Beasiswa ADEM Repatriasi Antarkan Anak Pekerja Migran Indonesia di Malaysia Lanjutkan Pendidikan 15 Oktober 2023 ← Back
Banjarbaru, 14 Oktober 2023 --- Sejalan dengan amanat Undang-undang Dasar (UUD) 1945, setiap warga negara baik di dalam maupun di luar negeri berhak mendapatkan layanan pendidikan. Untuk itu, negara hadir melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan memberikan beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Repatriasi bagi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tinggal di luar negeri, khususnya di Sabah, Sarawak, dan Johor Bahru, Malaysia.
Program ini diberikan kepada pelajar lulusan SMP untuk melanjutkan pendidikan menengah di 108 sekolah pelaksana program ADEM Repatriasi yang tersebar di 11 provinsi. “Melalui beasiswa ini, kami harap anak-anak repatriasi ini bisa membangun masa depan yang lebih baik dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa,” ujar Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik), Kemendikbudristek, Abdul Kahar, saat dihubungi pada Sabtu (14/10).
Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan SMK Negeri 1 Kota Banjarbaru, Hafilludin, menuturkan merasa bangga sekolahnya bisa terpilih menjadi satuan pendidikan pelaksana program ADEM Repatriasi yang turut mencerdaskan anak-anak Indonesia di Malaysia. Hingga tahun 2023, SMK Negeri 1 Kota Banjarbaru telah menerima 12 siswa repatriasi, enam di antaranya sudah lulus.
Menurutnya, anak-anak repatriasi yang melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1 Kota Banjarbaru memiliki kompetensi yang luar biasa, namun belum tereksplor karena ketidakpercayaan diri mereka. “Siswa repatriasi ini ada juga yang berprestasi, kemarin ada yang juara II lomba keterampilan alat tepat guna tingkat provinsi. Selain itu, ada siswa bidang kriya keramik, dapat membuat keramik dengan sangat bagus. Ada yang buat lemari juga bahkan lebih bagus dibanding anak-anak lokal di sini. Ternyata mereka juga punya jiwa seni yang luar biasa,” ujar Hafilludin yang juga guru bidang perhotelan.
Untuk itu, lanjut Hafilludin, ia mewajibkan anak-anak repatriasi ini untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler agar bisa meningkatkan jiwa nasionalisme dan kepemimpinannya serta lebih percaya diri dengan kompetensi yang dimilikinya. “Ada anak repatriasi kelas XI yang saat ini ikut taekwondo. Untuk tahun ini, kami dorong agar anak-anak repatriasi ini mengikuti paskibra agar mereka berani tampil di depan publik,” ungkapnya.
Hafilludin menceritakan, saat awal masuk di sekolah, anak-anak repatriasi ini tidak percaya diri dengan kemampuan dirinya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, anak-anak repatriasi bisa lebih baik dari sebelumnya.
“Saya bilang prestasi tidak hanya bidang akademis, bisa dalam bentuk kegiatan lainnya, baik itu olahraga maupun seni. Saat ini, ada anak kelas XII yang magang di hotel, ternyata ia bisa bekerja sesuai dengan keahliannya. Bahkan alumni kami, ada anak repatriasi yang sudah melanjutkan kuliah di Bali,” tuturnya.
Salah satu anak repatriasi asal Sulawesi Selatan yang saat ini sekolah di SMK Negeri 1 Kota Banjarbaru, Kasmir Rullah, mengaku kaget saat pertama sekolah. Pasalnya, di SMK Negeri 1 Kota Banjarbaru banyak sekali siswanya. Namun, ia merasa bangga dan senang bisa sekolah di Indonesia dengan beasiswa ADEM Repatriasi.
“Pertama kali saya sekolah, saya susah beradaptasi karena tidak lancar bahasa Indonesia juga. Namun setelah sekolah di sini, saya bangga dan dan akan belajar dengan serius,” tutur Kasmir yang sejak lahir tinggal di Sabah, Malaysia.
Ia bercerita, saat sebelum sekolah di SMK Negeri 1 Kota Banjarbaru, cita-citanya adalah menjadi tentara. Namun, saat ini ia ingin menjadi guru seni rupa. “Sekarang saya menjadi tertarik dengan dunia seni. Untuk itu, setelah lulus sekolah saya ingin lanjut kuliah di Makassar dengan program studi ilmu seni rupa,” ungkap pria yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler taekwondo ini.
Buat adik-adik yang saat ini masih menempuh pendidikan di Community Learning Center (CLC), baik itu di Sabah, Serawak, dan Johor Baru, Kasmir berpesan untuk terus melanjutkan pendidikan hingga jenjang yang lebih tinggi. “Buat adik-adik yang di Malaysia, semangat belajarnya. Kalau lulus SMP jangan dulu bekerja di perkebunan atau bangunan, mending sambung sekolah dengan beasiswa. Sekolah di sini enak, tinggal belajar dengan baik,” pesan Kasmir.
Senada dengan itu, Serin Andarias, siswi kelas XII SMK Negeri 1 Martapura bidang akuntansi dan keuangan negara, Kalimantan Selatan, tidak percaya bahwa ia bisa sekolah di Indonesia dengan beasiswa ADEM Repatriasi. “Saya bangga bisa masuk sekolah di sini. Waktu di CLC, saya tidak kepikiran sama sekali bisa sekolah gratis di sekolah terbaik di Kalimantan Selatan,” ujar siswa yang bercita-cita jadi polwan.
Serin mengaku, perubahan terbesar dalam dirinya setelah sekolah di Indonesia adalah menjadi mandiri dan lebih bertanggungjawab. “Saya jadi berpikir, saya harus sukses dan bisa bawa orang tua saya kembali ke Indonesia. Bagaimanapun, hidup di Indonesia lebih baik dan lebih nyaman,” ujar siswa yang lahir di Keningau, Malaysia.
Rasa bangga juga diungkapkan oleh Joakim Naya Watun, siswa asal Flores, Nusa Tenggara Timur yang lahir di Sabah. Joe panggilannya, kini sekolah di SMK Negeri 1 Martapura bidang desain komunikasi visual. “Puji Tuhan, saya bisa sekolah di Indonesia, dulu saya tidak tahu apa-apa bahkan yang namanya Kalimantan Selatan, sama sekali tidak tahu. Tetapi setelah setahun saya tinggal di sini, saya merasa nyaman, saya bisa beradaptasi dengan banyak orang,” ungkapnya.
Setelah lulus SMK, Joe mengaku ingin melanjutkan kuliah di bidang teknik informatika atau seni musik. “Orang tua yang saat ini sudah menetap di Kalimantan Utara, sangat mendukung saya untuk sekolah di sini. Ibu saya berpesan untuk belajar dengan sungguh-sungguh, karena beasiswa ini tidak bisa didapatkan oleh setiap orang,” ujar siswa yang telah melalui pendidikan dasarnya di Sabah dengan pendidikan kesetaraan Paket A dan Paket B.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Dapatkan informasi lengkap tentang Merdeka Belajar melalui: http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 529/sipers/A6/X/2023
Program ini diberikan kepada pelajar lulusan SMP untuk melanjutkan pendidikan menengah di 108 sekolah pelaksana program ADEM Repatriasi yang tersebar di 11 provinsi. “Melalui beasiswa ini, kami harap anak-anak repatriasi ini bisa membangun masa depan yang lebih baik dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa,” ujar Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik), Kemendikbudristek, Abdul Kahar, saat dihubungi pada Sabtu (14/10).
Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan SMK Negeri 1 Kota Banjarbaru, Hafilludin, menuturkan merasa bangga sekolahnya bisa terpilih menjadi satuan pendidikan pelaksana program ADEM Repatriasi yang turut mencerdaskan anak-anak Indonesia di Malaysia. Hingga tahun 2023, SMK Negeri 1 Kota Banjarbaru telah menerima 12 siswa repatriasi, enam di antaranya sudah lulus.
Menurutnya, anak-anak repatriasi yang melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1 Kota Banjarbaru memiliki kompetensi yang luar biasa, namun belum tereksplor karena ketidakpercayaan diri mereka. “Siswa repatriasi ini ada juga yang berprestasi, kemarin ada yang juara II lomba keterampilan alat tepat guna tingkat provinsi. Selain itu, ada siswa bidang kriya keramik, dapat membuat keramik dengan sangat bagus. Ada yang buat lemari juga bahkan lebih bagus dibanding anak-anak lokal di sini. Ternyata mereka juga punya jiwa seni yang luar biasa,” ujar Hafilludin yang juga guru bidang perhotelan.
Untuk itu, lanjut Hafilludin, ia mewajibkan anak-anak repatriasi ini untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler agar bisa meningkatkan jiwa nasionalisme dan kepemimpinannya serta lebih percaya diri dengan kompetensi yang dimilikinya. “Ada anak repatriasi kelas XI yang saat ini ikut taekwondo. Untuk tahun ini, kami dorong agar anak-anak repatriasi ini mengikuti paskibra agar mereka berani tampil di depan publik,” ungkapnya.
Hafilludin menceritakan, saat awal masuk di sekolah, anak-anak repatriasi ini tidak percaya diri dengan kemampuan dirinya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, anak-anak repatriasi bisa lebih baik dari sebelumnya.
“Saya bilang prestasi tidak hanya bidang akademis, bisa dalam bentuk kegiatan lainnya, baik itu olahraga maupun seni. Saat ini, ada anak kelas XII yang magang di hotel, ternyata ia bisa bekerja sesuai dengan keahliannya. Bahkan alumni kami, ada anak repatriasi yang sudah melanjutkan kuliah di Bali,” tuturnya.
Salah satu anak repatriasi asal Sulawesi Selatan yang saat ini sekolah di SMK Negeri 1 Kota Banjarbaru, Kasmir Rullah, mengaku kaget saat pertama sekolah. Pasalnya, di SMK Negeri 1 Kota Banjarbaru banyak sekali siswanya. Namun, ia merasa bangga dan senang bisa sekolah di Indonesia dengan beasiswa ADEM Repatriasi.
“Pertama kali saya sekolah, saya susah beradaptasi karena tidak lancar bahasa Indonesia juga. Namun setelah sekolah di sini, saya bangga dan dan akan belajar dengan serius,” tutur Kasmir yang sejak lahir tinggal di Sabah, Malaysia.
Ia bercerita, saat sebelum sekolah di SMK Negeri 1 Kota Banjarbaru, cita-citanya adalah menjadi tentara. Namun, saat ini ia ingin menjadi guru seni rupa. “Sekarang saya menjadi tertarik dengan dunia seni. Untuk itu, setelah lulus sekolah saya ingin lanjut kuliah di Makassar dengan program studi ilmu seni rupa,” ungkap pria yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler taekwondo ini.
Buat adik-adik yang saat ini masih menempuh pendidikan di Community Learning Center (CLC), baik itu di Sabah, Serawak, dan Johor Baru, Kasmir berpesan untuk terus melanjutkan pendidikan hingga jenjang yang lebih tinggi. “Buat adik-adik yang di Malaysia, semangat belajarnya. Kalau lulus SMP jangan dulu bekerja di perkebunan atau bangunan, mending sambung sekolah dengan beasiswa. Sekolah di sini enak, tinggal belajar dengan baik,” pesan Kasmir.
Senada dengan itu, Serin Andarias, siswi kelas XII SMK Negeri 1 Martapura bidang akuntansi dan keuangan negara, Kalimantan Selatan, tidak percaya bahwa ia bisa sekolah di Indonesia dengan beasiswa ADEM Repatriasi. “Saya bangga bisa masuk sekolah di sini. Waktu di CLC, saya tidak kepikiran sama sekali bisa sekolah gratis di sekolah terbaik di Kalimantan Selatan,” ujar siswa yang bercita-cita jadi polwan.
Serin mengaku, perubahan terbesar dalam dirinya setelah sekolah di Indonesia adalah menjadi mandiri dan lebih bertanggungjawab. “Saya jadi berpikir, saya harus sukses dan bisa bawa orang tua saya kembali ke Indonesia. Bagaimanapun, hidup di Indonesia lebih baik dan lebih nyaman,” ujar siswa yang lahir di Keningau, Malaysia.
Rasa bangga juga diungkapkan oleh Joakim Naya Watun, siswa asal Flores, Nusa Tenggara Timur yang lahir di Sabah. Joe panggilannya, kini sekolah di SMK Negeri 1 Martapura bidang desain komunikasi visual. “Puji Tuhan, saya bisa sekolah di Indonesia, dulu saya tidak tahu apa-apa bahkan yang namanya Kalimantan Selatan, sama sekali tidak tahu. Tetapi setelah setahun saya tinggal di sini, saya merasa nyaman, saya bisa beradaptasi dengan banyak orang,” ungkapnya.
Setelah lulus SMK, Joe mengaku ingin melanjutkan kuliah di bidang teknik informatika atau seni musik. “Orang tua yang saat ini sudah menetap di Kalimantan Utara, sangat mendukung saya untuk sekolah di sini. Ibu saya berpesan untuk belajar dengan sungguh-sungguh, karena beasiswa ini tidak bisa didapatkan oleh setiap orang,” ujar siswa yang telah melalui pendidikan dasarnya di Sabah dengan pendidikan kesetaraan Paket A dan Paket B.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Dapatkan informasi lengkap tentang Merdeka Belajar melalui: http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 529/sipers/A6/X/2023
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 947 kali
Editor :
Dilihat 947 kali