KBRI Tokyo Jajaki Kerja Sama Pengembangan Teknologi Peningkatan Kualitas Produk Kayu dan Bambu 13 April 2023 ← Back
Gunma, Jepang, Kemendikbudristek – Konservasi sumber daya alam dalam kerangka pembangunan berkelanjutan merupakan salah satu isu yang diangkat KBRI Tokyo dalam menjembatani kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam berbagai bidang.
Kunjungan kerja Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud), Atase Kehutanan, dan Atase Pertanian ke EDS Laboratory Co., Ltd. merupakan upaya dalam mewujudkan hal tersebut. EDS Laboratory Co., Ltd. adalah perusahaan yang berlokasi di wilayah Prefektur Gunma dan bergerak dalam bidang peningkatan kualitas bahan baku kayu dan serat lainnya, seperti bambu dan batang kelapa sawit. Usahanya adalah meningkatkan efisiensi sumber daya dan ekonomi sirkuler dengan menggabungkan prinsip-prinsip Ecology-Diversity-Synergy yang berbasis teknologi.
Atdikbud Yusli Wardiatno, mengungkapkan bahwa teknologi yang pernah diperkenalkan Presiden Ishii ke Indonesia sekitar tahun 2007 tersebut seyogyanya dipelajari peneliti Indonesia untuk dikembangkan lebih baik sesuai iklim Indonesia.
“Teknologi ini sangat bagus dan implementasinya di Indonesia sangat potensial untuk menjaga keberlangsungan hutan. Namun, perlu ada riset lanjutan mengingat iklim Indonesia berbeda dengan Jepang dan jenis-jenis serangga penyuka kayu pun beragam di Indonesia,” jelas Yusli seraya menawarkan kerja sama riset di Indonesia.
“Teknologi EDS memungkinkan terjadinya peningkatan kualitas kayu, bambu dan material serat lainnya dengan menggunakan panas,” ungkap staf perusahaan EDS Laboratory Co., Ltd, Yukihisa Shimizu saat mendampingi Presiden Direktur Sachio Ishii menerima delegasi KBRI Tokyo pada Sabtu, 8 April 2023.
Shimizu juga menjelaskan mengenai perbaikan kualitas material serat yang dilakukan di ‘Rumah EDS’, yang terdiri dari ruang bakar, ruang kontrol kuantitas panas, dan ruang penyimpanan bahan baku. Sementara itu, tingkat suhu, molekul gas, dan molekul oksigen di setiap ruang penyimpanan bahan baku dikontrol secara bersamaan menggunakan sensor.
“Pada teknologi pemanasan dan pengeringan kayu ini, suhu standar yang digunakan bervariasi antara 70—200℃ dan tidak menggunakan bahan kimia apa pun,” terang Shimizu.
Merespons kunjungan kerja delegasi KBRI Tokyo terkait pengembangan bisnis EDS di Indonesia, Presiden Ishii menyatakan siap bekerja sama dengan pihak Indonesia. Guna mewujudkannya, ia akan berkunjung ke KBRI Tokyo dalam waktu dekat.
Selanjutnya, Atase Kehutanan KBRI Tokyo, Muhammad Zahrul Muttaqin, yang meninjau langsung berbagai hasil produk kayu yang telah dimasukkan dalam Rumah EDS sangat mengagumi teknologi tersebut karena mampu mengubah kualitas kayu yang bahkan sudah rusak sekalipun menjadi kayu berkualitas premium dengan tingkat keawetan yang tinggi.
“Teknologi ini sangat luar biasa karena mampu mengubah berbagai jenis kayu seperti kayu karet, kelapa sawit, dan kelapa menjadi seperti kualitas kayu sekelas jati. Bahkan, bambu pun menjadi sangat kuat dan tidak pecah ketika dipaku, serta dapat dibuat bengkok mengikuti selera pengguna. Jadi sangat cocok untuk kayu tanaman yang tumbuh cepat. Kayu yang diperlakukan dengan EDS juga awet serta tahan terhadap serangan hama,” pungkas Zahrul. (Atdikbud Tokyo/Andrew Fangidae, Editor: Denty/Seno)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1000 kali
Editor :
Dilihat 1000 kali