Kedaireka Bantu UBB Berinovasi, Olah Limbah Jadi Pakan Ternak 04 April 2023 ← Back
Bangka Belitung, Kemendikbudristek – Universitas Bangka Belitung (UBB) berhasil memproduksi bahan olahan untuk pakan ternak yang dikenal dengan Probio FM. Setelah sebelumnya hanya bisa mendatangkannya dari Jambi sejak 2017, kini melalui program dana padanan (matching fund) Kedaireka, Probio FM telah mampu diproduksi sendiri oleh UBB untuk kebutuhan dalam provinsi dengan memanfaatkan sisa limbah dari pakan ternak.
Inovasi tersebut lahir dari analisis yang dilakukan oleh tim Kedaireka UBB yang diketuai oleh Rufti Puji Asuti. Hasil analisis menunjukkan bahwa satu sisi sebanyak 85 persen kebutuhan pakan ternak dipasok dari luar Kepulauan Bangka Belitung. Namun, di sisi lain terdapat potensi limbah industri sawit yang masih belum dimaksimalkan.
“Ketika saya bekerja di UBB saya melihat potensi limbah industri sawit yang merupakan bahan utama dalam pembuatan produk teknologi probio FM, maka saya melihat kesempatan itu,” ujar Rufti.
Rufti menjelaskan salah satu program unggulan daerah di Bangka Belitung salah satunya adalah integrasi sapi-sawit, yaitu memanfaatkan pelepah sawit untuk pakan ternak sapi. “Kami masuk dari sisi teknologinya, bagaimana teknologi Probio FM digunakan untuk fermentasi limbah kelapa sawit menjadi pakan,” terangnya.
Selain itu, gagasan ini pun didorong oleh Peraturan Gubernur Kepualuan Bangka Belitung Nomor 43 Tahun 2019 tentang Integrasi Usaha Sawit-Sapi pada Perusahaan Pekebunan Kelapa Sawit di Provinsi Bangka Belitung. Di mana pada pasal 5 dijelaskan bahwa pemerintah mendorong pemanfaatan limbah industri sawit yang dapat diolah menjadi produk pakan ternak sapi.
Pada 2021, bekerja sama dengan CV Dua Agri Mandiri, tim Kedaireka UBB mulai menjalankan program adopsi teknologi Probio FM, dengan berfokus pada pembangunan infrastruktur laboratorium dan pengadaan alat. Dengan mendapatkan hak paten di tahun yang sama, kini UBB sudah mampu memproduksi sendiri Probio FM.
Selanjutnya pada 2022, upaya untuk memperbesar usaha mulai dilakukan. Produksi dalam skala besar hingga diseminasi teknologi sudah menyebar, tak lagi hanya di pulau Bangka, namun juga sudah mencapai ke pulau Belitung. Meski begitu, dengan nilai produksi yang berkisar 11 juta rupiah masih terbilang kecil untuk menarik kerja sama dengan perusahaan. Selain itu, juga belum adanya izin edar menjadi alasan distribusi Probio FM untuk saat ini masih terbatas di provinsi Kepulauan Bangka Belitung.*** (Penulis: Adys/Editor: Denty)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 819 kali
Editor :
Dilihat 819 kali