Aktivitas Laskar Rempah dalam Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 11 Juni 2022 ← Back
Jakarta, 11 Juni 2022 — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk pertama kalinya menggelar pelayaran Muhibah Jalur Rempah. Menggunakan KRI Dewaruci, pelayaran ini membawa 149 pemuda-pemudi pilihan dari 34 provinsi yang begitu antusias melakukan napak tilas ke enam titik jalur perdagangan rempah Nusantara yaitu Surabaya, Makassar, Bau-Bau, Buton, Ternate, Tidore, Banda, dan Kupang. Mereka adalah “Laskar Rempah”.
Direktur Pengembangan dan Pembinaan Kebudayaan, Kemendikbudristek, Restu Gunawan menjelaskan bahwa seleksi calon Laskar Rempah tidak main-main. Para Laskar Rempah dilihat bagaimana kepedulian mereka terhadap ekosistem bahari.
“Calon peserta harus menulis yang berkaitan dengan sejarah maritim ataupun tentang maritim karena kalau mereka terpilih, minimial sudah memiliki bekal pengetahuan, tidak sekedar orang yang tidak mengerti tentang maritim kemudian tiba-tiba ikut. Kita perhatikan juga kesiapan fisik mereka,” terangnya yang disampaikan dalam Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) yang mengusung tema “Muhibah Jalur Rempah, Napak Tilas Perdagangan Rempah Nusantara”, Kamis, (9/6) yang disiarkan melalui kanal YouTube Kemendikbud RI.
Selain itu, tim seleksi juga melihat keaktifan peserta di media sosialnya. “Kita pantau juga terkait dengan sosial medianya karena pelayaran ini tidak sekadar berlayar, tetapi menyambungkan antara kebudayaan di satu titik ke titik yang lain. Sehingga peserta sambil berlayar juga memperhatikan ketersambungan (antarlokasi) ini. Di setiap titik-titik ini kita perlu mengangkat hal penting (highlight-highlight) dari setiap titik (lokasi) dan mencari keunggulannya,” lanjut Restu dalam uraiannya.
Direktur Restu mengungkapkan bahwa para peserta sangat antusias dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan. Saat kapal bersandar di pelabuhan, selama di darat peserta menanam cengkeh dan lada dalam rangka merevitalisasi. Kemudian, mereka menulis pengalaman tersebut ke dalam log harian yang nantinya akan dicetak sebagai bahan pembelajaran.
Kolonel laut (P) NRP 12615/P PABAN II OPS SOPSAL, Amrin Rosihan H menyebutkan beberapa materi yang diberikan kepada Laskar Rempah sehingga para peserta memiliki gambaran bagaimana rutinitas kedinasan di atas kapal Angkatan Laut. “Jadi, yang kita berikan adalah pembekalan tentang kehidupan di kapal layar serta pengenalan beberapa bagian kapal tersebut termasuk tentang ilmu kebaharian, peralatan selam dan peralatan kesehatan yang menyangkut perkapalan. Kemudian bagaimana cara menyelamatkan diri dari kondisi bahaya seperti kebakaran dan kebocoran,” urai Kolonel Amrin.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sebanyak 80 orang personil TNI AL bertugas di KRI Dewaruci ditambah tim kesehatan, penanganan, dan penerangan. Selain itu, pihaknya juga melibatkan kepala satuan kerja masing-masing untuk menunjuk beberapa orang perwakilan yang dapat mendukung berikut jajaran sobsal sebagai penanggung jawab kegiatan.
Tak ketinggalan, staf logistik yang menyiapkan segala kebutuhan termasuk peralatan keamanan personil. Terdapat pula personil yang ikut memantau di pangkalan bekerja sama dengan dinas kebudayaan dan pemda setempat. “Ada beberapa KRI yang sedang melaksanakan operasi baik itu operasi di bawah Mabes TNI maupun Angkatan Laut yang dilibatkan untuk pengamanan. Kita tunjuk ada tujuh KRI yang secara khusus ditunjuk untuk melaksanakan pengamanan,” jelas Kolonel Amrin.
Ana Ainina salah satu peserta Laskar Rempah tahun 2022 menceritakan awal mula ketertarikannya bergabung dalam Laskar Rempah ini. Awalnya, ia mendapat informasi pendaftaran Jalur Rempah melalui Instagram. Ana yang saat itu berada di Sulawesi Utara akhirnya mencoba mendaftar.
“Ada tiga persiapan prioritas. Pertama, mental karena tentunya mental perlu dipersiapkan untuk bertemu dengan teman-teman dari 34 provinsi untuk menjalin kerjasama dan komunikasi. Kedua, materi yang dalam hal ini adalah wawasan yang nantinya bisa kita bagi dari teman-teman melalui diskusi. Terakhir, kesiapan fisik karena nanti kita kurang lebih akan 14 hari berlayar, jadinya olahraga dan pola makan harus dapat dijaga supaya dapat beraktivitas maksimal di kapal,” terang Anna.
Ana menyebut dirinya harus melewati beberapa tahapan seleksi seperti menulis esai mengenai pemajuan kebudayaan yang berhubungan dengan Jalur Rempah. Kemudian, ia menyiapkan daftar riwayat hidup (Curriculum Vitae atau CV) yang menjelaskan aktivitasnya dalam berorganisasi. Jika pendaftar dinyatakan lulus pada tahap tersebut, maka seleksi berlanjut ke tahap wawancara.
“Kiat untuk lolos yang pertama, kita harus sering pantau informasi karena informasi disampaikan di sosial media. Jadi, jangan sampai ketinggalan informasi. Persiapannya harus dari sekarang, pemahaman tentang Jalur Rempah kita perluas lagi. Untuk teman-teman yang sudah terpilih sebagai Laskar Rempah, sebutan ini bukan sekadar nama. Kita harus mengupayakan agar Jalur Rempah semakin terangkat dan promosi di daerah lebih baik lagi kedepannya. Mari, sama-sama kita berkontribusi penuh untuk Jalur Rempah Nusantara,” pungkasnya.* (Penulis: Faris/Bunga. Editor: Denty A.)
Sumber :
Direktur Pengembangan dan Pembinaan Kebudayaan, Kemendikbudristek, Restu Gunawan menjelaskan bahwa seleksi calon Laskar Rempah tidak main-main. Para Laskar Rempah dilihat bagaimana kepedulian mereka terhadap ekosistem bahari.
“Calon peserta harus menulis yang berkaitan dengan sejarah maritim ataupun tentang maritim karena kalau mereka terpilih, minimial sudah memiliki bekal pengetahuan, tidak sekedar orang yang tidak mengerti tentang maritim kemudian tiba-tiba ikut. Kita perhatikan juga kesiapan fisik mereka,” terangnya yang disampaikan dalam Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) yang mengusung tema “Muhibah Jalur Rempah, Napak Tilas Perdagangan Rempah Nusantara”, Kamis, (9/6) yang disiarkan melalui kanal YouTube Kemendikbud RI.
Selain itu, tim seleksi juga melihat keaktifan peserta di media sosialnya. “Kita pantau juga terkait dengan sosial medianya karena pelayaran ini tidak sekadar berlayar, tetapi menyambungkan antara kebudayaan di satu titik ke titik yang lain. Sehingga peserta sambil berlayar juga memperhatikan ketersambungan (antarlokasi) ini. Di setiap titik-titik ini kita perlu mengangkat hal penting (highlight-highlight) dari setiap titik (lokasi) dan mencari keunggulannya,” lanjut Restu dalam uraiannya.
Direktur Restu mengungkapkan bahwa para peserta sangat antusias dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan. Saat kapal bersandar di pelabuhan, selama di darat peserta menanam cengkeh dan lada dalam rangka merevitalisasi. Kemudian, mereka menulis pengalaman tersebut ke dalam log harian yang nantinya akan dicetak sebagai bahan pembelajaran.
Kolonel laut (P) NRP 12615/P PABAN II OPS SOPSAL, Amrin Rosihan H menyebutkan beberapa materi yang diberikan kepada Laskar Rempah sehingga para peserta memiliki gambaran bagaimana rutinitas kedinasan di atas kapal Angkatan Laut. “Jadi, yang kita berikan adalah pembekalan tentang kehidupan di kapal layar serta pengenalan beberapa bagian kapal tersebut termasuk tentang ilmu kebaharian, peralatan selam dan peralatan kesehatan yang menyangkut perkapalan. Kemudian bagaimana cara menyelamatkan diri dari kondisi bahaya seperti kebakaran dan kebocoran,” urai Kolonel Amrin.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sebanyak 80 orang personil TNI AL bertugas di KRI Dewaruci ditambah tim kesehatan, penanganan, dan penerangan. Selain itu, pihaknya juga melibatkan kepala satuan kerja masing-masing untuk menunjuk beberapa orang perwakilan yang dapat mendukung berikut jajaran sobsal sebagai penanggung jawab kegiatan.
Tak ketinggalan, staf logistik yang menyiapkan segala kebutuhan termasuk peralatan keamanan personil. Terdapat pula personil yang ikut memantau di pangkalan bekerja sama dengan dinas kebudayaan dan pemda setempat. “Ada beberapa KRI yang sedang melaksanakan operasi baik itu operasi di bawah Mabes TNI maupun Angkatan Laut yang dilibatkan untuk pengamanan. Kita tunjuk ada tujuh KRI yang secara khusus ditunjuk untuk melaksanakan pengamanan,” jelas Kolonel Amrin.
Ana Ainina salah satu peserta Laskar Rempah tahun 2022 menceritakan awal mula ketertarikannya bergabung dalam Laskar Rempah ini. Awalnya, ia mendapat informasi pendaftaran Jalur Rempah melalui Instagram. Ana yang saat itu berada di Sulawesi Utara akhirnya mencoba mendaftar.
“Ada tiga persiapan prioritas. Pertama, mental karena tentunya mental perlu dipersiapkan untuk bertemu dengan teman-teman dari 34 provinsi untuk menjalin kerjasama dan komunikasi. Kedua, materi yang dalam hal ini adalah wawasan yang nantinya bisa kita bagi dari teman-teman melalui diskusi. Terakhir, kesiapan fisik karena nanti kita kurang lebih akan 14 hari berlayar, jadinya olahraga dan pola makan harus dapat dijaga supaya dapat beraktivitas maksimal di kapal,” terang Anna.
Ana menyebut dirinya harus melewati beberapa tahapan seleksi seperti menulis esai mengenai pemajuan kebudayaan yang berhubungan dengan Jalur Rempah. Kemudian, ia menyiapkan daftar riwayat hidup (Curriculum Vitae atau CV) yang menjelaskan aktivitasnya dalam berorganisasi. Jika pendaftar dinyatakan lulus pada tahap tersebut, maka seleksi berlanjut ke tahap wawancara.
“Kiat untuk lolos yang pertama, kita harus sering pantau informasi karena informasi disampaikan di sosial media. Jadi, jangan sampai ketinggalan informasi. Persiapannya harus dari sekarang, pemahaman tentang Jalur Rempah kita perluas lagi. Untuk teman-teman yang sudah terpilih sebagai Laskar Rempah, sebutan ini bukan sekadar nama. Kita harus mengupayakan agar Jalur Rempah semakin terangkat dan promosi di daerah lebih baik lagi kedepannya. Mari, sama-sama kita berkontribusi penuh untuk Jalur Rempah Nusantara,” pungkasnya.* (Penulis: Faris/Bunga. Editor: Denty A.)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1649 kali
Editor :
Dilihat 1649 kali