Kolaborasi PPI Hokkaido dan KBRI Tokyo Dorong Harmonisasi Riset Pangan 25 Juni 2023 ← Back
Hokkaido, Kemendikbudristek --- Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Hokkaido bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo menghelat pertemuan tahunan untuk yang ke-18 kalinya, Sabtu (17/6).
Pertemuan tahunan yang dinamakan Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting (HISAS18) ini dihadiri oleh puluhan peserta dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga riset di Indonesia dan Jepang. Mengusung tema ‘Harmonization of Cutting-Edge Food Research with Ecological and Social Considerations’, pertemuan ilmiah ini bertujuan untuk mendiskusikan inovasi dan penemuan terkini dalam riset pangan yang juga mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial.
Acara yang berlangsung di Hokkaido University ini dibuka oleh tiga perwakilan dari universitas, yaitu Teruo Sone, Prof. Noboru Noguchi, dan Maria Stefanie Dwiyanti. Mereka menyambut puluhan peserta HISAS18 dengan penjelasan mengenai perkembangan Hokkaido University sebagai fasilitas studi yang mumpuni untuk setiap potensi dan minat para pelajar dari seluruh dunia dalam bidang riset pangan. Para perwakilan dari Graduate School of Global Food Resources dan School of Agriculture juga memotivasi peserta untuk menjalin kolaborasi di masa mendatang.
“Konsepnya masih kami tekankan sesuai dengan harapan para pendiri HISAS yaitu mempertemukan para mahasiswa dan pakar yang setelahnya diharapkan dapat menjadi mitra studi dan riset,” ujar Hagia Sophia Khairani dalam sambutannya sebagai ketua panitia HISAS18.
Beberapa ilmuwan terkemuka di bidang riset pangan menjadi pembicara kunci dalam acara ini. Teruo Sone dari Hokkaido University, Sintho Wahyuning Ardie dari Fakultas Pertanian - Institut Pertanian Bogor, Donald Siahaan dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit, dan Christofora Hanny Wijaya dari Fakultas Teknologi Pertanian - Institut Pertanian Bogor, yang juga merupakan Koordinator Hokkaido University Indonesia Front Office sekaligus Duta Hokkaido University, berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dalam riset pangan terkini.
Riset pangan yang harus dikonsep dan digarap oleh para ilmuwan dari berbagai bidang ilmu menjadi penekanan pada paparan Teruo Sone, Dekan Graduate School of Global Food Resources, Hokkaido University. Ia merefleksikan penelitian pangan komprehensif yang diupayakan dapat menyelesaikan tantangan global dengan memanfaatkan potensi lokal.
Sementara itu, sebagai salah satu jawaban dari peningkatan produksi pangan global, Sintho Wahyuning Ardie dari Fakultas Pertanian - Institut Pertanian Bogor menguraikan peran bioteknologi tanaman yang tidak hanya fokus pada produktivitas tetapi juga keberlanjutan dan kemampuan adaptasi tanaman terhadap berbagai perubahan iklim dan pemenuhan kebutuhan sosial yang dinamis.
Sedangkan peneliti dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Donald Siahaan, menjelaskan bahwa selain mengoptimalkan produksi tanaman, pengolahan bahan pangan salah satunya dengan potensi minyak merah menjadi topik terkini di dunia kelapa sawit sebagai sumber phytonutrient yang risetnya perlu terus dikembangkan.
Selain ketiga pembicara yang membahas riset pangan dari segi konseptual hingga implementasi di lapangan, para peneliti perlu dijembatani interaksi ilmiahnya untuk menghasilkan riset-riset berkelas internasional.
Lebih lanjut, Christofora Hanny Wijaya dari Hokkaido University Indonesia Front Office (FO) menggambarkan kemitraan bersama yang telah dijalin khususnya antara para ilmuwan di Indonesia dan Hokkaido University. Duta Hokkaido University yang juga profesor teknologi pangan ini menyampaikan bahwa FO akan terus menjadi penghubung dalam fasilitasi riset integratif khususnya bagi para ilmuwan muda.
Pada sesi presentasi yang dibagi dua ruang, belasan hasil riset terbaru dengan cakupan tanaman pertanian, perikanan, dan peternakan dipresentasikan oleh para mahasiswa pascasarjana dan peneliti dari Indonesia dan Jepang untuk memperkaya wawasan satu sama lain.
Institusi yang berpartisipasi adalah Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Airlangga, Hokkaido University, dan Kyoto Agricultural Center. Reira Kato dari Hokkaido University terpilih sebagai presenter terbaik setelah memaparkan tentang keragaman biotipe khamir (yeast) hasil eksplorasi dari Hokkaido.
Pertemuan ilmiah tahunan ini diakhiri dengan sesi penutupan yang dipimpin oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Tokyo, Yusli Wardiatno serta Ketua PPI Hokkaido periode 2022-2023, Daniel Nicocaesar Siahaan.
Atdikbud Yusli memaparkan berbagai kegiatan kemahasiswaan di bidang akademik dan kebudayaan yang dapat didukung oleh KBRI Tokyo.
“Isu pangan global yang diangkat pada HISAS18 sangat relevan dan membutuhkan media untuk pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari pada ilmuwan lintas generasi untuk memahami konsep riset pangan secara holistik,” tegasnya pada sesi akhir acara.
Daniel Nicocaesar Siahaan berharap munculnya ide-ide baru tentang implementasi SDGs sektor pangan dari diskusi yang dibangun selama pelaksaaan HISAS. Selain KBRI Tokyo, acara ini juga didukung oleh Kementerian Pertanian RI, PT Mujur Timber, PT Sampoerna Agro, Nakayama Co. Ltd., dan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Tokyo. (Atdikbud Tokyo, Editor: Andrew Fangidae/Seno Hartono)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 619 kali
Editor :
Dilihat 619 kali