Kemendikbudristek Dorong Terciptanya SDM Indonesia Berkarakter Unggul dan Melek Teknologi 13 Agustus 2022 ← Back
Jakarta, 12 Agustus 2022 --- Menyikapi perkembangan teknologi global dewasa ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkomitmen menyiapkan generasi penerus yang memiliki ketahanan dalam menjawab berbagai tantangan zaman. Salah satunya adalah tantangan pembelajaran yang dihadapi akibat pandemi Covid-19 di mana masyarakat dunia harus beradaptasi dengan secara masif memanfaatkan teknologi informasi digital dalam keseharian.
Berangkat dari kondisi inilah peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (2022) mengusung tema “Transformasi dan Inovasi Pendidikan melalui Teknologi”. Dengan harapan, tercipta SDM Indonesia yang berkarakter dan mumpuni dari sisi kompetensi teknologi untuk menjawab tantangan masa depan.
“Dua catatan inilah yang membuat kita mengangkat tema untuk Hari Teknologi Nasional tahun ini di mana teknologi yang semakin murah dan mudah kita dapatkan saat ini betul-betul menjadi dorongan yang positif dalam peningkatan tumbuh kembang peserta didik semua,” ucap Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbudristek, Muhamad Hasan Chabibie dalam Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB): Ekosistem Teknologi untuk Akselerasi Pendidikan Indonesia, di Jakarta, Kamis (11/8).
Kemendikbudristek melalui Pusdatin terus mendorong pemanfaatan teknologi informasi secara masif guna memastikan agar kualitas pendidikan Indonesia melompat makin tinggi. “Sebab, kompetensi di bidang teknologi untuk menjawab tantangan masa depan sangat dibutuhkan. Dengan kata lain, teknologi hadir sebagai solusi,” imbuhnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau berbagai pihak berkolaborasi dalam memupuk tumbuhnya ekosistem teknologi digital yang sesuai dengan kebutuhan pengguna layanan pendidikan. “Kami bergotong royong dengan semua pihak yang memiliki fokus yang sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita melalui pemanfataan teknologi sebagai titik pijak lompatan menuju masa depan yang lebih baik,” ujar Kapusdatin.
Salah satu terobosan berbasis teknologi yang telah diluncurkan Kemendikbudristek adalah platform kedaireka yang mempertemukan kampus dengan industri. Setidaknya terdapat lebih dari 1.900 proposal riset yang difasilitasi kedaireka. Pada tahun 2021, Kemendikbudristek telah berhasil melibatkan lebih dari seribu perguruan tinggi serta menyalurkan dana padanan (matching fund) sebesar Rp1,4 triliun untuk matching fund Dikti dan Rp247 miliar untuk matching fund Diksi.
“Berangkat dari adanya ketidakmerataan akses yang dialami oleh sebagian besar insan dikti dan vokasi dari berbagai profesi. Dengan teknologi digital kita buat marketplace agar siapapun di perguruan tinggi (PT) maupun dosen bisa dia taruh idenya di Kedaireka. Jika dunia usaha dunia industri (DUDI) memiliki masalah yang ingin dibantu dipecahkan oleh insan PT dan vokasi, dia bisa submit di situ. Dengan demikian satu sama lain bisa saling memberi solusi bersama,” PMO Kedaireka, Willy Sakareza.
Ia menyampaikan harapannyannya, ke depan ‘perjodohan’ antara pendidikan vokasi dengan DUDI melalui Kedaireka bisa berlangsung lebih cepat dan lebih banyak menjaring peserta. “Kami ingin program ini berkelanjutan, supaya DUDI semakin tertarik dengan solusi yang ditawarkan akademisi. Maka kami mendorong agar akademisi semakin aktif terlibat di platform ini,” pesannya yang menekankan pentingnya kolaborasi antarberbagai pihak dalam pemanfaatan teknologi untuk menciptakan solusi yang membawa banyak kemaslahatan.
Kemudian, Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang diluncurkan bersama Kurikulum Merdeka pada awal tahun 2022 telah membantu lebih dari 800 ribu guru untuk terus belajar, mengajar dengan lebih baik, dan berkarya. Produk-produk dalam platform Merdeka Mengajar disediakan untuk membantu Guru menerapkan pembelajaran paradigma baru, baik dengan menyediakan referensi pengajaran maupun melalui peningkatan kompetensi.
Pada kesempatan ini hadir mitra Kemendikbudristek yang bergerak di bidang pengembangan teknologi pembelajaran. Chief Technology Officer (CTO) GovTech Edu, Ibrahim Arief menyampaikan dukungannya untuk memberikan layanan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Berangkat dari komitmen yang sama, Kemendikbudristek menggandeng GovTech Edu berkolaborasi menghasilkan produk berteknologi tinggi sehingga saat perangkat tersebut digunakan dalam pembelajaran, dapat berguna secara maksimal sesuai dengan harapan.
“Saat kami ingin membangun perangkat teknologi berskala besar, kami kumpulan ahli yang sesuai dari kalangan industri, masyarakat dan profesional untuk berkolaborasi dengan kementerian khususnya Pusdatin sebagai pengelola data di Kemendikbudristek. Misi kami adalah bagaimana menjadi mitra yang baik untuk memecahkan permasalahan bersama-sama.
Dalam penjelasannya, Arief menyampaikan bahwa hingga saat ini pihaknya telah membangun banyak fitur di platform Merdeka Mengajar. Awalnya, tim berdiskusi dengan satuan kerja (satker) terkait permasalahan yang dihadapi dalam mengakselerasi pendidikan. Kemudian, tim turun ke berbagai daerah hingga pelosok untuk mengecek kebenaran hipotesa yang didapat dari satker sekaligus memperoleh umpan balik. Tim selanjutnya menanyakan kepada responden, apakah permasalahan dan solusi awal yang dipilih cocok.
“Setelah ini kita observasi datanya, kita analisa, uji testing, jika belum cocok kita evaluasi dan literasi ulang,” urainya. Ia mengklaim, rerata pengguna platform Merdeka Belajar saat ini mencapai Rp2,7 juta perbulan dan selama enam bulan terakhir banyak fitur tambahan yang dikembangkan untuk menjawab kebutuhan pengguna.
Arief lebih lanjut menegaskan bahwa konsep besar untuk platform Merdeka Mengajar adalah bagaimana memperkaya konten pembelajaran bagi pendidik. Meski tidak selalu konten tersebut disediakan pemerintah, namun dengan adanya platform ini, guru-guru bisa memperkaya model pembelajaran melalui sebuah sarana yang memungkinkan mereka dapat belajar satu sama lain.
“Kita sangat suka sekali melihat data-data terkait platform ini ternyata banyak yang merasa terbantu dan berbagai masukan akan terus kita inovasi dan kita evaluasi lagi untuk meningkatkan kualitas produk sesuai harapan pengguna,” tegasnya seraya berharap produk yang dihasilkan dapat tepat guna dan menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi pengguna layanan pendidikan.
Arief berharap, seluruh pemangku kepentingan di dunia pendidikan Indonesia bisa berkolaborasi dan saling memberikan masukan untuk menghasilkan teknologi-teknologi terbaik.
Fitriana, Guru Pegiat Platform Merdeka Mengajar membenarkan bahwa teknologi menjadi sebuah solusi untuk para guru dalam menciptakan konten dalam rangka membimbing peserta didik. “Kami sangat ingin peserta didik kami mampu menghadapi tantangan dunia saat ini dan di masa depan dengan menguasai teknologi. Namun saya berharap, generasi penerus bangsa bisa cakap memanfaatkan teknologi, mereka selektif memilih penggunaannya,” pungkasnya yang berharap para siswa bisa bijak menggunakan teknologi dan tetap mengutamakan empati dalam berinteraksi sosial.
Pada momentum Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-27, Kemendikbudristek mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergabung dalam gerakan transformasi pendidikan nasional melalui Merdeka Belajar. Unduh Lembar Fakta mengenai Ekosistem Teknologi Kemendikbudristek di teknologi.kemdikbud.go.id. Selain itu, masyarakat juga masih bisa mengikuti pameran virtual Hakteknas Tahun 2022 melalui hakteknas2022.kemdikbud.go.id. (Denty/Editor Aline)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2990 kali
Editor :
Dilihat 2990 kali