Merdeka Belajar Tingkatkan Kreativitas Peserta Didik di Sulawesi Tengah  13 Mei 2023  ← Back

Palu, 12 Mei 2023 -- Kebijakan Merdeka Belajar merupakan terobosan yang digulirkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila. Kemendikbudristek mengapresiasi antusiasme pemerintah daerah dan satuan pendidikan terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
 
Hal tersebut dikemukakan Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK), Aswin Wihdiyanto, dalam berbagai kesempatan webinar terkait IKM. “Melalui Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek mendorong terbentuknya pelajar yang kompeten dan berkarakter lewat transformasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,” tutur Aswin.
 
Antusiasme pemerintah daerah terhadap pelaksanaan IKM juga ditunjukkan Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Walikota Palu, Hadianto Rasyid, menuturkan bahwa paradigma peningkatan kualitas SDM pendidik dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka menjadi salah satu perhatian khusus Pemkot Palu.
 
“Kurikulum Merdeka merupakan pengembangan kurikulum yang inovatif dalam membantu para siswa mencapai potensi penuh mereka,” tutur Hadianto saat menerima kunjungan Tim Kemendikbudristek, di ruang pertemuan Pemkot Palu, Selasa (9/5).
 
Hadianto menambahkan dukungan yang dilakukan oleh Pemkot Palu untuk mendorong akselerasi IKM di Kota Palu yaitu memastikan dukungan teknis maupun non-teknis yang dibutuhkan oleh sekolah. “Secara proaktif kami mendatangi sekolah dan melakukan diskusi dengan siswa dan guru terkait kendala yang ditemui. Sebagai contoh, tampak antusiasme siswa di salah satu sekolah di Kota Palu ketika ditanya tentang belajar mata pelajaran matematika dengan cara yang menyenangkan dan menarik dengan Kurikulum Merdeka,” tuturnya.
 
“Selain itu, Pemerintah Kota Palu sejak tahun 2022, telah mengirimkan beberapa Kepala Sekolah untuk melakukan studi tiru ke luar negeri untuk peningkatan kompetensi mereka,” sambung Walikota Hadianto.
 
Dalam pertemuan tersebut, turut didiseminasikan informasi mengenai Festival Kurikulum Merdeka yang akan diselenggarakan oleh Kemendikbudristek dengan tujuan untuk mempromosikan serta mengamplifikasi kebermanfaatan Kurikulum Merdeka tersebut di masyarakat lokal.
 
"Rangkaian Festival ini akan diselenggarakan pada bulan Mei hingga puncaknya di akhir bulan Juni 2023 dengan menampilkan praktik-praktik baik dari implementasi Kurikulum Merdeka," tutur Aswin.
 
Ia menambahkan dalam festival tersebut, sekolah yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka diajak untuk berbagi potret dan cerita pengalaman bermakna tentang Implementasi Kurikulum Merdeka, pameran virtual, pembuatan film dokumenter, dan pembuatan video kolase. Ekosistem pendidikan diharapkan dapat diperkuat dengan adanya kegiatan festival ini.
 
Praktik Baik Implementasi Kurikulum Merdeka
 
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Hardi, mengatakan kegembiraannya melihat semakin banyak partisipasi aktif satuan Pendidikan jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Palu melaksanakan IKM.
 
“Yang terus kami lakukan yakni bagaimana setiap satuan pendidikan mampu melakukan transformasi pendidikan di era digital, utamanya dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Agar itu terwujud maka potensi yang dimiliki oleh setiap sekolah harus dikembangkan,” kata Hardi.
 
Kepala SD Negeri 27 Kota Palu, Yusuf Turaga, juga membagikan praktik baik penerapan IKM di sekolahnnya; utamanya terkait Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). “Lewat P5 kami melakukan pendidikan kehidupan berkelanjutan tentang pengelolaan sampah plastik. Selain itu, kami turut mendukung program Pemkot Palu guna persiapan meraih piala Adipura,” tekan Yusuf.
 
Cerita menarik Implementasi Kurikulum Merdeka juga dibagikan oleh Kepala SMP Negeri 4 Kota Palu, Ananda Wilsana. “Di kelas VII, kami memantik kreativitas siswa lewat proyek desain dan sablon di kaos dan tas kain. Desainnya mengambil tema kearifan lokal disertai bahasa Kaili, salah satu bahasa daerah di Sulawesi Tengah,” urai Ananda.
 
Sementara itu, Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Porame, Kabupaten Sigi, Jaya, percaya bahwa setiap siswa memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, terlepas dari latar belakang dan kemampuan mereka.
 
"Kurikulum Merdeka merupakan cerminan dari komitmen pemerintah pusat untuk menyediakan pendidikan yang inklusif dan dapat diakses oleh semua siswa. Di SLBN Porame, lewat Kurikulum Merdeka memudahkan guru/tutor dalam memberikan pembelajaran yang sesuai untuk peserta didiknya,” ungkap Jaya.
 
Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Sulawesi Tengah, Sinar Alam, mengungkapkan tentang data terkait sekolah di Sulawesi Tengah yang telah mengimplementasikan kurikulum merdeka. "67 persen satuan pendidikan yang ada di Sulawesi Tengah ini sudah tercatat sebagai implementator kurikulum merdeka. Tentu kita akan mengawal ini sesuai strategi implementasi," pungkas Sinar Alam. (Andrew Fangidae, Editor: Seno Hartono)
 




Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
   
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI       
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
 
#MerdekaBelajar
#FestivalKurikulumMerdeka
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi   Nomor: 205/sipers/A6/V/2023

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 812 kali