Mahasiswa IISMA Rayakan Kain Tradisi dengan Tebar Nilai Inklusi di Berbagai Penjuru Dunia  22 Desember 2022  ← Back



Jakarta, Kemendikbudristek
- Mahasiswa penerima beasiswa (awardee) Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) tidak hanya menempuh proses pembelajaran di kampus top dunia, mereka juga menjadi duta budaya Indonesia dengan mempromosikan potensi seni budaya nusantara. Contohnya ketika merayakan momentum Hari Batik yang jatuh tiap tanggal 2 Oktober, para mahasiswa IISMA mengadakan “BATIK Challenge”. BATIK di sini merupakan kependekan dari Bracing Awareness, Togetherness, Inclusivity, and Kindness yang sekaligus semboyan kegiatan tersebut.

Sebagaimana semboyan tantangan ini yang menekankan pada nilai kebersamaan dan nilai inklusi, para awardee menggelar beragam kegiatan sosial atau bergabung dengan kegiatan sukarelawan atau layanan masyarakat di tempat mereka belajar. Di kawasan Eropa, awardees IISMA yang belajar di University of Pecs, Hungaria, misalnya, mereka menggelar kegiatan untuk anak-anak di Elemenytar, sebuah penitipan anak usia 4-14 tahun di kota Pecs. Mereka mengajak anak-anak untuk menggambar pola batik dan mewarnainya, memperkenalkan permainan tradisional Indonesia seperti lari kelereng dan juga lomba makan donat sebagai modifikasi dari lomba makan kerupuk. Di akhir acara, mereka juga membagikan cenderamata berupa tempat pensil bermotif Batik untuk anak-anak yang sudah sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan yang mereka gelar ini menunjukkan nilai inklusi yaitu merangkul semua, tak hanya yang seusia, namun generasi yang lebih muda, untuk bisa mengenal budaya Indonesia.

Sementara itu, di kawasan Amerika, awardees IISMA di Pontificia Universidad Catolica de Chile menggelar serangkaian kegiatan yang memberikan kontribusi bagi lingkungan, hewan, serta budaya Indonesia. Mereka membersihkan lingkungan kampus, memberi makanan hewan yang hidup di jalanan Santiago, dan menampilkan pagelaran gamelan di Museo del Sonido bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Santiago. Rangkaian kegiatan ini bertajuk “Memayu Hayuning Sesama, Memayu Hayuning Bawana” yang berarti berbagi kebaikan untuk sesama manusia, dan berbagi kebaikan untuk dunia.

Di Australia, awardees IISMA di Monash University membuka stan yang menawarkan berbagai kopi asli Indonesia, diantaranya, kopi Aceh, Lampung, Toraja, dan daerah penghasil kopi lainnya. Melalui secangkir kopi, mereka memberikan pengalaman rasa dan aroma, serta membuka perbincangan tentang Indonesia. Mereka juga mengajak pengunjung stan berdonasi untuk Literacy for Life Foundation, sebuah organisasi yang bergerak pada literasi masyarakat pribumi. Tak berhenti sampai di situ, mereka juga membuka stan foto agar mahasiswa kampus Monash University dapat berfoto dan mengkreasikan kain tradisi Indonesia yang tersedia di stan tersebut.

Di Inggris dan Irlandia, awardees di University College Cork menggelar kegiatan yang meliputi pameran kain tradisi Indonesia yang dilengkapi dengan keterangan yang informatif. Peserta dalam acara tersebut juga mendapatkan pengalaman langsung menggunakan kain tradisi Indonesia dan bahkan belajar proses membuat Batik dengan pelatihan mencanting. Selain itu, mereka mengajak para peserta berdonasi ke lembaga kanker UCC’s Cancer Society.

Di kawasan Asia, awardees di Chulalongkorn University mengikuti kegiatan peragaan busana dengan memeragakan kain tradisi Indonesia dan pelatihan melukis bersama sejumlah seniman lukis asli Indonesia, bekerja sama dengan KBRI Bangkok. Selain itu, mereka juga mendonasikan darah mereka melalui Palang Merah Thailand karena mereka percaya bahwa setetes darah mereka dapat membantu menyelamatkan kehidupan manusia, di manapun mereka berada.

Tak hanya di empat kampus di atas, BATIK Challenge ini diikuti oleh 1155 awardees IISMA di 72 perguruan tinggi kelas dunia di 26 negara di Kawasan Eropa, Amerika, Australia, dan Asia secara kolektif di masing-masing host university. Selama kegiatan berlangsung, tentunya para awardee menggunakan Batik serta kain tradisi Indonesia lainnya, untuk memperkenalkan keberagaman budaya Indonesia ke berbagai penjuru dunia. Dengan adanya BATIK Challenge ini, diharapkan IISMA yang merupakan salah satu program kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diluncurkan oleh Menteri Nadiem dapat mencapai tujuannya yaitu mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi lulusan yang tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin dengan menjunjung semangat kebangsaan yang tinggi.

“Kegiatan BATIK Challenge selain untuk mengenalkan budaya Indonesia di tingkat global juga menjadi ruang aktualisasi bagi para awardee IISMA untuk melatih kemampuan kolaborasi dan juga berkontribusi yang memberikan dampak positif untuk masyarakat di sekitar mereka dan untuk negeri,” tutur Kepala Program IISMA, Rachmat Sriwijaya.

Kegiatan BATIK Challenge ini merupakan manifestasi dari pesan Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam, saat melepas para awardee IISMA pada bulan September lalu. “Adik-adik sekalian adalah benar-benar wakil dari Indonesia untuk mengabarkan tentang negara kita ke komunitas internasional, disamping menimba ilmu ke luar negeri, menimba pengalaman dan membangun persahabatan global. Ini kesempatan yang sangat baik untuk mengenal dunia,” ucap Nizam.
 
“Ketika tiba di negara tujuan, kalian harus berpencar dalam membangun persahabatan global. Sampaikan kabar seluas-luasnya tentang masakan, lagu daerah, dan foto-foto tentang keindahan alam Indonesia. Kenalkan tentang keramahtamahan masyarakat Indonesia dan sampaikan bahwa Indonesia telah menjadi negara yang maju,” lanjutnya. (Tim MBKM)

Tim Media dan Promosi
Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA)

Website: https://site.iisma.id
Instagram: @iisma_ri
Facebook: Indonesian International Student Mobility Awards
YouTube: IISMA
Linkedin: Indonesian International Student Mobility Awards

Contact Person:
Sekar Sari (081216115001)
Ida Puspita (081318852414)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 98656 kali