Siapkan Lulusan Siap Kerja, SMK PK Latih Siswa untuk Disiplin dan Tanggung Jawab 29 November 2022 ← Back
Cirebon, Kemendikbudristek — Dalam kebijakan Merdeka Belajar episode ke-8, Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK) diharapkan dapat mendorong sekolahnya untuk berkolaborasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) agar mempersiapkan para lulusannya siap kerja di dunia usaha dan industri, baik dari segi keterampilan (hard skill) maupun karakter/sikap (soft skill). Berbagai upaya dilakukan sekolah-sekolah jenjang SMK untuk mewujudkannya, seperti yang dilakukan SMKN 1 Mundu dan SMK Presiden di Cirebon, Jawa Barat.
SMKN 1 Mundu yang merupakan SMKN pertama berbasis kemaritiman, kelautan, dan perikanan merupakan salah satu SMK PK percontohan. Pembentukan karakter layaknya taruna-taruni dapat terlihat, salah satunya dari sikap dan pembiasaan menggunakan seragam korps.
Kepala SMKN 1 Mundu, Ikhawanddin, menjelaskan bahwa sekolah yang dipimpinnya itu memiliki pola pembelajaran dan pembinanan yang berbeda dengan SMK lainnya. “Kami menciptakan suasana sekolah seperti di dunia kerja sesungguhnya dengan menerapkan disiplin seorang taruna dan taruni,” tuturnya.
Staf guru bidang kurikulum, Rahmat, mengatakan bahwa sudah lebih dari 70 DUDI yang bekerja sama dengan sekolah, sehingga sebelum lulus pun para siswa/i sudah ditawarkan bekerja di perusahaan luar dan dalam negeri. “Taruna dan taruni kami diminta oleh banyak perusahaan luar negeri maupun nasional sebelum lulus sekolah. Kebanyakan para taruna/i tertarik untuk bekerja di Jepang dan Korea,” katanya.
Hal serupa diterapkan di SMK Presiden, Cirebon. SMK Presiden mendidik para siswanya dengan disiplin dan etika ketika bekerja. Kepala Sekolah SMK Presiden, Ichawandin, menjelaskan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka yang mengutamakan praktik dan disiplin menjadi kunci keberhasilan para siswa.
“Kami menerapkan disiplin tidak hanya bagi siswa saja, namun para guru dituntut untuk memberikan contoh bagi anak didiknya,” ujarnya.
Staf guru bidang kurikulum di SMK Presiden, Muhammad Reza Ramadhan, menambahkan bahwa sekolah tersebut menerapkan Kurikulum Merdeka dengan pembelajaran yang lebih banyak praktik penerapan di lapangan, disertai pemberian sanksi di dalamnya. “Kami meminta siswa untuk menyepakati bersama sanksi jika salah satu temannya melanggar aturan yang berlaku. Sanksi yang disepakati tidak boleh menggunakan fisik, namun harus menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa itu sendiri,” tambahnya.
SMK Presiden Cirebon memiliki dua jurusan yang paling diminati di dunia industri dan dunia kerja, yakni Teknik Pengelasan dan Teknik Kendaraan Ringan. “Saat ini, kami sampai kekurangan siswa di kedua jurusan itu, karena permintaan industri banyak,” katanya.
Bagi SMKN Mundu dan SMK Presiden Cirebon, selain menyiapkan siswa dengan kompetensi yang baik, sikap dan tanggung jawab menjadi hal terpenting dalam dunia industri. (Devy Putri Puspitasari/Desliana Maulipaksi)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2754 kali
Editor :
Dilihat 2754 kali