Mendikbudristek: Makin Banyak Mahasiswa Mengikuti MBKM  26 Januari 2023  ← Back



Jakarta, 26 Januari 2023
– Dalam rapat kerja (raker) Komisi X DPR RI, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menjelaskan capaian pendidikan tinggi serta capaian pendidikan dan pelatihan vokasi. Untuk Pendidikan Tinggi, terdapat 493.484 mahasiswa melakukan studi di luar kampus, sebanyak Rp1,24 triliun dana padanan dari pihak industri digelontorkan dalam proyek kerja sama Kedaireka.
 
Hingga kini, lanjut Nadiem, terdapat 10 Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH) baru. Ada 6.679 program studi di Perguruan Tinggi yang diakreditasi Badan Akreditasi Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan ada 1.454 program studi dengan inovasi pembelajaran digital. Selain itu, sebanyak 1.194 mahasiswa menerima Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB).
 
“Saya sangat senang, karena hampir 500 ribu mahasiswa sudah mengikuti studi di luar kampus, mengubah hidupnya, mengubah rasa kepercayaan dirinya, belajar kompetensi dari perusahaan-perusahaan, kompetensi mengajar di lapangan, yang benar-benar mengembangkan daya kepemimpinan dan semangat sosialnya kepada Indonesia,” terang Mendikbudristek terkait Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada raker yang mengagendakan evaluasi program kerja dan anggaran Kemendikbudristek tahun 2022 dan persiapan pelaksanaan program kerja tahun 2023 di Gedung Nusantara Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Jakarta, Selasa (24/1).
 
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian secara khusus menyampaikan dukungannya atas perkembangan riset di perguruan tinggi yang digawangi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek). “Saya juga mendorong anak bangsa untuk menempuh pendidikan tinggi secara berkelanjutan,” kata Hetifah.
 
Kemendikbudristek, kata Nadiem, berhasil menemukan insentif yang akhirnya sukses menarik industri untuk investasi dalam perguruan tinggi baik itu riset maupun inovasi. “Dana padanan adalah program insentif tersukses yang pernah Kemendikbudristek lakukan untuk mengundang industri masuk ke dunia pendidikan,” ujarnya.
 
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Plt. Dirjen Diktiristek), Nizam menambahkan. “Program terkait Dikti rata-rata tercapai sesuai target seperti peningkatan SDM berupa studi lanjut, program kewirausahaan mahasiswa, pemberdayaan/pengabdian masyarakat, revitalisasi Layanan Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK),” sebut Nizam.
 
Ia bangga karena beberapa sasaran justru melebihi target meski tanpa adanya penambahan anggaran  termasuk untuk pendidikan tinggi bergelar dan pendidikan program studi tingkat. Selain itu, capaian hasil paten dan riset mengalami peningkatan termasuk perluasan dukungan terhadap inovasi pembelajaran digital serta dukungan dana bagi PTN dan perguruan tinggi swasta (PTS).
 
Anggota Komisi X DPR RI, Muhammad Kadafi turut mengapresiasi atas capaian pendidikan tinggi. Ia berharap, ke depan program Kampus Merdeka semakin banyak peminat dan meningkat kualitasnya sehingga MBKM dapat memfasilitasi mahasiswa kurang mampu ikut terlibat. Termasuk lebih banyak melibatkan perguruan tinggi swasta (PTS), tidak hanya perguruan tinggi negeri (PTN).
 
Sementara itu, untuk capaian pendidikan dan pelatihan vokasi, terdapat 1.401 SMK pelaksana program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK). Sebanyak 1.408.651 siswa menerima manfaat dalam program SMK PK. Sebesar  Rp439,2 miliar dana investasi industri yang dihasilkan dari program SMK SMK PK. Skema Pemadanan Dukungan (Matching Fund) dengan melibatkan 349 industri dan 373 SMK. Total Rp94,5 miliar investasi yang dihasilkan dari program Matching Fund Pendidikan Tinggi Vokasi yang melibatkan 241 mitra industri.
 
“1.401 SMK yang melaksanakan program SMK pusat keunggulan ini sudah mewakili angka yang sangat besar daripada jumlah anak SMK kita, dan kabar gembira juga bahwa industri telah melakukan investasi hampir 440 miliar ke dalam program-program SMK,” jelas Mendikbudristek.
 
Pada kesempatan ini Muhammad Kadafi juga menyampaikan bahwa program SMK PK diminati oleh banyak peserta didik di daerah-daerah. “Ke depan bagaimana agar SMK bukan hanya negeri saja tapi juga swasta,” ucapnya seraya berharap ada pemetaan program dan anggaran agar SMK PK memiliki keberpihakan yang lebih merata bagi peserta didik di seluruh Indonesia.
 
“Anggaran pendidikan sangat tepat didorong ke arah (pengembangan) pendidikan vokasi agar peserta didik ketika lulus lebih banyak sebagai entrepreneur karena banyak peluang pekerjaan yang kini digantikan oleh robotik maupun mesin,” pungkasnya.*** (Rayhan/Editor: Denty A.)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1804 kali