Semangat SDIT Fitrah Insani di Tahun Pertama Implementasikan Kurikulum Merdeka 06 Agustus 2022 ← Back
Bandung Barat, 6 Agustus 2022 --- Potret implementasi Kurikulum Merdeka selalu menarik untuk ditinjau dari dekat. Salah satunya sekolah pelaksananya adalah SD Islam Terpadu (IT) Fithrah Insani di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.
Sekolah yang baru tahun ini menjalankan Kurikulum Merdeka di kelas 1 dan 4 tersebut, menyambut baik konsep Kurikulum Merdeka yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik. Meski awalnya merasa khawatir dengan bagaimana cara mengimplementasikannnya, namun kepala sekolah beserta para guru semangat untuk terus menggali informasi dari berbagai sumber terkait Kurikulum Merdeka ini.
Sekretaris Jenderal Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Sesditjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nunuk Suryani mengapresiasi pilihan SD IT Fithrah Insani untuk menjalankan Kurikulum Merdeka. "Saya berterima kasih karena selama ini sekolah sudah melakukan pembelajaran dengan baik terlihat dari apa yang ditunjukkan dari hasil belajar siswa. Terlebih juga sudah memilih mengimplementasikan Kurikulum Merdeka," tuturnya dalam sambutan di Aula SD IT Fithrah Insani, Jumat (5/8).
Sesditjen GTK menyarankan agar implementasi Kurikulum Merdeka lebih mudah, guru dapat memanfaatkan paltform Merdeka Mengakar, menggunakan modul pembelajaran serta menghidupkan ruang-ruang diskusi dan sarana belajar mandiri baik secara daring, luring intra sekolah maupun antarsekolah.
Menyikapi berbagai kendala yang mungkin muncul dalam implementasi Kurikulum Merdeka, Nunuk berharap seluruh ekosistem pendidikan yang terlibat dapat terus semangat untuk belajar menciptakan model pembelajaran terbaik sebagai jawaban atas masalah yang muncul di lapangan.
"Inti dari Kurikulum Merdeka adalah belajar, refleksi, evaluasi, begitu seterusnya untuk mencari dan meramu metode yang tepat bagi masing-masing sekolah. Sekolah yang sudah berhasil harus mau mengimbaskan praktik baiknya bagi sekolah lain," tegasnya.
Kepala Sekolah SD IT Fithrah Insani, Elis Hanasah menyampaikan, untuk menunjang pelaksanaan Kurikulum Merdeka, pihaknya melakukan pembinaan mandiri dengan melibatkan pengawas. "Ini kebijakan yang kami ambil," ucapnya ketika menerima kunjungan Direktorat GTK.
Kepala Dinas Kabupaten Bandung Barat, Asep Dendih menyatakan kesiapannya untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka di wilayahnya. "Kami siap berkomitmen bersama pemerintah kabupaten dan kota," ujarnya.
Samsu Nurjaman, Wali Kelas 4 menyambut baik Kurikulum Merdeka karena menurutnya memberi ruang yang luas kepada peserta didik untuk berkreasi dan mengeksplorasi potensi diri.
"Berdiskusi dengan sesama guru menjadi cara terbaik untuk menentukan model pembelajaran terbaik bagi anak," ujarnya yakin karena untuk mempelajari Kurikulum Merdeka guru diberi keleluasaan untuk belajar secara daring maupun saling berbagi antarguru.
Shinta Kania Ariani salah seorang guru kelas 4 mengawali pembelajaran dengan memetakan kondisi peserta didik. Kurikulum Merdeka menurutnya membantu pendidik memiliki model pengajaran yang lebih kreatif dan menarik.
"Saya mengelompokkan anak-anak berdasarkan karakter belajarnya apakah auditori, visual, dan lain-lain. Kemudian, antarguru dan kepala sekolah juga menjalin diskusi yang efektif sebagai bentuk evaluasi dan penyempurnaan atas kondisi pembelajaran di sekolah," kata dia.
Dua orang siswa perwakilan kelas 4 yaitu Altaf Tsaqiif Raiya Putra dan Gibran Athariezz Calief mengaku senang dengan Kurikulum Merdeka. "Wawasan kami lebih luas, kami lebih paham dengan materi yang diajarkan karena ada praktik langsung ke lapangan," tutur kedua siswa yang menyukai pelajaran sains itu.
Wakil Kepsek SD IT Fithrah Insani, Abdul Aziz Ramdhani juga menyebut bahwa dengan Kurikulum Merdeka membuat guru banyak belajar beradaptasi dengan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
"Untuk memaksimalkan metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa, kami menggagas pertemuan rutin sepekan sekali di semua level kelas melibatkan guru dari semua mata pelajaran. Dalam waktu dekat kita adakan pelatihan yang melibatkan pengawas," urainya.
SD IT Fithrah Insani saat ini memiliki 1.417 peserta didik dan 112 guru. Wakasek optimistis, implementasi Kurikulum Merdeka yang pembelajarannya berorientasi kepada peserta didik akan menambah animo calon peserta didik baru untuk bersekolah di SD IT Fithrah Insani.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#MerdekaMengajar
#ImplementasiKurikulumMerdeka
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan, Teknologi Nomor: 479/sipers/A6/VIII/2022
Sekolah yang baru tahun ini menjalankan Kurikulum Merdeka di kelas 1 dan 4 tersebut, menyambut baik konsep Kurikulum Merdeka yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik. Meski awalnya merasa khawatir dengan bagaimana cara mengimplementasikannnya, namun kepala sekolah beserta para guru semangat untuk terus menggali informasi dari berbagai sumber terkait Kurikulum Merdeka ini.
Sekretaris Jenderal Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Sesditjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nunuk Suryani mengapresiasi pilihan SD IT Fithrah Insani untuk menjalankan Kurikulum Merdeka. "Saya berterima kasih karena selama ini sekolah sudah melakukan pembelajaran dengan baik terlihat dari apa yang ditunjukkan dari hasil belajar siswa. Terlebih juga sudah memilih mengimplementasikan Kurikulum Merdeka," tuturnya dalam sambutan di Aula SD IT Fithrah Insani, Jumat (5/8).
Sesditjen GTK menyarankan agar implementasi Kurikulum Merdeka lebih mudah, guru dapat memanfaatkan paltform Merdeka Mengakar, menggunakan modul pembelajaran serta menghidupkan ruang-ruang diskusi dan sarana belajar mandiri baik secara daring, luring intra sekolah maupun antarsekolah.
Menyikapi berbagai kendala yang mungkin muncul dalam implementasi Kurikulum Merdeka, Nunuk berharap seluruh ekosistem pendidikan yang terlibat dapat terus semangat untuk belajar menciptakan model pembelajaran terbaik sebagai jawaban atas masalah yang muncul di lapangan.
"Inti dari Kurikulum Merdeka adalah belajar, refleksi, evaluasi, begitu seterusnya untuk mencari dan meramu metode yang tepat bagi masing-masing sekolah. Sekolah yang sudah berhasil harus mau mengimbaskan praktik baiknya bagi sekolah lain," tegasnya.
Kepala Sekolah SD IT Fithrah Insani, Elis Hanasah menyampaikan, untuk menunjang pelaksanaan Kurikulum Merdeka, pihaknya melakukan pembinaan mandiri dengan melibatkan pengawas. "Ini kebijakan yang kami ambil," ucapnya ketika menerima kunjungan Direktorat GTK.
Kepala Dinas Kabupaten Bandung Barat, Asep Dendih menyatakan kesiapannya untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka di wilayahnya. "Kami siap berkomitmen bersama pemerintah kabupaten dan kota," ujarnya.
Samsu Nurjaman, Wali Kelas 4 menyambut baik Kurikulum Merdeka karena menurutnya memberi ruang yang luas kepada peserta didik untuk berkreasi dan mengeksplorasi potensi diri.
"Berdiskusi dengan sesama guru menjadi cara terbaik untuk menentukan model pembelajaran terbaik bagi anak," ujarnya yakin karena untuk mempelajari Kurikulum Merdeka guru diberi keleluasaan untuk belajar secara daring maupun saling berbagi antarguru.
Shinta Kania Ariani salah seorang guru kelas 4 mengawali pembelajaran dengan memetakan kondisi peserta didik. Kurikulum Merdeka menurutnya membantu pendidik memiliki model pengajaran yang lebih kreatif dan menarik.
"Saya mengelompokkan anak-anak berdasarkan karakter belajarnya apakah auditori, visual, dan lain-lain. Kemudian, antarguru dan kepala sekolah juga menjalin diskusi yang efektif sebagai bentuk evaluasi dan penyempurnaan atas kondisi pembelajaran di sekolah," kata dia.
Dua orang siswa perwakilan kelas 4 yaitu Altaf Tsaqiif Raiya Putra dan Gibran Athariezz Calief mengaku senang dengan Kurikulum Merdeka. "Wawasan kami lebih luas, kami lebih paham dengan materi yang diajarkan karena ada praktik langsung ke lapangan," tutur kedua siswa yang menyukai pelajaran sains itu.
Wakil Kepsek SD IT Fithrah Insani, Abdul Aziz Ramdhani juga menyebut bahwa dengan Kurikulum Merdeka membuat guru banyak belajar beradaptasi dengan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
"Untuk memaksimalkan metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa, kami menggagas pertemuan rutin sepekan sekali di semua level kelas melibatkan guru dari semua mata pelajaran. Dalam waktu dekat kita adakan pelatihan yang melibatkan pengawas," urainya.
SD IT Fithrah Insani saat ini memiliki 1.417 peserta didik dan 112 guru. Wakasek optimistis, implementasi Kurikulum Merdeka yang pembelajarannya berorientasi kepada peserta didik akan menambah animo calon peserta didik baru untuk bersekolah di SD IT Fithrah Insani.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#MerdekaMengajar
#ImplementasiKurikulumMerdeka
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan, Teknologi Nomor: 479/sipers/A6/VIII/2022
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1349 kali
Editor :
Dilihat 1349 kali