Adaptasi, Inovasi dan Inspiratif, Syarat Mutlak Bagi Kemajuan SDM Pendidik 27 November 2022 ← Back
Jakarta, Kemendikbudristek—Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) senantiasa berfokus pada pengembangan kualitas SDM khususnya guru, kepala sekolah, dan pengawas. Semakin tingginya tuntutan kepada dunia pendidikan, perlu disadari tenaga kependidikan untuk secara konsisten memacu peningkatan kompetensinya secara adaptif.
Hal tersebut disampaikan Pelaksana tugas Direktur Jenderal (Plt. Dirjen) GTK, Nunuk Suryani yang menggarisbawahi pentingnya inovasi dan inspirasi dimiliki oleh seluruh tenaga kependidikan di Indonesia. “Kata inovatif dan inspiratif ini adalah bagian dari pekerjaan Bapak/Ibu dalam memimpin sekolah. Ini akan menempel terus di pundak Bapak/Ibu saat kembali ke komunitas belajar di daerahnya masing-masing,” ujarnya dalam acara Apresiasi Kepala Sekolah dan Pengawas Inspiratif 2022 di Jakarta, Jumat (25/11).
Menurut Nunuk Suryani, sekarang kepala sekolah dan pengawas harus menjadi mentor bagi guru dalam melewati transformasi pendidikan. “Dalam implementasi kebijakan Merdeka Belajar, sekarang kita menjalankan Kurikulum Merdeka di mana platform Merdeka Mengajar menjadi satu kesatuan di dalamnya. Oleh karena itu, kita harus bergerak bersama mengarahkan sistem pembelajaran yang berfokus kepada kebutuhan siswa,” pesannya.
Pengawas SMK, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Suyono yang ditemui selepas mengikuti upacara bendera memperingati puncak Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2022 di Kantor Kemendikbudristek menyampaikan bahwa
Sudah 15 tahun jadi pengawas.
upaya mengubah paradigma berpikir para pendidik maupun tenaga kependidikan tentang pembelajaran yang brediferensiasi pada Kurikulum Merdeka dilakukan dengan merapkan “Three Open” yaitu Open Mind, Open Heart, dan Open Will.
Pertama, Open Mind yakni mengubah pola pikirnya dengan wawasan dan informasi baru sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Kedua, Open Heart, hatinya harus ikhlas menerima perubahan. Ketiga, Open Will, melakukan suatu perubahan tindakan kinerja yang mampu menggerakkan dan memotivasi kepala sekolah dalam menciptakan suasana pembelajaran yang bahagia.
“Kami sebagai pengawas melihat Kurikulum Merdeka ini sangat tertantang untuk berinovasi dan berkreasi menuntun kodrat anak mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidup mereka,” ungkapnya.
Tantangan yang ia rasakan di lapangan adalah mempersiapkan guru-guru untuk melakukan perubahan karena selama ini mereka berada di zona nyaman sehingga sulit berubah. Untuk mengatasi hal tersebut, Suyono bersama rekan-rekan pengawas melakukan identifikasi terhadap kondisi pendidik.
“Kami mendata guru-guru berdasarkan kekuatan potensi mereka masing-masing dan dari situ kami memotivasi guru untuk terus mengasah kemampuannya agar ditularkan kepada peserta didik. Dalam hal pembelajaran, guru harus melihat karakteristik siswa dan mengembangkan potensi mereka sesuai bakat dan minat yang dimiliki,” jelas Suyono yang sudah menjadi pengawas selama 15 tahun.
Selain itu, Suhaidir Bachtiar, Kepsek SMPN 2 Rumbia, Kabupaten Jeneponto, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang turut hadir sebagai peserta upacara, menekankan pentingnya guru berinovasi melalui perkembangan teknologi digital. Sebab, peserta didik sekarang sudah maju dalam hal penggunaan teknolgi. “Kita tidak boleh ketinggalan,” tegasnya yang kala itu menggunakan baju adat khas Makassar.
Sepulangnya dari kegiatan ini, Suhaidir Nampak bersemangat untuk menularkan ilmu dan pengalamannya kepada rekan-rekan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah maupun daerahnya. “Saya bisa cerita bahwa ada 20 praktik baik yang dapat diterapkan. Saya terkesan dengan aplikasi yang dikembangkan rekan guru di Mojokerto dalam mendukung penerapan Kurikulum Merdeka. Selain itu, rekan saya dari Sulawesi Barat mengembangkan aplikasi asesmen diagnostik yang bisa diterapkan di gawai android,” tuturnya.
Suhaidir juga akan mengajak rekan-rekannya di daerah untuk lebih aktif membuat video pembelajaran. “Materi tentang pembuatan video sangat menarik bagi saya. Sekarang saya paham bagaimana melakukan proses pengambilan gambar dan membuat video secara utuh,” ucapnya antusias.
Ditjen GTK berupaya mengemas HGN tahun 2022 dalam rangkaian aktivitas yang menarik. Siang itu selepas upacara, kepala sekolah dan pengawas diajak panitia Ditjen GTK untuk menjajal mass rapid transit (MRT) dan berfoto di depan Patung Selamat Datang. Bertolak dari Kantor Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta; rombongan menuju Bundaran HI menaiki MRT. Meski masih menggunakan pakaian adat yang lengkap, para peserta nampak bersemangat mencoba moda transportasi yang umumnya baru kali pertama mereka rasakan. Setelah puas berswa foto di Bundaran HI, rombongan dibawa kembali ke Kantor Kemendikbudristek menggunakan bus Transjakarta.*** *(Denty A.)
Sumber :
Hal tersebut disampaikan Pelaksana tugas Direktur Jenderal (Plt. Dirjen) GTK, Nunuk Suryani yang menggarisbawahi pentingnya inovasi dan inspirasi dimiliki oleh seluruh tenaga kependidikan di Indonesia. “Kata inovatif dan inspiratif ini adalah bagian dari pekerjaan Bapak/Ibu dalam memimpin sekolah. Ini akan menempel terus di pundak Bapak/Ibu saat kembali ke komunitas belajar di daerahnya masing-masing,” ujarnya dalam acara Apresiasi Kepala Sekolah dan Pengawas Inspiratif 2022 di Jakarta, Jumat (25/11).
Menurut Nunuk Suryani, sekarang kepala sekolah dan pengawas harus menjadi mentor bagi guru dalam melewati transformasi pendidikan. “Dalam implementasi kebijakan Merdeka Belajar, sekarang kita menjalankan Kurikulum Merdeka di mana platform Merdeka Mengajar menjadi satu kesatuan di dalamnya. Oleh karena itu, kita harus bergerak bersama mengarahkan sistem pembelajaran yang berfokus kepada kebutuhan siswa,” pesannya.
Pengawas SMK, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Suyono yang ditemui selepas mengikuti upacara bendera memperingati puncak Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2022 di Kantor Kemendikbudristek menyampaikan bahwa
Sudah 15 tahun jadi pengawas.
upaya mengubah paradigma berpikir para pendidik maupun tenaga kependidikan tentang pembelajaran yang brediferensiasi pada Kurikulum Merdeka dilakukan dengan merapkan “Three Open” yaitu Open Mind, Open Heart, dan Open Will.
Pertama, Open Mind yakni mengubah pola pikirnya dengan wawasan dan informasi baru sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Kedua, Open Heart, hatinya harus ikhlas menerima perubahan. Ketiga, Open Will, melakukan suatu perubahan tindakan kinerja yang mampu menggerakkan dan memotivasi kepala sekolah dalam menciptakan suasana pembelajaran yang bahagia.
“Kami sebagai pengawas melihat Kurikulum Merdeka ini sangat tertantang untuk berinovasi dan berkreasi menuntun kodrat anak mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidup mereka,” ungkapnya.
Tantangan yang ia rasakan di lapangan adalah mempersiapkan guru-guru untuk melakukan perubahan karena selama ini mereka berada di zona nyaman sehingga sulit berubah. Untuk mengatasi hal tersebut, Suyono bersama rekan-rekan pengawas melakukan identifikasi terhadap kondisi pendidik.
“Kami mendata guru-guru berdasarkan kekuatan potensi mereka masing-masing dan dari situ kami memotivasi guru untuk terus mengasah kemampuannya agar ditularkan kepada peserta didik. Dalam hal pembelajaran, guru harus melihat karakteristik siswa dan mengembangkan potensi mereka sesuai bakat dan minat yang dimiliki,” jelas Suyono yang sudah menjadi pengawas selama 15 tahun.
Selain itu, Suhaidir Bachtiar, Kepsek SMPN 2 Rumbia, Kabupaten Jeneponto, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang turut hadir sebagai peserta upacara, menekankan pentingnya guru berinovasi melalui perkembangan teknologi digital. Sebab, peserta didik sekarang sudah maju dalam hal penggunaan teknolgi. “Kita tidak boleh ketinggalan,” tegasnya yang kala itu menggunakan baju adat khas Makassar.
Sepulangnya dari kegiatan ini, Suhaidir Nampak bersemangat untuk menularkan ilmu dan pengalamannya kepada rekan-rekan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah maupun daerahnya. “Saya bisa cerita bahwa ada 20 praktik baik yang dapat diterapkan. Saya terkesan dengan aplikasi yang dikembangkan rekan guru di Mojokerto dalam mendukung penerapan Kurikulum Merdeka. Selain itu, rekan saya dari Sulawesi Barat mengembangkan aplikasi asesmen diagnostik yang bisa diterapkan di gawai android,” tuturnya.
Suhaidir juga akan mengajak rekan-rekannya di daerah untuk lebih aktif membuat video pembelajaran. “Materi tentang pembuatan video sangat menarik bagi saya. Sekarang saya paham bagaimana melakukan proses pengambilan gambar dan membuat video secara utuh,” ucapnya antusias.
Ditjen GTK berupaya mengemas HGN tahun 2022 dalam rangkaian aktivitas yang menarik. Siang itu selepas upacara, kepala sekolah dan pengawas diajak panitia Ditjen GTK untuk menjajal mass rapid transit (MRT) dan berfoto di depan Patung Selamat Datang. Bertolak dari Kantor Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta; rombongan menuju Bundaran HI menaiki MRT. Meski masih menggunakan pakaian adat yang lengkap, para peserta nampak bersemangat mencoba moda transportasi yang umumnya baru kali pertama mereka rasakan. Setelah puas berswa foto di Bundaran HI, rombongan dibawa kembali ke Kantor Kemendikbudristek menggunakan bus Transjakarta.*** *(Denty A.)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 582 kali
Editor :
Dilihat 582 kali