MBKM Mandiri Dinilai Efektif Menumbuhkan Semangat Cinta Tanah Air 30 September 2023 ← Back
Padang, Kemendikbudristek --- Pelaksanaan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), khususnya pertukaran mahasiswa, dinilai mampu memantik semangat mahasiswa akan kecintaanya terhadap tanah air. Demikian disampaikan oleh Rektor Universitas PGRI Sumatera Barat, Ansofino, dalam rangkaian acara Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Akselerasi MBKM Mandiri di Padang, Sumatera Barat pada 26-27 September 2023.
Acara Sosialisasi dan Bimbingan Teknis ini diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), bekerja sama dengan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah X dan Kampus Merdeka Mandiri (KMM).
Sosialisasi dan Bimtek ini diikuti oleh 72 peserta secara luring dan 160 peserta secara daring. Para peserta yang hadir mewakili perguruan tinggi yang tersebar di provinsi Sumatera Barat, Jambi, Riau, dan Kepulauan Riau.
“Program pertukaran mahasiswa adalah sarana yang sangat baik bagi kaum muda untuk mengenal keberagaman negeri kita. Mahasiswa inbound bisa dengan lebih jelas dan lebih baik mengenal budaya Minang, dan sebaliknya dalam program outbound mahasiswa Minang bisa belajar hal-hal yang berbeda di luar,” kata Ansolfino dalam sambutannya beberapa waktu lalu.
Program sosialisasi dan bimbingan teknis itu merupakan bagian dari program sosialisasi MBKM Mandiri di 16 wilayah LLDikti di seluruh Indonesia. Acara ini menghadirkan para pakar kurikulum dari Kemendikbudristek dan Tim Kampus Merdeka Mandiri.
Rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk mendorong perguruan tinggi di seluruh Indonesia mengadopsi program MBKM secara mandiri di perguruan tinggi masing-masing dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada, tanpa bergantung pada pemerintah.
MBKM adalah inovasi yang dilahirkan oleh Kemendikbudristek untuk mentransformasi pendidikan tinggi di Indonesia dalam menciptakan lulusan yang lebih relevan dengan konteks lingkungan dan zamannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, perguruan tinggi membutuhkan keterlibatan mitra terkait yang bisa membantu memberikan bekal nonakademik seperti aneka keterampilan praktis dan nonteknis. Para pihak mitra tersebut antara lain berasal dari pemerintahan, sektor bisnis, dan organisasi sosial.
Dalam kesempatan itu Kepala LLDikti Wilayah X, Afdalisma, mendorong para pengelola perguruan tinggi di seluruh Wilayah Layanan LLDikti X untuk mengembangkan kurikulum MBKM guna menjadi perguruan tinggi yang makin relevan dengan kebutuhan zaman.
“Kita harus menyiapkan lulusan yang relevan, yang mampu berperan pada tercapainya visi besar bangsa, yakni Visi Indonesia Emas 2045,” kata Afdalisma.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Pembelajaran Ditbelmawa Kemendikbudristek, Dewi Wulandari, mengingatkan bahwa Kemendikbudristek terus mengawal semangat kemerdekaan dalam MBKM. “Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu PT memperlihatkan semangat itu. PT didorong untuk memaksimalkan program MBKM sehingga memperluas kesempatan mahasiswa untuk belajar di luar kampus,” kata Dewi.
Sementara itu, Kepala Bidang Kampus Merdeka Mandiri pada Unit Pelaksana Pusat Kampus Merdeka (PPKM), Dessy Aliandrina, mengatakan pada tahun 2024 MBKM Mandiri akan diterapkan secara kian masif.
“Para pengelola perguruan tinggi sudah melihat pentingnya MBKM untuk meningkatkan relevansi lulusan dan relevansi perguruan tinggi. Karena itu KMM optimistis, MBKM Mandiri tidak akan lagi dipersepsi sebatas sebagai program, tetapi justru menjadi gerakan yang terus bergulir,” kata Dessy.
Dessy optimistis bahwa dengan MBKM tujuan relevansi antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dunia industri (DUDI) dapat lebih mudah tercapai. Hal ini mengingat MBKM adalah inovasi sistem pendidikan yang berbasis konteks setempat, dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, termasuk dengan melibatkan banyak pihak, dan menempatkan dampak sebagai ukuran keberhasilan.
Acara sosialisasi nasional MBKM Mandiri terdiri dari tiga kegiatan utama, yakni sosialisasi, bimbingan teknis, dan dialog antarpemangku kepentingan (multistakeholder dialogue – MSD). Sosialisasi bertujuan agar perguruan tinggi memahami seluruh seluk-beluk MBKM. Bimbingan teknis bertujuan untuk membantu perguruan tinggi mampu merancang kurikulum MBKM. Sedangkan MSD bertujuan untuk mempertemukan perguruan tinggi dengan para mitra dan calon mitra untuk terlibat dalam program MBKM.
“Karena perbedaan kondisi lapangan, maka isi kegiatan sosialisasi di setiap LLDikti juga tidak sama. Di sejumlah LLDikti sosialisasi digabungkan dengan bimbingan teknis, sedang di sejumlah yang lain digabungkan dengan MSD,” tutur Dessy.
Secara umum acara sosialisasi akan menjelaskan berbagai macam hal tentang MBKM, terutama alasan mengapa perguruan tinggi perlu menjalankan MBKM. Acara sosialisasi juga akan diperkaya dengan sharing praktik baik dari perguruan tinggi yang sudah melaksanakan MBKM secara mandiri.
Sementara itu, acara bimbingan teknis akan fokus pada relaksasi kurikulum dan bagaimana mendesain kurikulum MBKM. Relaksasi kurikulum diperlukan untuk memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi perguruan tinggi untuk mendesain kurikulum yang lebih merdeka dan lebih sesuai dengan konteks setempat. Relaksasi juga diperlukan untuk memberi ruang bagi perguruan tinggi untuk menjalin kolaborasi dengan pihak lain, baik sesama perguruan tinggi maupun organisasi di luar perguruan tinggi.
[Penulis: Tim Publikasi Kampus Merdeka | Editor: Andrew Fangidae/Denty A./Seno Hartono]
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 725 kali
Editor :
Dilihat 725 kali