Kemendikbudristek Pastikan Siswa Aktif Ikuti Pembelajaran Lewat Kurikulum Merdeka 27 Juli 2022 ← Back
Bekasi, 27 Juli 2022 --- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama dengan pemangku kepentingan bidang pendidikan terus lakukan kolaborasi dalam mendorong peningkatan keaktifan siswa mengikuti pembelajaran lewat Kurikulum Merdeka. Upaya tersebut salah satunya dilakukan melalui audiensi dan diskusi antara siswa dan guru dan tenaga kependidikan (GTK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Bekasi dan Sekolah Dasar (SD) Negeri V Bintara, Kota Bekasi, dengan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, pada Senin (25/7).
Mengawali audiensi, Dirjen Kiki mengajak semua pemangku kepentingan pendidikan di Kota Bekasi menyukseskan Implementasi Kurikulum Merdeka. Ia menyampaikan pentingnya Kurikulum Merdeka yang disiapkan Kemendikbudristek guna menyikapi perubahan positif maupun negatif di dunia pendidikan yang akan dihadapi oleh siswa dengan struktur kurikulum yang lebih sederhana serta relevan dan interaktif.
“Terkhusus siswa di kelas X yang menggunakan Kurikulum Merdeka, kiranya kalian dapat mengenali minat, bakat, kekuatan, ataupun kelemahan yang kalian miliki. Berdiskusilah dengan guru kalian dalam mengikuti pelajaran yang diikuti untuk memperkuat potensi kalian menghadapi masa depan,” tegas Dirjen Kiki.
Kiki menambahkan, Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk dapat aktif memilih pelajaran yang diminati. Di samping itu, Kurikulum Merdeka juga mendorong kepala sekolah dan guru membentuk komunitas belajar untuk saling berbagi dengan sesama GTK dalam mencari gagasan, ide, ataupun solusi atas permasalahan pembelajaran yang dihadapi, khususnya saat mendampingi siswa mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
“Di dalam Kurikulum Merdeka sudah tidak ada program peminatan, namun khusus di SMK akan ada penyesuaian konsentrasi keahlian,” tuturnya seraya mendorong guru yang hadir dapat lebih aktif menggunakan platform Merdeka Mengajar guna memperkaya wawasan dan pemahaman dalam proses belajar mengajar.
Turut hadir dalam audiensi ini, Pelaksana Tugas (Plt.) Walikota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono yang menyampaikan apresiasi kepada Kemendikbudristek dalam pengembangan potensi dan motivasi siswa lewat Kurikulum Merdeka. “Menjadi tugas Pemerintah Daerah dalam memberikan ruang kepastian dan jaminan pelaksanaan pembelajaran. Semoga setelah lulus SMK, tidak bangga hanya menjadi pegawai, kalian harus memiliki semangat kewirausahaan menjadi pemimpin perusahaan ataupun pencipta lapangan pekerjaan guna tercapainya manusia Indonesia unggul tahun 2045,” jelas Tri.
Dorong Kemandirian, Kreativitas, dan Inovasi Peserta Didik Melalui Kurikulum Merdeka
Dalam sesi diskusi, siswa kelas XII Teknik Kendaraan Ringan A, Marva Thoriq Azizi menyoroti potensi yang dapat terjadi dalam implementasi Kurikulum Merdeka. “Perlu dipikirkan sekiranya ada potensi kekurangan-kekurangan yang bisa saja terjadi saat implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah,” urai Marva yang sekaligus sebagai Ketua OSIS SMKN 1 Kota Bekasi.
Menanggapi hal itu, Dirjen Kiki mengapresiasi Marva yang kritis serta menaruh perhatian besar atas implementasi Kurikulum Merdeka. Di dalam implementasi Kurikulum Merdeka, kata Kiki, mengatasi potensi kelemahan disebut sebagai mitigasi risiko. “Implementasi tidak akan berlangsung dengan baik jika siswa hanya pasif/tidak aktif dan guru serta kepala sekolahnya tidak mau berubah. Tetap dengan pola pemikiran kuno bahwa dirinya adalah sumber belajar dan enggan mempelajari hal yang baru,” tegas Dirjen Kiki.
Selanjutnya, guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sosial (IPAS) kelas X, Desri Suryani mengatakan sebagai guru siap belajar untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sehingga siswa dapat belajar lebih menyenangkan, kreatif, dan mandiri. “Kami sebagai guru siap untuk mempelajari nilai filosofi yang diusung dalam Kurikulum Merdeka,” tutur Desri.
Merespon hal tersebut, Kiki menjelaskan bahwa inti dari Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 adalah sama, namun filosofinya berbeda. “Perbedaan mendasarnya, di Kurikulum 2013 materi kurikulum harus diajarkan kepada siswa, tetapi di Kurikulum Merdeka, materi kurikulum dapat dipilih oleh siswa. Jadi, di Kurikulum Merdeka guru membersamai murid dalam mencapai kesuksesan capaian pembelajaran,” urai Dirjen Kiki.
Seusai audiensi dan diskusi, Dirjen Kiki berkesempatan melihat proses pembelajaran serta beraktifitas dengan siswa di SMKN 1 dilanjutkan dengan menyambangi SDN V Bintara, Kota Bekasi. Ia merasa kagum saat melihat aktifitas siswa kelas IV SD yang melakukan pembelajaran tentang Pancasila. Mereka dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok mandiri, berpikir kritis, gotong royong, dan kreatif.
“Kami merasa bersyukur, Kemendikbudristek dapat melihat langsung pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka yang kami lakukan mulai tahun ajaran baru ini. Kami merasa tertantang mendaftarkan diri untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka lewat jalur Mandiri Berubah di kelas I dan IV karena melihat potensi GTK di sekolah kami selalu menghendaki belajar hal baru,” ungkap Kepala SDN V Bintara, Lilis Kurnialis saat mendampingi rombongan Kemendikbudristek.
Mengakhiri rangkaian kegiatan, Dirjen Kiki menekankan bahwa Pemantauan Implementasi Kurikulum Merdeka yang dilaksanakan serempak di 167 kabupaten/kota di Indonesia merupakan komitmen kuat dari Kemendikbudristek dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan serta menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul sejalan dengan harapan menciptakan profil Pelajar Pancasila.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Dapatkan informasi lengkap tentang Merdeka Belajar melalui: http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 437/sipers/A6/VII/2022
Mengawali audiensi, Dirjen Kiki mengajak semua pemangku kepentingan pendidikan di Kota Bekasi menyukseskan Implementasi Kurikulum Merdeka. Ia menyampaikan pentingnya Kurikulum Merdeka yang disiapkan Kemendikbudristek guna menyikapi perubahan positif maupun negatif di dunia pendidikan yang akan dihadapi oleh siswa dengan struktur kurikulum yang lebih sederhana serta relevan dan interaktif.
“Terkhusus siswa di kelas X yang menggunakan Kurikulum Merdeka, kiranya kalian dapat mengenali minat, bakat, kekuatan, ataupun kelemahan yang kalian miliki. Berdiskusilah dengan guru kalian dalam mengikuti pelajaran yang diikuti untuk memperkuat potensi kalian menghadapi masa depan,” tegas Dirjen Kiki.
Kiki menambahkan, Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk dapat aktif memilih pelajaran yang diminati. Di samping itu, Kurikulum Merdeka juga mendorong kepala sekolah dan guru membentuk komunitas belajar untuk saling berbagi dengan sesama GTK dalam mencari gagasan, ide, ataupun solusi atas permasalahan pembelajaran yang dihadapi, khususnya saat mendampingi siswa mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
“Di dalam Kurikulum Merdeka sudah tidak ada program peminatan, namun khusus di SMK akan ada penyesuaian konsentrasi keahlian,” tuturnya seraya mendorong guru yang hadir dapat lebih aktif menggunakan platform Merdeka Mengajar guna memperkaya wawasan dan pemahaman dalam proses belajar mengajar.
Turut hadir dalam audiensi ini, Pelaksana Tugas (Plt.) Walikota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono yang menyampaikan apresiasi kepada Kemendikbudristek dalam pengembangan potensi dan motivasi siswa lewat Kurikulum Merdeka. “Menjadi tugas Pemerintah Daerah dalam memberikan ruang kepastian dan jaminan pelaksanaan pembelajaran. Semoga setelah lulus SMK, tidak bangga hanya menjadi pegawai, kalian harus memiliki semangat kewirausahaan menjadi pemimpin perusahaan ataupun pencipta lapangan pekerjaan guna tercapainya manusia Indonesia unggul tahun 2045,” jelas Tri.
Dorong Kemandirian, Kreativitas, dan Inovasi Peserta Didik Melalui Kurikulum Merdeka
Dalam sesi diskusi, siswa kelas XII Teknik Kendaraan Ringan A, Marva Thoriq Azizi menyoroti potensi yang dapat terjadi dalam implementasi Kurikulum Merdeka. “Perlu dipikirkan sekiranya ada potensi kekurangan-kekurangan yang bisa saja terjadi saat implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah,” urai Marva yang sekaligus sebagai Ketua OSIS SMKN 1 Kota Bekasi.
Menanggapi hal itu, Dirjen Kiki mengapresiasi Marva yang kritis serta menaruh perhatian besar atas implementasi Kurikulum Merdeka. Di dalam implementasi Kurikulum Merdeka, kata Kiki, mengatasi potensi kelemahan disebut sebagai mitigasi risiko. “Implementasi tidak akan berlangsung dengan baik jika siswa hanya pasif/tidak aktif dan guru serta kepala sekolahnya tidak mau berubah. Tetap dengan pola pemikiran kuno bahwa dirinya adalah sumber belajar dan enggan mempelajari hal yang baru,” tegas Dirjen Kiki.
Selanjutnya, guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sosial (IPAS) kelas X, Desri Suryani mengatakan sebagai guru siap belajar untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sehingga siswa dapat belajar lebih menyenangkan, kreatif, dan mandiri. “Kami sebagai guru siap untuk mempelajari nilai filosofi yang diusung dalam Kurikulum Merdeka,” tutur Desri.
Merespon hal tersebut, Kiki menjelaskan bahwa inti dari Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 adalah sama, namun filosofinya berbeda. “Perbedaan mendasarnya, di Kurikulum 2013 materi kurikulum harus diajarkan kepada siswa, tetapi di Kurikulum Merdeka, materi kurikulum dapat dipilih oleh siswa. Jadi, di Kurikulum Merdeka guru membersamai murid dalam mencapai kesuksesan capaian pembelajaran,” urai Dirjen Kiki.
Seusai audiensi dan diskusi, Dirjen Kiki berkesempatan melihat proses pembelajaran serta beraktifitas dengan siswa di SMKN 1 dilanjutkan dengan menyambangi SDN V Bintara, Kota Bekasi. Ia merasa kagum saat melihat aktifitas siswa kelas IV SD yang melakukan pembelajaran tentang Pancasila. Mereka dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok mandiri, berpikir kritis, gotong royong, dan kreatif.
“Kami merasa bersyukur, Kemendikbudristek dapat melihat langsung pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka yang kami lakukan mulai tahun ajaran baru ini. Kami merasa tertantang mendaftarkan diri untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka lewat jalur Mandiri Berubah di kelas I dan IV karena melihat potensi GTK di sekolah kami selalu menghendaki belajar hal baru,” ungkap Kepala SDN V Bintara, Lilis Kurnialis saat mendampingi rombongan Kemendikbudristek.
Mengakhiri rangkaian kegiatan, Dirjen Kiki menekankan bahwa Pemantauan Implementasi Kurikulum Merdeka yang dilaksanakan serempak di 167 kabupaten/kota di Indonesia merupakan komitmen kuat dari Kemendikbudristek dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan serta menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul sejalan dengan harapan menciptakan profil Pelajar Pancasila.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Dapatkan informasi lengkap tentang Merdeka Belajar melalui: http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 437/sipers/A6/VII/2022
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1484 kali
Editor :
Dilihat 1484 kali