Menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Melalui Cuci Tangan Pakai Sabun 23 Oktober 2023 ← Back
Bogor, 23 Oktober 2023 - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah mengadakan rangkaian kegiatan memperingati Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) Sedunia yang bertempat di SMPN 5 Kota Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi para murid.
Dalam pembukaan seremoni, Direktur Sekolah Dasar, Muhammad Hasbi, menegaskan pentingnya cuci tangan sebagai tindakan pencegahan utama dalam menjaga kesehatan. “Dalam Kampanye Sekolah Sehat, aktivitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) berada pada wilayah sehat fisik. Aktivitas ini sangat penting untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit, khususnya untuk warga sekolah,” ujarnya, Senin (23/10).
Hasbi menambahkan, CTPS adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun, agar menjadi bersih dan memutus mata rantai kuman. “Gerakan ini sangat sederhana, tapi butuh dibudayakan, dan tentu saja terdapat banyak manfaat, khususnya guna memastikan kesehatan para murid dan warga sekolah lain untuk mencapai visi besar pendidikan yang berkualitas," ucapnya.
Kegiatan yang dihadiri ratusan murid di kota Bogor ini mencakup beragam aktivitas yang edukatif dan interaktif. Diawali dengan seremoni cap tangan dan dilanjutkan mencuci tangan pakai sabun bersama sebagai bentuk komitmen Kemendikbudristek melalui Kampanye Sekolah Sehat untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang bersih dan sehat.
Selain itu dilakukan juga diskusi yang menghadirkan berbagai narasumber dari praktisi kesehatan, guru, murid dan orang tua murid yang berbagi praktik baik tentang PHBS termasuk pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun. Melalui diskusi ini diharapkan dapat menambah pemahaman murid terkait pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan baik di rumah atau di sekolah.
“Mencuci tangan hanya dengan air saja tidak cukup efektif untuk membersihkan tangan secara menyeluruh. Sabun membantu mengangkat minyak, lemak, kuman, dan bakteri dari kulit tangan, sehingga tangan menjadi benar-benar bersih. Oleh karena itu, mencuci tangan dengan sabun adalah langkah penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan, terutama dalam situasi di mana mungkin terpapar kuman atau virus yang dapat menyebabkan penyakit,” kata Dokter dan Edukator Kesehatan, Alvin Saputra.
Cuci tangan pakai sabun merupakan bagian dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang penting untuk dibiasakan baik di rumah maupun di sekolah. Menurut Fasilitator Ibu Penggerak Sidina Community, Mila Fitriana, ada beberapa tips yang bisa diterapkan di rumah untuk mengedukasi anak tentang PHBS.
“Pertama dari diri kita sendiri (orang tua), karena anak adalah peniru ulung dan menyerap apa yang ada di sekitar. Jadi, perilaku kita adalah role model bagi anak,” jelas Mila.
Kedua, membiasakan membaca buku tentang kebersihan. Menurutnya, melalui buku cerita kita bisa menyampaikan informasi tanpa diperintah dan visual yang menarik bagi anak. Ketiga, dengan eksperimen bermain peran dengan anak. Orang tua dapat berpura-pura menjadi kuman untuk mengajarkan konsep kebersihan dan pentingnya mencuci tangan. Hal ini dapat membantu anak memahami mengapa menjaga kebersihan tangan adalah tindakan yang penting untuk mencegah penyakit.
Selain pembiasaan di rumah, PHBS juga penting diterapkan di sekolah. Tidak hanya dengan mengedukasi tapi juga menyediakan fasilitas sanitasi yang layak untuk murid. “Mengajarkan PHBS di sekolah guru juga harus jadi role model, dan bisa diintegrasikan melalui pelajaran baik ekstrakulikuler dan intrakulikuler. Selain itu, kami di sekolah juga menyediakan fasilitas wastafel tiap depan kelas untuk siswa,” terang Siti Iin Cintarsih, Guru SMPN 5 Kota Bogor.
Selain itu, lanjut Iin, edukasi PHBS juga diajarkan kepada siswa di SMPN 5 Kota Bogor dengan cara yang unik, yakni menggunakan akronim. “Misal, MARKISA alias Mari Kita Sarapan. Segar alias Senam Bugar, Sehat Cantik alias Setiap Hari Tanpa Sampah Plastik,” ujar Iin.
Edukasi terhadap PHBS juga diajarkan kepada siswa di SMPN 5 Kota Bogor melalui Duta yang ada di sekolah. Yasmine Almira Queen, salah satu Duta Berprestasi di SMPN 5 Kota Bogor, mengatakan bahwa penerapan PHBS di sekolah dapat dilakukan melalui pendekatan personal.
“Cara mengajak teman-teman untuk menerapkan PHBS dengan melakukan pendekatan personal, supaya mereka nyaman dengan kita. Ngobrol seperti teman saja jadi mereka tidak merasa digurui,” tutup Yasmin.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#KampanyeSekolahSehat
#SekolahSehat
#HTCPS2023
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 552/sipres/A6/X/2023
Dalam pembukaan seremoni, Direktur Sekolah Dasar, Muhammad Hasbi, menegaskan pentingnya cuci tangan sebagai tindakan pencegahan utama dalam menjaga kesehatan. “Dalam Kampanye Sekolah Sehat, aktivitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) berada pada wilayah sehat fisik. Aktivitas ini sangat penting untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit, khususnya untuk warga sekolah,” ujarnya, Senin (23/10).
Hasbi menambahkan, CTPS adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun, agar menjadi bersih dan memutus mata rantai kuman. “Gerakan ini sangat sederhana, tapi butuh dibudayakan, dan tentu saja terdapat banyak manfaat, khususnya guna memastikan kesehatan para murid dan warga sekolah lain untuk mencapai visi besar pendidikan yang berkualitas," ucapnya.
Kegiatan yang dihadiri ratusan murid di kota Bogor ini mencakup beragam aktivitas yang edukatif dan interaktif. Diawali dengan seremoni cap tangan dan dilanjutkan mencuci tangan pakai sabun bersama sebagai bentuk komitmen Kemendikbudristek melalui Kampanye Sekolah Sehat untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang bersih dan sehat.
Selain itu dilakukan juga diskusi yang menghadirkan berbagai narasumber dari praktisi kesehatan, guru, murid dan orang tua murid yang berbagi praktik baik tentang PHBS termasuk pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun. Melalui diskusi ini diharapkan dapat menambah pemahaman murid terkait pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan baik di rumah atau di sekolah.
“Mencuci tangan hanya dengan air saja tidak cukup efektif untuk membersihkan tangan secara menyeluruh. Sabun membantu mengangkat minyak, lemak, kuman, dan bakteri dari kulit tangan, sehingga tangan menjadi benar-benar bersih. Oleh karena itu, mencuci tangan dengan sabun adalah langkah penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan, terutama dalam situasi di mana mungkin terpapar kuman atau virus yang dapat menyebabkan penyakit,” kata Dokter dan Edukator Kesehatan, Alvin Saputra.
Cuci tangan pakai sabun merupakan bagian dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang penting untuk dibiasakan baik di rumah maupun di sekolah. Menurut Fasilitator Ibu Penggerak Sidina Community, Mila Fitriana, ada beberapa tips yang bisa diterapkan di rumah untuk mengedukasi anak tentang PHBS.
“Pertama dari diri kita sendiri (orang tua), karena anak adalah peniru ulung dan menyerap apa yang ada di sekitar. Jadi, perilaku kita adalah role model bagi anak,” jelas Mila.
Kedua, membiasakan membaca buku tentang kebersihan. Menurutnya, melalui buku cerita kita bisa menyampaikan informasi tanpa diperintah dan visual yang menarik bagi anak. Ketiga, dengan eksperimen bermain peran dengan anak. Orang tua dapat berpura-pura menjadi kuman untuk mengajarkan konsep kebersihan dan pentingnya mencuci tangan. Hal ini dapat membantu anak memahami mengapa menjaga kebersihan tangan adalah tindakan yang penting untuk mencegah penyakit.
Selain pembiasaan di rumah, PHBS juga penting diterapkan di sekolah. Tidak hanya dengan mengedukasi tapi juga menyediakan fasilitas sanitasi yang layak untuk murid. “Mengajarkan PHBS di sekolah guru juga harus jadi role model, dan bisa diintegrasikan melalui pelajaran baik ekstrakulikuler dan intrakulikuler. Selain itu, kami di sekolah juga menyediakan fasilitas wastafel tiap depan kelas untuk siswa,” terang Siti Iin Cintarsih, Guru SMPN 5 Kota Bogor.
Selain itu, lanjut Iin, edukasi PHBS juga diajarkan kepada siswa di SMPN 5 Kota Bogor dengan cara yang unik, yakni menggunakan akronim. “Misal, MARKISA alias Mari Kita Sarapan. Segar alias Senam Bugar, Sehat Cantik alias Setiap Hari Tanpa Sampah Plastik,” ujar Iin.
Edukasi terhadap PHBS juga diajarkan kepada siswa di SMPN 5 Kota Bogor melalui Duta yang ada di sekolah. Yasmine Almira Queen, salah satu Duta Berprestasi di SMPN 5 Kota Bogor, mengatakan bahwa penerapan PHBS di sekolah dapat dilakukan melalui pendekatan personal.
“Cara mengajak teman-teman untuk menerapkan PHBS dengan melakukan pendekatan personal, supaya mereka nyaman dengan kita. Ngobrol seperti teman saja jadi mereka tidak merasa digurui,” tutup Yasmin.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#KampanyeSekolahSehat
#SekolahSehat
#HTCPS2023
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 552/sipres/A6/X/2023
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 491 kali
Editor :
Dilihat 491 kali