Ekosistem Kedaireka Ciptakan Riset yang Mengedepankan Kolaborasi dan Inovasi Berkelanjutan 26 Oktober 2022 ← Back
Jakarta, 26 Oktober 2022—Inovasi menjadi faktor penting yang berdampak pada peningkatan produktivitas dan pertumbuhan suatu negara. Oleh karenanya untuk mengakselerasi pertumbuhan, Indonesia perlu membentuk ekosistem kolaborasi antara industri dan pendidikan. Guna mendukung Indonesia Emas 2045 dan membentuk learning ecosystem antara Dunia Industri (DUDI) dengan pendidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbud, melalui Kedaireka melakukan “Kick Off Program Ekosistem Kedaireka”.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menyampaikan tentang pentingnya sebuah ekosistem riset yang berkelanjutan dan mampu menjawab berbagai persoalan riil yang sedang dihadapi. Oleh karena itu, ia berharap Ekosistem Kedaireka dapat terus berkembang menjadi ekosistem teknologi yang kuat di Indonesia.
Dalam sambutannya pada peluncuran “Kick Off Program Ekosistem Kedaireka” yang mengusung tema “Collaborate and Innovate for a Sustainable Future” itu, Mendikbudristek berharap agar program yang telah diluncurkan secara daring pada akhir September 2022 tersebut dapat menginspirasi banyak pihak untuk berinovasi dan berkolaborasi.
Selama dua tahun, Kedaireka telah menjadi “biro jodoh” yang andal dan mampu menjembatani ribuan riset dan inovasi di perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia industri dan masyarakat luas. Harapannya sektor-sektor lain juga dapat terinspirasi dari program yang dijalankan Kedaireka.
“Saya ingin berterima kasih kepada tim Kedaireka dan perguruan tinggi kita yang telah mendukung dan mewujudkan berbagai program dalam Ekosistem Kedaireka ini. Sekali lagi saya juga ingin mengajak seluruh perguruan tinggi, mitra industri, dan pemerintah daerah untuk berkolaborasi dalam Ekosistem Kedaireka. Karena tidak ada inovasi tanpa kolaborasi,” ujar Nadiem pada Jumat (21/10) di Hotel Borobudur, Jakarta.
Sementara itu, Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Plt. Dirjen Diktiristek) Kemendikbudristek, Nizam mengatakan bahwa Kedaireka meluncurkan inisiasi Ekosistem Kedaireka berisikan program-program yang diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan membuka peluang kolaborasi lainnya bagi insan perguruan tinggi dan mitra industri.
Program CEO Mentorship, sebagai bagian dari Ekosistem Kedaireka bertujuan meningkatkan minat insan perguruan tinggi, umum dan industri dalam berkolaborasi serta berinovasi melalui cerita pengalaman para pemimpin dan ahli di bidangnya. Oleh karenanya, perwakilan insan perguruan tinggi, mitra industri serta masyarakat umum yang hadir kata Nizam, diharapkan dapat memahami urgensi menciptakan ekosistem kolaborasi dan pentingnya memprioritaskan inovasi di berbagai macam industri.
“Melalui program ini, insan perguruan tinggi dan industri diharapkan terinspirasi mengambil aksi nyata serta berani berinovasi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada,” ujar Nizam ketika membuka kegiatan CEO Mentorship.
Ekosistem Kedaireka diawali dengan dua kegiatan yakni CEO Mentorship dan RekaTalks. Kegiatan ini menghadirkan pemateri yang berasal dari pejabat pemerintah, akademisi dari perguruan tinggi, praktisi dari petinggi DUDI dan penerima manfaat program Dana Padanan (Matching Fund) Kedaireka.
Acara CEO Mentorship sendiri mengangkat tema utama “Ekosistem Kolaborasi untuk Inovasi”. Di dalamnya terdapat sesi berbagi (sharing session) yang intensif oleh pejabat pemerintah dan petinggi DUDI untuk meningkatkan pertukaran wawasan dan pengembangan diri insan perguruan tinggi.
Adapun pemateri yang hadir yaitu Mendikbudristek; Founder AC Ventures & KADIN Indonesia, Pandu Sjahrir; Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka; dan CEO Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA), Tri Mumpuni.
Selanjutnya, kegiatan kedua yaitu RekaTalks mengangkat dua tema yakni “Digitalisasi ekonomi dan inovasi yang inklusif: Merangkai ulang environmental social governance (ESG) pasca pandemi” dan “Ekonomi Biru: Eksplorasi Kolaborasi Inovasi Untuk Meningkatkan Ekonomi Berkelanjutan”. Kegiatan ini menghadirkan kisah-kisah inspiratif dari Insan Perguruan Tinggi dan DUDI penerima manfaat program Matching Fund Kedaireka 2021-2022 yang terpilih.
Sesi pertama yang mengangkat tema “Digitalisasi ekonomi dan inovasi yang inklusif: Merangkai ulang environmental social governance (ESG) pasca pandemi” diisi oleh pemateri Rektor IPB University,Arif Satria; Anggota DPR RI Komisi X dan Ketua Umum KADIN Lampung, Muhammad Kadafi; serta Pengusul Matching Fund 2022 dari Universitas Surabaya, Artiawati.
Selanjutnya sesi kedua dengan tema “Ekonomi Biru: Eksplorasi Kolaborasi Inovasi Untuk Meningkatkan Ekonomi Berkelanjutan” diisi oleh pemateri Co-Founder dan CMO Octopus Indonesia, Hamish Daud; Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN, Tedi Bharata; dan Pengusul Matching Fund 2022 dari Universitas Mulawarman, Esti Handayani Hardi.
Ketika membuka rangkaian kegiatan RekaTalks Pelaksana tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Plt. Sesditjen Diktiristek) Kemendikbudristek, Tjitjik Sri Tjahjandarie mengatakan bahwa RekaTalks adalah salah satu bagian dari Ekosistem Kedaireka yang diharapkan menjadi ajang promosi bagi inovasi-inovasi insan perguruan tinggi.
Inovasi tersebut kata Tjitjik, tidak terbatas pada reka cipta saja namun diharapkan mampu menginspirasi dan mengobarkan semangat insan perguruan tinggi dan mitra industri di seluruh Indonesia untuk berinovasi dan berkolaborasi demi kemajuan bangsa Indonesia.
“Acara ini diharapkan membangun kesadaran dan pengetahuan public mengenai keberadaan Kedaireka sebagai sebuah ekosistem kolaborasi dan inovasi antara perguruan tinggi dan industri. Setelah awareness tersebut berhasil terbangun, diharapkan adanya peningkatan partisipasi public baik dari akademisi (perguruan tinggi) dan industri dalam kegiatan-kegiatan ekosistem Kedaireka,” pungkas Tjitjik.
Ekosistem Kedaireka terdiri dari tujuh program meliputi Kedaireka Academy, RekaTalks, Match Making Innovation Forum, RekaPitch, CEO Mentorship, RekaPreneur dan RekaPods. Selain CEO Mentorship dan RekaTalks yang telah dilaksanakan pada 21 Oktober 2022 di Jakarta, lima kegiatan lainnya akan dilaksanakan di beberapa kota besar di Indonesia pada periode Oktober 2022 hingga November 2022.
Dalam mencapai cita-cita Indonesia Emas tahun 2045, dibutuhkan kolaborasi multi-stakeholders untuk mempercepat dan mengonsolidasikan perubahan berkelanjutan baik dalam pola konsumsi maupun produksi. Hal ini dapat diakselerasi melalui hilirisasi inovasi dan teknologi. Saat ini, pengeluaran Indonesia dalam Research & Development (R&D) baru setara dengan 0,28 persen dari total PDB negara, hal ini cukup rendah dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran global dalam R&D yaitu 2,3 persen (World Bank, 2020). (Tim Kedaireka/Editor: Denty)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1313 kali
Editor :
Dilihat 1313 kali