Pendaftaran Kongres Bahasa Indonesia XII Masih Dibuka, 1.500 Orang Akan Bertukar Gagasan 17 Mei 2023 ← Back
Jakarta, 16 Mei 2023—Kongres Bahasa Indonesia XII akan diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kemendikbudristek pada 26 s.d. 29 Oktober 2023 di Jakarta secara hibrida. Sebanyak 1.500 peserta kongres akan hadir secara luring dan daring untuk bertukar pikiran dan gagasan mengenai masalah kebahasaan dan kesastraan. Jumlah peserta tersebut merupakan hasil seleksi panitia KBI XII. Pendaftaran peserta KBI XII yang hadir secara luring masih dibuka hingga 2 Juli 2023.
Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, mengajak para pemerhati dan pegiat bahasa dan sastra untuk mendaftarkan diri sebagai peserta KBI XII. “Untuk calon peserta masih dibuka pendaftaran. Silakan bagi yang berminat. Pendaftarannya gratis, tidak bayar, bahkan akan mendapatkan fasilitas dari panitia, termasuk materi dan sertifikat. Hasil pembahasan selama kongres juga akan dibukukan,” ujar Imam pada acara Diseminasi KBI XII bersama perwakilan perguruan tinggi di Jakarta pada Senin (15-5-2023).
Peserta yang akan hadir secara luring berjumlah 500 orang, sedangkan peserta daring diberikan kuota 1.000 orang. Proses seleksi dan persyaratan pendaftaran peserta daring berbeda dengan peserta luring. Peserta daring diseleksi oleh panitia KBI XII melalui unit pelaksana teknis (UPT) Badan Bahasa, Kemendikbudristek di daerah sehingga diharapkan akan ada keterwakilan dari setiap provinsi/kabupaten.
Ketua KBI XII, Dora Amalia, mengatakan bahwa seleksi untuk peserta luring dilakukan lebih ketat dan ada persyaratan khusus. “Kami ingin yang hadir di kongres betul-betul orang yang bisa berkontribusi secara aktif dan bisa bertukar pikiran dan informasi terkini tentang masalah kebahasaan dan kesastraan. Jadi, lebih pada pertukaran gagasan dan ide baru. Kami ingin merangkum itu sebanyak-banyaknya,” kata Dora.
Dora juga menuturkan bahwa kebijakan KBI XII berbeda dari KBI sebelumnya yang sempat menghadirkan 1.000 peserta secara luring. Dari segi jumlah yang hadir secara luring, peserta KBI XII memang lebih sedikit. Namun, pelaksanaannya diharapkan bisa lebih efektif untuk menjadi forum bertukar gagasan secara keilmuan sehingga akan menghasilkan rekomendasi yang lebih berkualitas.
Calon peserta luring KBI XII merupakan pakar, praktisi, pemerhati, dan pencinta bahasa dan sastra, baik dari dalam maupun luar negeri yang akan diseleksi oleh panitia. Calon peserta dapat mengajukan permohonan keikutsertaan sebagai peserta KBI XII melalui http://kbi.kemdikbud.go.id pada 16 Januari s.d. 2 Juli 2023. Persyaratan untuk menjadi peserta luring KBI XII, antara lain, ialah menulis esai tentang strategi, ide, inovasi, atau pemikiran yang berkaitan dengan subtema KBI XII. Esai tersebut ditulis sebanyak 400—500 kata. Peserta juga harus bersedia mengikuti seluruh rangkaian acara kongres. Peserta tidak dipungut biaya apa pun. Panitia akan menanggung akomodasi peserta selama kongres berlangsung.
Dora menambahkan bahwa beberapa manfaat yang akan diterima peserta, antara lain, ialah sertifikat dan perlengkapan seminar dengan syarat bersedia mengikuti seluruh rangkaian acara kongres. Selain itu, kehadiran pembicara kunci dan pembicara undangan mendatangkan manfaat tersendiri bagi para peserta KBI XII. KBI XII mengangkat tema “Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa” yang diturunkan ke dalam tiga subtema, yaitu Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah, Literasi Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Internasionalisasi Bahasa Indonesia. Semua subtema ini bermuara pada peningkatan literasi bahasa dan sastra daerah serta literasi bahasa dan sastra Indonesia. Setiap subtema akan diwakili oleh satu pembicara kunci.
“Misalnya, subtema Internasionalisasi Bahasa Indonesia, kami minta Menteri Luar Negeri yang berbicara mengenai kebijakan diplomasi bahasa atau bahasa sebagai alat diplomasi,” ujar Dora.
Pembicara kunci pada subtema Revitalisasi Bahasa Daerah adalah Asisten Direktur Jenderal UNESCO Bidang Pendidikan, Stefania Giannini. Dora mengatakan bahwa UNESCO setiap tahun memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional pada 21 Februari. Pada tahun ini, Indonesia mendapat panggung yang cukup bergengsi karena Kepala Badan Bahasa hadir sebagai salah satu panelis dalam peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional. “Karena UNESCO tahu bahwa Indonesia sangat kaya dengan bahasa daerah, isu bahasa daerah sangat relevan diangkat menjadi tema kongres,” katanya. Kemudian, pembicara kunci untuk subtema Literasi Bahasa dan Sastra Indonesia adalah Najwa Shihab. Dora berharap bahwa kehadiran para pembicara kunci bisa memunculkan wawasan baru untuk peserta KBI XII.
Ia juga menekankan bahwa pembicara undangan juga tidak kalah menarik dibandingkan dengan pembicara kunci karena untuk setiap topik telah dipilih 18 narasumber yang dapat berbicara dan memberikan perspektif baru tentang pendekatan kebahasaan. “Kami harapkan kongres ini berbeda dari kongres sebelumnya. Jumlah pesertanya memang lebih sedikit, tetapi intensitasnya bisa lebih tinggi untuk berinteraksi. Karena peserta sudah kami seleksi, mereka mempunyai kompetensi dan minat yang sama sehingga bisa bertukar pikiran dengan lancar. Jadi, peserta betul-betul aktif, bukan sekadar datang dan mendengarkan,” tutur Dora. (Desliana, Editor: Azis P.)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#CintaBahasaDanSastra
#KongresBahasaIndonesiaXII
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 213/sipers/A6/V/2023
Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, mengajak para pemerhati dan pegiat bahasa dan sastra untuk mendaftarkan diri sebagai peserta KBI XII. “Untuk calon peserta masih dibuka pendaftaran. Silakan bagi yang berminat. Pendaftarannya gratis, tidak bayar, bahkan akan mendapatkan fasilitas dari panitia, termasuk materi dan sertifikat. Hasil pembahasan selama kongres juga akan dibukukan,” ujar Imam pada acara Diseminasi KBI XII bersama perwakilan perguruan tinggi di Jakarta pada Senin (15-5-2023).
Peserta yang akan hadir secara luring berjumlah 500 orang, sedangkan peserta daring diberikan kuota 1.000 orang. Proses seleksi dan persyaratan pendaftaran peserta daring berbeda dengan peserta luring. Peserta daring diseleksi oleh panitia KBI XII melalui unit pelaksana teknis (UPT) Badan Bahasa, Kemendikbudristek di daerah sehingga diharapkan akan ada keterwakilan dari setiap provinsi/kabupaten.
Ketua KBI XII, Dora Amalia, mengatakan bahwa seleksi untuk peserta luring dilakukan lebih ketat dan ada persyaratan khusus. “Kami ingin yang hadir di kongres betul-betul orang yang bisa berkontribusi secara aktif dan bisa bertukar pikiran dan informasi terkini tentang masalah kebahasaan dan kesastraan. Jadi, lebih pada pertukaran gagasan dan ide baru. Kami ingin merangkum itu sebanyak-banyaknya,” kata Dora.
Dora juga menuturkan bahwa kebijakan KBI XII berbeda dari KBI sebelumnya yang sempat menghadirkan 1.000 peserta secara luring. Dari segi jumlah yang hadir secara luring, peserta KBI XII memang lebih sedikit. Namun, pelaksanaannya diharapkan bisa lebih efektif untuk menjadi forum bertukar gagasan secara keilmuan sehingga akan menghasilkan rekomendasi yang lebih berkualitas.
Calon peserta luring KBI XII merupakan pakar, praktisi, pemerhati, dan pencinta bahasa dan sastra, baik dari dalam maupun luar negeri yang akan diseleksi oleh panitia. Calon peserta dapat mengajukan permohonan keikutsertaan sebagai peserta KBI XII melalui http://kbi.kemdikbud.go.id pada 16 Januari s.d. 2 Juli 2023. Persyaratan untuk menjadi peserta luring KBI XII, antara lain, ialah menulis esai tentang strategi, ide, inovasi, atau pemikiran yang berkaitan dengan subtema KBI XII. Esai tersebut ditulis sebanyak 400—500 kata. Peserta juga harus bersedia mengikuti seluruh rangkaian acara kongres. Peserta tidak dipungut biaya apa pun. Panitia akan menanggung akomodasi peserta selama kongres berlangsung.
Dora menambahkan bahwa beberapa manfaat yang akan diterima peserta, antara lain, ialah sertifikat dan perlengkapan seminar dengan syarat bersedia mengikuti seluruh rangkaian acara kongres. Selain itu, kehadiran pembicara kunci dan pembicara undangan mendatangkan manfaat tersendiri bagi para peserta KBI XII. KBI XII mengangkat tema “Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa” yang diturunkan ke dalam tiga subtema, yaitu Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah, Literasi Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Internasionalisasi Bahasa Indonesia. Semua subtema ini bermuara pada peningkatan literasi bahasa dan sastra daerah serta literasi bahasa dan sastra Indonesia. Setiap subtema akan diwakili oleh satu pembicara kunci.
“Misalnya, subtema Internasionalisasi Bahasa Indonesia, kami minta Menteri Luar Negeri yang berbicara mengenai kebijakan diplomasi bahasa atau bahasa sebagai alat diplomasi,” ujar Dora.
Pembicara kunci pada subtema Revitalisasi Bahasa Daerah adalah Asisten Direktur Jenderal UNESCO Bidang Pendidikan, Stefania Giannini. Dora mengatakan bahwa UNESCO setiap tahun memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional pada 21 Februari. Pada tahun ini, Indonesia mendapat panggung yang cukup bergengsi karena Kepala Badan Bahasa hadir sebagai salah satu panelis dalam peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional. “Karena UNESCO tahu bahwa Indonesia sangat kaya dengan bahasa daerah, isu bahasa daerah sangat relevan diangkat menjadi tema kongres,” katanya. Kemudian, pembicara kunci untuk subtema Literasi Bahasa dan Sastra Indonesia adalah Najwa Shihab. Dora berharap bahwa kehadiran para pembicara kunci bisa memunculkan wawasan baru untuk peserta KBI XII.
Ia juga menekankan bahwa pembicara undangan juga tidak kalah menarik dibandingkan dengan pembicara kunci karena untuk setiap topik telah dipilih 18 narasumber yang dapat berbicara dan memberikan perspektif baru tentang pendekatan kebahasaan. “Kami harapkan kongres ini berbeda dari kongres sebelumnya. Jumlah pesertanya memang lebih sedikit, tetapi intensitasnya bisa lebih tinggi untuk berinteraksi. Karena peserta sudah kami seleksi, mereka mempunyai kompetensi dan minat yang sama sehingga bisa bertukar pikiran dengan lancar. Jadi, peserta betul-betul aktif, bukan sekadar datang dan mendengarkan,” tutur Dora. (Desliana, Editor: Azis P.)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#CintaBahasaDanSastra
#KongresBahasaIndonesiaXII
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 213/sipers/A6/V/2023
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1232 kali
Editor :
Dilihat 1232 kali