Peringati Hari Kebangkitan Nasional, Mahasiswa Australia Gelar Pertunjukan Budaya Indonesia 24 Mei 2022 ← Back
Canberra, 20 Mei 2022 --- Bertepatan dengan peringatan hari kebangkitan nasional Indonesia yang jatuh pada tanggal 20 Mei, College of Asia and the Pacific, School of Culture, History and Language, Australian National University (ANU) mengadakan acara bertajuk Indonesian Cultural Event. Kegiatan yang berisi pertunjukan kebudayaan dan menonton film bersama ini dilaksanakan di ANU Coombs Building Lecture Theatre, kampus ANU pada Jumat, (20/5) dan dihadiri oleh sekitar 150 orang.
Acara yang ditargetkan kepada mahasiswa-mahasiswa ANU yang mengambil Program Studi Indonesia dan Bahasa Indonesia ini dihadiri juga oleh Duta Besar (Dubes) RI untuk Australia, Siswo Pramono, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, dan Direktur School of Culture, History and Language ANU, Simon Haberle, jajaran Pengurus Balai Bahasa Indonesia (BBI) Canberra, serta dosen-dosen ANU.
Menurut ketua panitia yang juga dosen bahasa di ANU, Subhan Zein, selain untuk memperingati hari kebangkitan nasional, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk memberi kesempatan mahasiswa mempraktikkan Bahasa Indonesia serta belajar mendengarkan percakapan bahasa Indonesia dengan cara menonton bersama film Indonesia.
Pada kesempatan ini, turut di tayangkan Film yang dipilih berjudul “Dibalik 98” yang diproduksi pada tahun 2015. Menurut Subhan, film ini memberikan gambaran mengenai kejadian tahun 1998, bagaimana tahun 1998 telah mengubah Indonesia hingga hari ini dan seperti apa peran mahasiswa di dalamnya.
Dalam sambutannya, Dubes Siswo menyapaikan pendapatnya mengenai film “Dibalik 98”. Menurutnya film tersebut menceritakan tentang peristiwa 1998 yang merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Indonesia dan. Secara pribadi, Dubes Siswo juga menyampaikan jika dirinya memiliki kenangan tersendiri dengan peristiwa 1998. “Pada tahun 1998 terjadi reformasi di Indonesia. Saat itu saya sudah diterima dan tinggal berangkat kuliah ke ANU. Tapi karena situasi saat itu tidak kondusif, akhirnya keberangkatan saya ke ANU ditunda pada tahun berikutnya,” ujar Siswo. Menurut Siswo, peristiwa 1998 merupakan titik penting yang menjadi tonggak perubahan Indonesia menjadi negara demokratis seperti saat ini.
Siswo juga menyampaikan bahwa hubungan Indonesia dan Australia semakin erat dari waktu ke waktu, masyarakat Indonesia belajar bahasa Australia dan masyarakat Australia belajar bahasa Indonesia. Hal itu sangat baik dan akan sangat berpengaruh pada penguatan hubungan di antara kedua negara.
Direktur School of Culture, History and Language ANU, Simon Haberle, mengaku sangat senang dengan adanya kegiatan budaya Indonesia di ANU. “Indonesia dan kebudayaannya juga berbagai peristiwa yang terjadi di Indonesia merupakan sesuatu yang penting untuk dipelajari oleh mahasiswa Australia,” ucap Simon yang juga mengapresiasi dukungan KBRI Canberra terhadap penguatan kajian Indonesia dan bahasa Indonesia di ANU dan berharap agar dapat terus bekerja sama dengan KBRI.
Sementara itu, Atdikbud Najib menyampaikan, bahwa mahasiswa dan pemuda dalam sejarah Indonesia selalu memainkan peran sentral dalam perubahan dan kebangkitan. “Peristiwa ‘98 merupakan salah satu catatan penting di mana mahasiwa Indonesia telah memainkan peran istimewa dalam proses reformasi dan demokratisasi.Kebangkitan nasional Indonesia dimulai oleh kaum muda terpelajar. Dalam sejarahnya, kaum muda terpelajar di Indonesia selalu berani mengambil tanggung jawab perubahan,” tutur Najib.
Rangkaian kegiatan pertunjukan budaya Indonesia di ANU dimeriahkan oleh penampilan grup angklung dari mahasiswa yang tergabung dalam ANU Indonesian Student Association (ANUISA) yang membawakan lagu Terrajana dan Can’t Help Falling in Love. Selain itu, para mahasiswa pemelajar bahasa Indonesia juga diberikan tips belajar bahasa Indonesia oleh Nenen Ilahi, salah satu pengajar di ANU. Di sini, mahasiswa secara bergiliran menyampaikan motivasi dan pengalamannya dalam mempelajari bahasa Indonesia. Acara ditutup dengan suguhan makanan Indonesia yang dinikmati seluruh hadirin.*** (Atdikbud Canberra/ Lydia Agustina/ Seno Hartono)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2668 kali
Editor :
Dilihat 2668 kali