SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) Kembali Gelar Pelatihan Metodologi Pengajaran BIPA 22 Agustus 2022 ← Back
Jakarta, 22 Agustus 2022 --- Setelah berhasil melatih 272 calon pengajar dan pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) pada 2021, Southeast Asia Ministers of Education Organization (SEAMEO) Regional Center for Quality Improvement of Teachers and Education Personnel (QITEP) in Language (SEAQIL) kembali menggelar Pelatihan Metodologi Pengajaran BIPA tahun 2022. Tahun ini, sebanyak 236 pengajar BIPA dari berbagai negara akan mengikuti kegiatan pelatihan secara daring yang dibagi ke dalam dua gelombang.
Gelombang I akan dilaksanakan pada 22 s.d. 26 Agustus 2022 dan diikuti oleh 110 orang berasal dari delapan negara yaitu Myanmar, Filipina, Indonesia, Thailand, Timor Leste, Tiongkok, Amerika Serikat, dan Bulgaria. Sementara itu, gelombang II akan dilaksanakan pada 5 s.d. 9 September 2022 dengan jumlah peserta sebanyak 126 orang berasal dari sebelas negara, yaitu Filipina, Indonesia, Laos, Myanmar, Thailand, Timor Leste, Vietnam, Tiongkok, Amerika Serikat, Australia, serta Bulgaria.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) Republik Indonesia untuk Myanmar, Iza Fadri, menyambut positif kegiatan pelatihan metodologi BIPA yang dilaksanakan oleh SEAQIL. “Pengajar BIPA sebagai kunci dalam pembelajaran BIPA perlu secara kontinu dikembangkan. Selain mendalami Bahasa Indonesia, metodologi pembelajaran BIPA perlu terus menerus disesuaikan dengan perkembangan,” tutur Dubes Iza dalam sambutannya saat membuka acara pelatihan secara daring, pada Senin (22/8).
Dubes Iza menyampaikan apresiasi kepada SEAQIL yang terus mempromosikan pelatihan peningkatan kualitas pengajaran bahasa-bahasa di Asia Tenggara untuk meningkatkan pemahaman antarbangsa se-Asia Tenggara dan pemahaman mengenai budaya di Asia Tenggara oleh kawasan lain di dunia.
“Secara khusus saya mengapresiasi kegiatan pengajaran BIPA yang telah dan akan dilaksanakan di waktu yang akan datang oleh para pengajar BIPA, baik di Indonesia maupun di mancanegara,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Dubes Iza mengatakan bahwa para pengajar BIPA merupakan duta-duta diplomasi budaya Indonesia karena turut memperkenalkan Indonesia kepada bangsa lain melalui bahasa dan budaya. “Di dalam diri pengajar BIPA dapat disebutkan terdapat pertemuan aspek-aspek budaya Indonesia dan budaya penutur asing. Melalui wawasan yang lebih lengkap mengenai keindonesiaan serta pemahaman mengenai karakteristik penutur asing, maka hal ini juga dapat turut memperkaya pengajaran BIPA dalam tataran praktik di lapangan,” ujarya.
Sementara itu, Direktur SEAQIL, Luh Anik Mayani mengatakan kegiatan Pelatihan Metodologi Pengajaran BIPA bertujuan memberikan penyegaran pengetahuan kepada para pengajar melalui paparan materi dan forum berbagi praktik baik pengajaran BIPA. “Melalui kegiatan ini, para pengajar diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pedagogisnya dalam pengajaran BIPA,” imbuh Luh Anik dalam laporannya.
Luh Anik menyampaikan, para pengajar BIPA yang mengikuti pelatihan ini tidak hanya berasal dari penyelenggara BIPA yang berada di bawah instansi pemerintah, tetapi juga berasal dari lembaga kursus, perguruan tinggi, sekolah pendidikan kerja sama, Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN), dan juga pengajar privat.
Selanjutnya, kata Luh Anik, berdasarkan pengalaman mengajar, peserta pelatihan ini sangat beragam, mulai dari pengajar yang baru memulai karier sebagai pengajar BIPA sampai dengan pengajar BIPA yang sudah memiliki pengalaman mengajar selama lebih dari 15 tahun. “Melalui forum berbagi praktik baik dalam pelatihan ini, peserta diharapkan saling berbagi pengalaman, saling memperoleh inspirasi praktik pengajaran BIPA dan dapat mengadaptasinya dalam pengajaran di kelas untuk meningkatkan kualitas pengajarannya,” ucapnya.
Untuk menjamin kualitas pelatihan ini, kata Luh Anik, para pengajar yang akan mendampingi para peserta merupakan para pakar dan pengajar BIPA, seperti dari APBIPA Bali, Afiliasi Pengajar dan Pegiat BIPA (APPBIPA), INCULS Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Keio Jepang, SILN, dan lembaga/sekolah penyelenggara BIPA lainnya, baik dari Indonesia maupun luar negeri.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 523/sipers/A6/VIII/2022
Gelombang I akan dilaksanakan pada 22 s.d. 26 Agustus 2022 dan diikuti oleh 110 orang berasal dari delapan negara yaitu Myanmar, Filipina, Indonesia, Thailand, Timor Leste, Tiongkok, Amerika Serikat, dan Bulgaria. Sementara itu, gelombang II akan dilaksanakan pada 5 s.d. 9 September 2022 dengan jumlah peserta sebanyak 126 orang berasal dari sebelas negara, yaitu Filipina, Indonesia, Laos, Myanmar, Thailand, Timor Leste, Vietnam, Tiongkok, Amerika Serikat, Australia, serta Bulgaria.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) Republik Indonesia untuk Myanmar, Iza Fadri, menyambut positif kegiatan pelatihan metodologi BIPA yang dilaksanakan oleh SEAQIL. “Pengajar BIPA sebagai kunci dalam pembelajaran BIPA perlu secara kontinu dikembangkan. Selain mendalami Bahasa Indonesia, metodologi pembelajaran BIPA perlu terus menerus disesuaikan dengan perkembangan,” tutur Dubes Iza dalam sambutannya saat membuka acara pelatihan secara daring, pada Senin (22/8).
Dubes Iza menyampaikan apresiasi kepada SEAQIL yang terus mempromosikan pelatihan peningkatan kualitas pengajaran bahasa-bahasa di Asia Tenggara untuk meningkatkan pemahaman antarbangsa se-Asia Tenggara dan pemahaman mengenai budaya di Asia Tenggara oleh kawasan lain di dunia.
“Secara khusus saya mengapresiasi kegiatan pengajaran BIPA yang telah dan akan dilaksanakan di waktu yang akan datang oleh para pengajar BIPA, baik di Indonesia maupun di mancanegara,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Dubes Iza mengatakan bahwa para pengajar BIPA merupakan duta-duta diplomasi budaya Indonesia karena turut memperkenalkan Indonesia kepada bangsa lain melalui bahasa dan budaya. “Di dalam diri pengajar BIPA dapat disebutkan terdapat pertemuan aspek-aspek budaya Indonesia dan budaya penutur asing. Melalui wawasan yang lebih lengkap mengenai keindonesiaan serta pemahaman mengenai karakteristik penutur asing, maka hal ini juga dapat turut memperkaya pengajaran BIPA dalam tataran praktik di lapangan,” ujarya.
Sementara itu, Direktur SEAQIL, Luh Anik Mayani mengatakan kegiatan Pelatihan Metodologi Pengajaran BIPA bertujuan memberikan penyegaran pengetahuan kepada para pengajar melalui paparan materi dan forum berbagi praktik baik pengajaran BIPA. “Melalui kegiatan ini, para pengajar diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pedagogisnya dalam pengajaran BIPA,” imbuh Luh Anik dalam laporannya.
Luh Anik menyampaikan, para pengajar BIPA yang mengikuti pelatihan ini tidak hanya berasal dari penyelenggara BIPA yang berada di bawah instansi pemerintah, tetapi juga berasal dari lembaga kursus, perguruan tinggi, sekolah pendidikan kerja sama, Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN), dan juga pengajar privat.
Selanjutnya, kata Luh Anik, berdasarkan pengalaman mengajar, peserta pelatihan ini sangat beragam, mulai dari pengajar yang baru memulai karier sebagai pengajar BIPA sampai dengan pengajar BIPA yang sudah memiliki pengalaman mengajar selama lebih dari 15 tahun. “Melalui forum berbagi praktik baik dalam pelatihan ini, peserta diharapkan saling berbagi pengalaman, saling memperoleh inspirasi praktik pengajaran BIPA dan dapat mengadaptasinya dalam pengajaran di kelas untuk meningkatkan kualitas pengajarannya,” ucapnya.
Untuk menjamin kualitas pelatihan ini, kata Luh Anik, para pengajar yang akan mendampingi para peserta merupakan para pakar dan pengajar BIPA, seperti dari APBIPA Bali, Afiliasi Pengajar dan Pegiat BIPA (APPBIPA), INCULS Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Keio Jepang, SILN, dan lembaga/sekolah penyelenggara BIPA lainnya, baik dari Indonesia maupun luar negeri.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 523/sipers/A6/VIII/2022
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 944 kali
Editor :
Dilihat 944 kali