke sekolah atau universitas yang memiliki jurusan atau prodi Bahasa Indonesia atau pun yang memiliki mata pelajaran atau mata kuliah Bahasa Indonesia. Eksistensi sekolah-sekolah ini patut diperhatikan dan diapresiasi,” pungkas Yusli.*** (Atdikbud Tokyo/ Lydia Agustina/ Seno Hartono)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 4078 kali