ADEM Repatriasi Jaga Api Semangat Belajar Putri Pekerja Migran Indonesia 14 November 2023 ← Back
Yogyakarta, 14 November 2023 --- Angelica Palilingan, putri pekerja migran Indonesia (PMI) asal Toraja, Sulawesi Selatan yang menjadi pegawai perkebunan kelapa sawit di Sabah, Malaysia ini bangga dan bersyukur menjadi siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu, Daerah Istimewa Yogyakarta. Siswa penerima manfaat Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Repatriasi ini bercita-cita untuk melanjutkan studi ke program studi Ilmu Keperawatan di perguruan tinggi di Jawa. "Semoga bisa mendapatkan beasiswa juga, afirmasi pendidikan tinggi (ADIK) atau KIP Kuliah," harap alumni community learning center (CLC) Baturong, Sabah, Malaysia ini.
Sama seperti Angelica, Jessica Lius Sampe, putri PMI yang orang tuanya bekerja sebagai petani sayur di Sabah juga berharap bisa melanjutkan studi ke pendidikan tinggi. Anak pertama dari dua bersaudara ini ingin mengubah kondisi ekonomi keluarganya. "Saya ingin menjadi dokter. Memang dari kecil suka dengan hal-hal yang berbau medis atau kesehatan," katanya penuh harap.
Pada mulanya, menjadi siswa pendidikan menengah di Yogyakarta membuat mereka kewalahan. Sebagai lulusan CLC, mereka mengakui adanya perbedaan kualitas pendidikan dari sekolah asal mereka dengan sekolah asal siswa di SMA Pangudi Luhur Sedayu. "Memang beda, di CLC dulu guru kami terbatas. Jadi beliau mengajar berbagai jenjang dan mata pelajaran. Sementara muridnya cukup banyak, sehingga perhatian ke murid-murid tidak seperti guru-guru di Jawa," ungkap Angelica.
Namun, kebiasaan belajar mandiri dan semangat untuk maju yang tinggi membuat Angelica dan Jessica tidak mudah menyerah dan belajar lebih giat. Enam bulan pertama menjadi masa yang cukup bagi mereka mengejar ketertinggalan dan beradaptasi. Dengan kegigihan dan motivasi kuat, Angelica dan Jessica berhasil membuktikan bahwa mereka layak untuk mendapatkan ADEM dan mewujudkan impian mereka dengan bersekolah di Yogyakarta. "Puji Tuhan kami bisa mengikuti pelajaran dan mendapat nilai yang baik," ungkap Jessica.
Tantangan berat yang dirasakan selama merantau dan belajar di Yogyakarta adalah menahan rasa rindu kepada orang tua dan adik-adik mereka di Sabah. "Saya ingat pesan ibu sebelum berangkat ke sini (Yogyakarta) agar giat belajar dan tidak gampang menyerah, supaya sukses di perantauan," ungkap Jessica, alumni CLC Cerdas, Kota Kinabalu ini menahan haru.
"Salah satu yang sulit adalah pelajaran bahasa Jawa,"ujar Angelica. Tapi, dia mengaku merasa nyaman belajar di Yogyakarta karena mendapatkan lingkungan yang aman, nyaman, dan sangat mendukung.
"Kakak-kakak kelas kami juga ada yang dari ADEM dan berasal dari anak pekerja migran Indonesia di Malaysia seperti kami. Mereka yang memberikan informasi dan membimbing kami. Kami yang tinggal di asrama sudah seperti saudara," pungkas Jessica.
Untuk mewujudkan pemerataan akses antarwilayah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbduristek) melalui Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) memberikan bantuan pendidikan Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Papua dan Papua Barat, daerah 3T, wilayah perbatasan dan afirmasi untuk 3.691 siswa di tahun 2022 dan 3.048 siswa di tahun 2023.
Program ADEM Repatriasi merupakan beasiswa khusus bagi anak-anak pekerja migran Indonesia yang berada di luar negeri, khususnya di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia. Daerah penerima ADEM Repatriasi tahun ajaran 2022/2023 sebanyak 11 provinsi, yakni Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan. Provinsi terbanyak penerima ADEM Repatriasi pada tahun ajaran 2022/2023 adalah Jawa Timur, yakni sebanyak 373 siswa, berikutnya adalah Provinsi Banten sebanyak 257 siswa.
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 302 kali
Editor :
Dilihat 302 kali