Perencanaan Berbasis Data untuk Perbaikan Kualitas Pendidikan 29 Januari 2023 ← Back
Jakarta, 28 Januari 2023— Untuk mendorong akselerasi Perencanaan Berbasis Data (PBD) di Platform Merdeka Mengajar, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan webinar lewat kanal YouTube Microlearning Guru Belajar bertajuk Mengoptimalkan Perencanaan Berbasis Data untuk Satuan Pendidikan, pada Rabu (25/1).
Mengawali webinar, Direktur Jenderal (Dirjen) PAUD Dikdasmen, Iwan Syahril dalam pemaparannya mengungkapkan bahwa PBD, termasuk juga Rapor Pendidikan, merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar dalam rangka memastikan pendidikan berkualitas untuk seluruh peserta didik Indonesia.
“Melalui PBD, kita ingin memastikan peserta didik mengalami kemajuan belajar sehingga lebih kompeten dan berkarakter. Selain itu, kita juga ingin memastikan bahwa kelompok-kelompok yang termarginalkan (sulit mendapat akses pendidikan) dibantu untuk mendapatkan akses pendidikan yg berkualitas,” katanya.
Lebih lanjut, Dirjen Iwan menjelaskan, terdapat empat indikator untuk mendorong transformasi dalam satuan pendidikan. Salah satunya adalah PBD.
“Indikator pertama adalah mendorong agar satuan pendidikan berpihak kepada tumbuh kembang murid. Kedua, menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, menyenangkan dan inklusif. Ketiga, satuan pendidikan mengembangkan budaya refleksi berbasis data. Terakhir, peningkatan hasil belajar murid, terutama kompetensi fondasi seperti literasi, numerasi, dan karakter,” jelas Iwan Syahril.
Dirjen PAUD Dikdasmen menegaskan bahwa PBD dan Profil Pendidikan juga merupakan upaya kita bersama memperbaiki permasalahan peningkatan mutu pendidikan dengan lebih sederhana dan bermakna. “Dengan PBD, kita dapat melakukan transformasi satuan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan dimulai dengan perencanaan dan penganggaran yang tepat,” terang Iwan seraya mengatakan bahwa tiga langkah penerapan PBD adalah Identifikasi, Refleksi, dan Benahi (IRB).
Pada kesempatan yang sama, guru SMPN 4 Katingan Kuala, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah, Mohamad Anis dalam Sesi Tanya Jawab mengungkapkan kendala dalam memulai penggunaan materi PBD di Platform Merdeka Mengajar.
“Sejak materi PBD muncul di Platform Merdeka Mengajar (PMM), sempat kami mengalami kendala karena kurangnya informasi sekaligus keraguan ketika bertindak, apakah langkah yang akan kami lakukan benar atau salah,” terang Anis.
Selain itu, ia mengemukakan bahwa meskipun setahun belakangan sudah ada akses internet di daerahnya namun akibat kendala letak geografis dan keterbatasan infrastruktur, Anis dan rekan sejawat mengalami kesulitan untuk mendiskusikan persoalan implementasi PBD di sekolah mereka.
“Beragam pertanyaan timbul terkait penting atau tidaknya PDB ini. Padahal jika mengacu pada Rapor Pendidikan, kompetensi literasi dan numerasi, hasilnya murid-murid kami di bawah minimum,” urai Anis.
Merespons pengakuan Anis tersebut, Dirjen Iwan menceritakan kunjungan kerja yang dilakukan sebelum pandemi ke sebuah pulau kecil di Papua Barat yang masuk kategori daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal (3T) dan berkesempatan bertemu dengan banyak guru hebat yang belajar secara mandiri di Platform Guru Belajar dan Berbagi.
“Saya kagum di daerah dengan kategori 3T, namun guru-gurunya memiliki semangat belajar tinggi. Tahun 2021, tercatat di data yang kami miliki, di daerah 3T ternyata 35 persen guru-guru sudah ikut belajar di Platform Guru Belajar dan Berbagi. Itu artinya, guru-guru di daerah terpencil pun sebenarnya memiliki semangat belajar dan resiliensi yang luar biasa,” tutur Iwan.
Selanjutnya, mengenai penerapan PBD, Iwan mendorong guru-guru untuk bergabung dan secara aktif mengakses Platform Merdeka Mengajar yang telah menyediakan beragam komunitas belajar di mana para guru dapat memilih komunitas yang sesuai dengan kebutuhan.
“Terdapat sekitar 13.000 komunitas di Platform Merdeka Mengajar. Guru (diberi) kemerdekaan untuk memilih, sesuai dengan fokus yang dikehendaki semisal literasi, numerasi, serta dapat melakukan interaksi di PMM,” tandas Iwan.
Di dalam webinar yang merupakan kolaborasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dan Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) tersebut turut hadir Kepala TK Bintang Permata, Denpasar, Ni Ekawati; Kepala Sekolah SD Paradisa Cendekia, Bekasi, Ramadhini E.S; dan Kepala SMK Negeri 1 Tual, Wiji Lestari; yang berbagi praktik baik terkait proses PBD yang selama ini dilakukan di satuan pendidikan masing-masing. (Humas SetDitjen PAUD Dikdasmen/Andrew Fangidae/Editor: Denty A. /Seno H.)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#PlatformMerdekaMengajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 26 /sipres/A6/I/2023
Mengawali webinar, Direktur Jenderal (Dirjen) PAUD Dikdasmen, Iwan Syahril dalam pemaparannya mengungkapkan bahwa PBD, termasuk juga Rapor Pendidikan, merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar dalam rangka memastikan pendidikan berkualitas untuk seluruh peserta didik Indonesia.
“Melalui PBD, kita ingin memastikan peserta didik mengalami kemajuan belajar sehingga lebih kompeten dan berkarakter. Selain itu, kita juga ingin memastikan bahwa kelompok-kelompok yang termarginalkan (sulit mendapat akses pendidikan) dibantu untuk mendapatkan akses pendidikan yg berkualitas,” katanya.
Lebih lanjut, Dirjen Iwan menjelaskan, terdapat empat indikator untuk mendorong transformasi dalam satuan pendidikan. Salah satunya adalah PBD.
“Indikator pertama adalah mendorong agar satuan pendidikan berpihak kepada tumbuh kembang murid. Kedua, menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, menyenangkan dan inklusif. Ketiga, satuan pendidikan mengembangkan budaya refleksi berbasis data. Terakhir, peningkatan hasil belajar murid, terutama kompetensi fondasi seperti literasi, numerasi, dan karakter,” jelas Iwan Syahril.
Dirjen PAUD Dikdasmen menegaskan bahwa PBD dan Profil Pendidikan juga merupakan upaya kita bersama memperbaiki permasalahan peningkatan mutu pendidikan dengan lebih sederhana dan bermakna. “Dengan PBD, kita dapat melakukan transformasi satuan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan dimulai dengan perencanaan dan penganggaran yang tepat,” terang Iwan seraya mengatakan bahwa tiga langkah penerapan PBD adalah Identifikasi, Refleksi, dan Benahi (IRB).
Pada kesempatan yang sama, guru SMPN 4 Katingan Kuala, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah, Mohamad Anis dalam Sesi Tanya Jawab mengungkapkan kendala dalam memulai penggunaan materi PBD di Platform Merdeka Mengajar.
“Sejak materi PBD muncul di Platform Merdeka Mengajar (PMM), sempat kami mengalami kendala karena kurangnya informasi sekaligus keraguan ketika bertindak, apakah langkah yang akan kami lakukan benar atau salah,” terang Anis.
Selain itu, ia mengemukakan bahwa meskipun setahun belakangan sudah ada akses internet di daerahnya namun akibat kendala letak geografis dan keterbatasan infrastruktur, Anis dan rekan sejawat mengalami kesulitan untuk mendiskusikan persoalan implementasi PBD di sekolah mereka.
“Beragam pertanyaan timbul terkait penting atau tidaknya PDB ini. Padahal jika mengacu pada Rapor Pendidikan, kompetensi literasi dan numerasi, hasilnya murid-murid kami di bawah minimum,” urai Anis.
Merespons pengakuan Anis tersebut, Dirjen Iwan menceritakan kunjungan kerja yang dilakukan sebelum pandemi ke sebuah pulau kecil di Papua Barat yang masuk kategori daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal (3T) dan berkesempatan bertemu dengan banyak guru hebat yang belajar secara mandiri di Platform Guru Belajar dan Berbagi.
“Saya kagum di daerah dengan kategori 3T, namun guru-gurunya memiliki semangat belajar tinggi. Tahun 2021, tercatat di data yang kami miliki, di daerah 3T ternyata 35 persen guru-guru sudah ikut belajar di Platform Guru Belajar dan Berbagi. Itu artinya, guru-guru di daerah terpencil pun sebenarnya memiliki semangat belajar dan resiliensi yang luar biasa,” tutur Iwan.
Selanjutnya, mengenai penerapan PBD, Iwan mendorong guru-guru untuk bergabung dan secara aktif mengakses Platform Merdeka Mengajar yang telah menyediakan beragam komunitas belajar di mana para guru dapat memilih komunitas yang sesuai dengan kebutuhan.
“Terdapat sekitar 13.000 komunitas di Platform Merdeka Mengajar. Guru (diberi) kemerdekaan untuk memilih, sesuai dengan fokus yang dikehendaki semisal literasi, numerasi, serta dapat melakukan interaksi di PMM,” tandas Iwan.
Di dalam webinar yang merupakan kolaborasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dan Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) tersebut turut hadir Kepala TK Bintang Permata, Denpasar, Ni Ekawati; Kepala Sekolah SD Paradisa Cendekia, Bekasi, Ramadhini E.S; dan Kepala SMK Negeri 1 Tual, Wiji Lestari; yang berbagi praktik baik terkait proses PBD yang selama ini dilakukan di satuan pendidikan masing-masing. (Humas SetDitjen PAUD Dikdasmen/Andrew Fangidae/Editor: Denty A. /Seno H.)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#PlatformMerdekaMengajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 26 /sipres/A6/I/2023
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 5150 kali
Editor :
Dilihat 5150 kali