Dorong Capaian SDGs Indonesia, PPI Hokkaido dan KBRI Tokyo Gelar Temu Ilmiah HISAS ke-17  21 Juni 2022  ← Back



Tokyo, 11 Juni 2022 --- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo terus berkomitmen mendukung kegiatan-kegiatan ilmiah yang dilakukan mahasiswa dan pelajar Indonesia di Jepang. Bekerja sama dengan KBRI Tokyo, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Hokkaido kembali menggelar acara pertemuan ilmiah tahunan yang diberi nama 17th Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting (HISAS-17), Sabtu (11/6). Acara yang sudah kali ke-17 diselenggarakan ini bertujuan memberi kesempatan pada mahasiswa program sarjana baik yang ada di Indonesia maupun di Jepang untuk menyampaikan hasil penelitiannya secara daring.
 
Pertemuan diawali dengan sambutan dari Konsul Kehormatan (Konhor) RI di Sapporo, Shigeru Nakayama, Wakil Rektor Hokkaido University, Atsushi Yokota, dan Duta Besar RI untuk Jepang dan Federasi Mikronesia, Heri Akhmadi.
 
Konhor Shigeru, dalam sambutannya, mengapresiasi mahasiswa Indonesia atas komitmennya menggelar HISAS yang merupakan kegiatan ilmiah penting. Warek Atsushi memaparkan upaya dan riset Hokkaido University yang terkait beberapa poin dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Hal ini sesuai tema pertemuan, yakni riset yang berdasarkan SDGs guna mendukung Indonesia menjadi negara maju pada 2045 (SDGs-based research to support Indonesia into an advanced nation by 2045).
 
Sementara itu, Dubes Heri mengungkapkan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mengakselerasi Indonesia mencapai target SDGs pada tahun 2030 melalui aspek pendidikan dan penelitian. Diungkapkan Heri dalam sambutannya, “Pendidikan membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk memahami dan mengatasi tantangan SDGs. Pendidikan juga dapat memberdayakan dan memobilisasi kaum muda, memberikan pelatihan akademik atau vokasi mendalam untuk mengimplementasikan solusi terkait tujuan SDGs, meningkatkan peluang untuk pengembangan kapasitas siswa dan profesional untuk mengatasi tantangan yang berkaitan dengan SDGs.”
 
Dalam pengembangan penelitian, lanjut Dubes Heri, dirinya meyakini perlunya mendorong dan mempromosikan SDGs sebagai topik penelitian di lingkungan universitas, mendukung spektrum penuh pendekatan penelitian yang diperlukan untuk menangani SDGs, termasuk penelitian interdisipliner dan transdisipliner. “Kita juga perlu mendukung penelitian yang mengembangkan inovasi untuk solusi pembangunan berkelanjutan dan implementasi SDGs di tingkat nasional dan local serta mengadvokasi dukungan nasional dalam koordinasi penelitian tentang SDGs,” rinci Dubes Heri.
 
Selain memunculkan presenter peneliti muda dari kalangan mahasiswa, HISAS-17 juga mengundang beberapa peneliti dan pengambil kebijakan dari berbagai institusi seperti kantor pemerintahan dan universitas, baik sebagai pembicara kunci (keynote speaker) dan pembicara undangan khusus (invited speaker). Dua pembicara kunci adalah Anang Noegroho Setyo Moeljono dari Direktorat Pangan dan Pertanian, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang menyampaikan paparannya dengan topik Food Estate and Food System in Indonesia dan Sastia Prama Putri dari Osaka University dengan topik Achieving Food Loss Reduction in Indonesia by Metabolomics Approach.
 
Sementara itu, terdapat tujuh pembicara undangan mempresentasikan hasil-hasil riset terkininya, masing-masing dengan topiknya sebagai berikut, yaitu: Bayu Dwi Apri Nugroho dari Universitas Gadjah Mada yang memaparkan risetnya berjudul “Agri-Tech and Agribusiness Integration to Support Agricultural Ecosystem in Indonesia”; Raden Arthur Ario Lelono dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dengan paparannya berjudul “BRIN Development of Research Capacity Program”; Maria Stefanie Dwiyanti dari Hokkaido University, mengangkat topik “Tocopherol Biosynthesis and Its Regulation in Soybean”; M. Ruslin dari Universitas Hasanuddin menjelaskan tentang risetnya berjudul “Traffic-related Maxillofacial Injury Prevention for Achieving the Targets of Sustainable Development Goals 3 and 6”; Taro Yamauchi dari Hokkaido University, berbicara tentang “Co-creating Future Sanitation Systems with Local Actors”; Siti Khodijah Chaerun dari Institut Teknologi Bandung, memaparkan “Biomining and Phytomining for Sustainable Metallurgy Processes”; dan Tsubasa Otake dari Hokkaido University, yang bicara soal “Sustainable Development of Mineral Resources in Indonesia”.
 
Pada sesi presentasi mahasiswa, ruangan webinar virtual dibagi menjadi tiga ruang berdasarkan pengelompokan keilmuan, yakni: Ilmu Lingkungan dan Alam, Ilmu Hayati dan Kesehatan, serta Ilmu Sosial dan Humaniora. Dengan model presentasi poster dan oral, yang terpilih sebagai presenter poster terbaik adalah Yen Yen Indrawijaya dengan judul presentasi Optimizing Safety of Systemic Lupus Erythematosus (SLE) Treatment Through Precision Medicine serta presenter oral terbaik adalah Saffanah Binti Mohd Ab Azid dengan judul paparan Prebiotic Activities Cucurbitacea Fruits Using In Vitro Fermentation By Gut Microbiota and Development of Granola Bars and Its Prebiotic Effects In Humans.
 
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Tokyo, Yusli Wardiatno, yang memberikan sambutan penutup menuturkan nilai dan pentingnya pertemuan ilmiah tahunan semacam ini bagi presenter muda yang masih berstatus mahasiswa.
 
“Pertemuan ilmiah ini merupakan wadah berlatih bagi mahasiswa, baik latihan menulis hasil penelitian maupun berlatih mengkomunikasikan hasil penelitian pada sebuah komunitas ilmiah. Mahasiswa bisa saling belajar satu sama lain dari sesama presenter,” terang Yusli.
 
Seperti kata pepatah Jepang: Sannin yoreba monju no chie yang memiliki arti: semakin banyak orang berkumpul maka akan banyak pula ide yang didapatkan. Begitulah nilai pertemuan ilmiah,” pungkas Atdikbud Yusli menutup sambutannya seraya mengajak peserta untuk berpartisipasi kembali pada kegiatan HISAS tahun depan.*** (Atdikbud Tokyo/ Lydia Agustina/ Seno Hartono)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1656 kali