Perguruan Tinggi NTT Hasilkan Inovasi Tangkap Air dan Pengering Ikan Lewat Kedaireka  06 Mei 2023  ← Back

Kupang, Kemendikbudristek—Seiring berjalannya implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), banyak perguruan tinggi di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) giat berkolaborasi dengan industri dalam membangun kompetensi mahasiswa yang berdampak bagi lingkungan sekitar. Sebagaimana yang dilakukan Universitas Nusa Cendana (Undana) dan Universitas Karyadarma (Undarma) yang bersama-sama membangun ekosistem pembelajaran yang lebih ‘hidup’ melalui Kedaireka.
 
Dengan skema dana padanan Kedaireka, Undana menyelenggarakan magang riset pembuatan mesin teknologi tangkap air yang berfungsi untuk mengairi lahan pertanian. Dalam pelaksanaannya, Undana bermitra dengan Plan International Indonesia. Dosen prodi Agribisnis Fakultas Pertanian, Yusuf Manilapai, menyampaikan bahwa alat penangkap air yang ia garap bersama tim riset bekerja dengan cara mengonversi udara menjadi air, menggunakan tenaga surya.
 
“Dengan kelembaban tinggi, alat ini dapat menghasilkan air sampai dengan 60 liter,” ungkap Yusuf.
 
Dalam proyek tersebut ada 15 orang mahasiswa yang ikut terlibat. Mereka terdiri dari sepuluh orang mahasiswa Teknik Mesin dan lima mahasiswa Teknik Elektro. Bersama Yusuf, mereka mengerjakan modul-modul penelitian. Inovasi teknologi pertanian itu sendiri segera diterapkan di desa setempat. Kini, proses pelelangan alat sedang berjalan dan beberapa komponen sudah terpasang di lokasi.
 
Salah seorang mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Elektro yang terlibat dalam perencanaan penelitian, Deprison Djira, merasa magang riset ini memberikan manfaat signifikan bagi dirinya. “Saya merasa keterampilan (skills) saya meningkat karena apa yang saya pelajari tak sekadar teori tetapi lebih kepada studi kasus,” ujarnya.
 
Di sisi lain, Deprison mengungkapkan bahwa banyak di antara rekan mahasiswa lainnya yang belum memahami program MBKM dan manfaat yang bisa mereka peroleh. Oleh karena itu, ia merasa terpanggil untuk turut menjelaskan kepada rekan-rekannya. “Saya berharap kampus dapat menyosialisasikan program-program secara lebih masif supaya makin banyak mahasiswa memahami dan tertarik bergabung dalam program-program MBKM,” tutur Deprison.
 
Di Undarma, magang riset yang dilakukan oleh kampus terinspirasi dari tradisi bakar batu di Papua. Teknologi tersebut memantik Undarma untuk dapat berinovasi menghasilkan sebuah alat pengering ikan atau fish dryer yang multifungsi dengan hasil akhir ikan kering siap saji. Multifungsi artinya alat tersebut tak sekadar berfungsi baik sebagai pengering ikan, tetapi juga dapat mengeringkan bahan makanan lainnya.
 
Pengelola Kedaireka Undarma, Piter Boimau, mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan proyek tersebut. Ia menuturkan bahwa tidak mudah untuk meyakinkan calon mitra. “Untuk melaksanakan matching fund ini kita harus meyakinkan mitra, perlu membangun keseriusan kolaborasi,” ungkapnya.

Namun begitu, upaya Piter dan timnya membuahkan hasil. Mitra yang dituju bersedia berkolaborasi dan merealisasikan program. Undarma tidak hanya mendapatkan kepercayaan mitra, tetapi juga memperoleh nilai tambah dari produk tersebut. Hal ini selaras dengan tujuan Kedaireka yakni menjadi solusi terkini bagi kemudahan sinergi antara kontribusi perguruan tinggi dengan komersialisasi mitra, yang ejalan dengan visi Merdeka Belajar Kampus Merdeka.*** (Penulis: Prani Pramudita/Editor: Denty Anugrahmawaty)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 754 kali