FTBI Rangkul Penutur Muda Maluku Utara Turut Melestarikan Bahasa Ibu   18 November 2022  ← Back


Ternate, Kemendikbudristek—Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) FTBI yang merupakan bagian dari implementasi kebijakan Merdeka Belajar Episode-17: Revitalisasi Bahasa Daerah menjadi bukti nyata langkah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam menggalakkan pelestarian bahasa daerah khususnya di kalangan generasi muda.

Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Badan Bahasa, Iwa Lukmana dalam sambutannya mengungkapkan bahwa bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menyampaikan cara pikir, merasa, dan berperilaku oleh para penuturnya. Oleh karena itu, semakin banyak bahasa daerah yang diselamatkan maka semakin beragam pula pola pikir yang diselamatkan.

“Para peserta yang merupakan tunas muda diharapkan dapat mengapresiasi bahasa daerah. Cara memuliakan bahasa daerah adalah dengan menggunakannya dalam setiap kemungkingan” tutur Iwa dalam sambutannya, Senin (14/11).

Pada kesempatan sama, Pemerintah Provinsi Maluku Utara yang diwakili oleh Asisten II Setda Maluku Utara Bidang Ekonomi dan Administrasi Pembangunan, Sri Hartati Hatari menyampaikan dukungan atas upaya Kemendikbudristek dalam melestarikan bahasa daerah.

“Melalui FTBI dapat dihasilkan tunas-tunas muda bahasa ibu dari berasal dari generasi muda,” ujarnya.

Kegiatan FTBI yang diselenggarakan di Kota Ternate, tanggal 14—17 November 2022 ini bertujuan untuk melakukan pelestarian bahasa daerah melalui pewarisan bahasa ibu kepada tunas-tunas atau generasi muda.

Sri Hartati mengatakan, Kantor Bahasa yang merupakan perpanjangan tangan dari Badan Bahasa menetapkan empat bahasa daerah yang akan direvitalisasi melalui kegiatan FTBI, yaitu bahasa Ternate di Kota Ternate, bahasa Makean Timur di Kabupaten Halmahera Selatan, bahasa Tobelo di Kabupaten Halmahera Utara, dan bahasa Sula di Kabupaten Kepulauan Sula.

“Tujuannya agar bahasa daerah tetap hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat,” ucapnya seraya menyampaikan rasa prihatin terhadap bahasa-bahasa daerah di Provinsi Maluku Utara yang berada pada kondisi kritis.

Menurut Sri Hartati, salah satu alasan mengapa bahasa daerah di Maluku Utara mengalami krisis adalah karena terjadi perkawinan campur antarsuku yang berbeda bahasa Ibu. Dengan demikian, bahasa yang digunakan di rumah adalah bahasa Indonesia.

Pemerintah Provinsi Maluku Utara juga memberikan apresiasi bagi Pemerintah Kota Ternate yang sudah memberlakukan penggunaan bahasa daerah di sekolah. Hal ini merupakan salah satu cara melestarikan bahasa Ternate. Sri juga berharap kabupaten-kabupaten lain yang ada di Provinsi Maluku Utara dapat melakukan hal yang sama.  

Kegiatan FTBI tahun ini di Ternate melibatkan 120 peserta yang terbagi atas 16 guru pendamping dan 104 siswa sekolah dasar (SD)/sederajat dan sekola menengah pertama (SMP) sederajat dari empat kabupaten/kota, serta para pendukung dari masing-masing sekolah yang berjumlah 87 orang. Turut hadir Asisten II Setda Maluku Utara Bidang Ekonomi dan Administrasi Pembangunan, Sri Hartati Hatari; Kepala Dinas Pendidikan Kota Ternate, Muslim Gani; serta Kepala Dinas kebudayaan Kota Ternate, Sarif Hi Sabatun.

Peserta FTBI tingkat Provinsi Maluku Utara akan mengikuti enam jenis perlombaan mengunakan bahasa daerah masing-masing, yakni lomba baca puisi, lomba mendongeng, lomba  tembang tradisi, lomba menulis cerita pendek dalam bahasa daerah, dan lomba lawakan tunggal (stand-up comedy). Peserta akan dinilai oleh delapan juri yang terdiri atas empat juri dari empat bahasa daerah yang direvitalisasi, satu juri dari Kantor Bahasa Maluku Utara, dan tiga juri umum.* (Mery/Denty A.)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2249 kali