Investasi Jangka Panjang Melalui Penguatan Literasi 03 September 2023 ← Back
Kabupaten Bandung, Kemendikbudristek - Dalam rangka pemulihan pembelajaran khususnya melalui penguatan literasi, Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (Dit. PMPK), Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melaksanakan Serial Webinar Pemulihan Pembelajaran #8 dengan tema ‘Literasi Andal dengan Bahan Multi Modal’, pada Rabu (30/8). Kegiatan yang dilaksanakan secara hibrida dalam bentuk gelar wicara tersebut diselenggarakan di SDN Mokh. Ramdan 01, Desa Mekarsari, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung.
Kegiatan pemulihan pembelajaran ini merupakan salah satu bentuk intervensi dalam menumbuhkan kesadaran dan perubahan perilaku ekosistem pendidikan yang terlibat dalam pemulihan pembelajaran di jenjang SD yang memiliki capaian hasil Asesmen Nasional (AN) pada kategori perlu intervensi khusus. Melalui pelaksanaan kegiatan ini diharapkan akan adanya capaian peningkatan literasi pada pelaksanaan AN tahun 2023.
Terkait dengan literasi, hasil AN yang dilaksanakan Kemendikbudristek tahun 2021 menunjukkan bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami darurat literasi, di mana satu dari dua peserta didik jenjang SD sampai SMA belum mencapai kompetensi minimum literasi. Hasil ini juga didukung dengan data Programme for International Student Assessment (PISA), yang menyatakan bahwa selama 20 tahun terakhir skor literasi anak-anak Indonesia masih rendah dan belum meningkat secara signifikan. Kemampuan literasi peserta didik Indonesia masih berada di bawah rata-rata kemampuan literasi peserta didik di negara-negara Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Aswin Wihdiyanto, dalam sambutannya mengatakan bahwa Indonesia sedang mengalami krisis pembelajaran, yang jika tidak diingatkan, banyak orang yang tidak akan menyadarinya.
“Namun tidak ada kata terlambat. Proses pemulihan yang kita lakukan hari ini mungkin tidak akan terlihat secara cepat, tapi ini adalah investasi jangka panjang, dan yang penting untuk kita sadari kita sudah melakukan perubahan sesuai dengan jalurnya,” terang Aswin.
Salah satu langkah pemulihan pembelajaran yang dilakukan oleh Kemendikbudristek, terang Aswin, adalah dengan menghadirkan kebijakan Merdeka Belajar. Kebijakan yang sudah sampai pada episode ke-26 ini merupakan sebuah rangkaian yang jika diikuti akan menjadi langkah yang tepat untuk ekosistem pendidikan menyelesaikan persoalan-persoalan pendidikan yang terjadi di Indonesia.
“Selain tidak lanjut dari AN, kegiatan ini adalah upaya kita untuk memberikan prioritas, atau titik-titik penting dalam pemulihan persoalan literasi,” tegas Aswin.
Pada kesempatan yang sama, Widya Prada Ahli Madya Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Jawa Barat, Ida Siti Khodijah, mengungkapkan bahwa hasil PISA yang diikuti oleh Indonesia dengan pengukuran performa akademik para murid berusia 15 tahun pada bidang matematika, sains, dan kemampuan membaca memang belum menggembirakan.
“Indonesia telah berhasil meluaskan akses pendidikan. Namun, kita masih terkendala dengan peningkatan hasil pembelajaran. PISA menunjukkan Indonesia berada pada peringkat 74 dari 79 negara yang berpartisipasi. Kemampuan murid Indonesia dalam membaca, meraih skor rata-rata 371, sementara skor rata-rata OECD adalah 489, dalam artian Indonesia berada pada kuadran low performance,” terang Ida melanjutkan, bahwa kemampuan membaca murid Indonesia termasuk bagus dalam single text, tetapi masih perlu peningkatan dalam memahami multiple text.
Ida mengungkapkan bahwa pelaksanaan Serial Webinar Pemulihan Pembelajaran ini akan menjadi salah satu langkah strategis dalam menumbuhkan kesadaran akan pentingnya literasi, khususnya membaca.
“Melalui webinar ini kita mengajak ekosistem pendidikan untuk menyadari bahwa proses membaca jangan hanya terpaku dengan teks bacaan saja. Namun juga dapat digabungkan dengan visual, audio, simbol dan gerakan atau kinestetik. Dengan tajuk Literasi Andal dengan Bahan Multimodal kita berharap para murid juga dapat memiliki kompetensi abad ke 21: critical thinking, creativity, collaboration, dan communication dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila,” ungkap Ida.
Dalam Serial Webinar Pemulihan Pembelajaran #8 dengan tema ‘Literasi Andal dengan Bahan Multimodal’ ini turut dihadirkan dua pembicara dalam bidang literasi yaitu Donny Safari (pendongeng dari komunitas Hayu Macayang) dan Ali Muakhir (penulis cerita anak). Donny Safari, selain berbicara terkait literasi turut unjuk kebolehannya dalam mendongeng dengan mengajak beberapa siswa untuk ikut serta menjadi tokoh dalam cerita dongengnya. “Salah satu manfaat dari dongeng adalah memantik minat baca anak dan audiens,” ucap Donny.
Selain itu, Ali Muakhir mengungkapkan, bahwa saat ini dalam setiap profesi kepiawaian untuk menulis diperlukan, dan menulis merupakan kecakapan yang dihasilkan dari proses literasi. Dalam pemaparannya Ali turut mengajak murid dan seluruh ekosistem pendidikan untuk menggemari membaca. "Baca yang kita suka, sampai kita memang benar-benar suka membaca," tutupnya. (Tim Publikasi PDM/Rayhan Parady, Editor: Seno Hartono)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 606 kali
Editor :
Dilihat 606 kali