Berkat KIP Kuliah, Ayu dapat Mewujudkan Keinginan Ayahnya menjadi Perawat 21 November 2023 ← Back
Bali, Kemendikbudristek – Ni Wayan Ayu Kumala, mahasiswi semester tiga Program Studi (Prodi) Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, merupakan salah seorang penerima manfaat Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Impian Ayu untuk melanjutkan kuliah hampir pupus, lantaran situasi ekonomi keluarganya yang tidak memungkinkan. Ayu yang merupakan anak semata wayang dari ayah yang berprofesi sebagai buruh bangunan di Gianyar, Bali. Sedangkan ibunya sudah meninggal sejak Ayu masih Taman Kanak-Kanak.
Ayu menuturkan bahwa, ayahnya berjuang keras untuk menghidupi dan membiayainya untuk melanjutkan pendidikannya hingga jenjang kuliah. “Ayah kerja setiap hari, dia ngga suka belanja-belanja, dia lebih mengutamakan anaknya untuk dapat terus sekolah,” ujar Ayu saat ditemui di Gedung Rektorat Universitas Udayana, pada Rabu (15/11).
Menjadi anak semata wayang, Ayu ingin sekali membahagiakan ayahnya dengan meneruskan keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya. Ia menjelaskan, pada awalnya dia mendaftar di Universitas Udayana melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), namun ia gagal.
Ayu tidak patah semangat, perempuan yang memiliki hobi pencak silat ini mencoba mendaftar kembali di jalur Penulusuran Jalur Mandiri Prestasi (PJMP) Universitas Udayana. Usaha Ayu kali ini berhasil dan dapat mewujudkan keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Udayana.
Sejak di Sekolah Dasar, Ayu telah menggemari olahraga pencak silat karena dikenalkan oleh kakak sepupunya. Ayu juga sudah mengikuti sejumlah lomba pencak silat mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga nasional. Bahkan Ayu baru-baru ini berhasil meraih medali emas dan perak pada Kejuaraan Nasional Pencak Silat Antar Perguruan Tinggi kelas kategori A. Berkat prestasinya tersebut, itu menjadi modal Ayu untuk mendaftar, dan dia lolos.
Walaupun sudah dinyatakan lolos di Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Ayu dan ayahnya masih merasa bingung karena tidak mampu untuk mendaftar ulang dan membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT), karena mereka tidak menyangka bahwa tabungannya selama ini tidak dapat mencukui.
“Saya dapat UKT kategori 3 senilai Rp7.5 juta, ayah pun kaget saat melihat besaran biaya yang harus dibayarkan di prodi Ilmu Keperawatan,” ucap Ayu.
Di saat itu ada kerabat mereka yang menawarkan bantuan untuk membayar UKT Ayu terlebih dahulu agar Ayu dapat berkuliah. Namun ternyata status Ayu sebagai penerima manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) semasa Sekolah Menengah Atas (SMA) dapat dilanjutkan hingga perguruan tinggi.
Berkat hal tersebut, Ayu pun dapat melanjutkan kuliahnya karena namanya sudah terdaftar di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti). Tak hanya itu, bagian kemahasiswaan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana turut membantu Ayu, sehingga Ayu pun terdaftar sebagai mahasiswa penerima KIP Kuliah di Universitas Udayana.
“Uang yang diberikan melalui KIP Kuliah sangat berguna, karena dapat Ayu gunakan untuk membeli keperluan kuliah hingga mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, uangnya juga ditabung untuk nanti mengambil ujian sertfikasi profesi keperawatan,” terang Ayu.
Menjadi Perawat Karena Mengikuti Keinginan Ayahnya
Ayu menceritakan mengapa dirinya mengambil prodi Ilmu Keperawatan, “sebenarnya Ayu bercita-cita menjadi insinyur dan ingin mengambil prodi Teknik Sipil karena melihat ayah yang dapat membangun rumah, dan Ayu ingin membantunya. Namun ayah meminta Ayu untuk menjadi perawat, maka dari itu Ayu mengambil prodi Ilmu Keperawatan,” katanya.
Walaupun tidak sesuai dengan keinginannya untuk menjadi insinyur, Ayu mengaku tidak salah mengikuti keinginan ayahnya untuk menjadi perawat. Karena ia senang dapat mempelajari ilmu-ilmu baru mengenai Keperawatan.
“Ternyata ilmu Keperawatan tidak hanya membahas mengenai kesehatan fisik, namun juga psikologis manusia. Itu sangat menarik,” ujar Ayu. Meski bukan prodi yang dia inginkan, namun Ayu mulai jatuh hati dengan ilmu keperawatan. Ayu tetap belajar sungguh-sungguh sehingga dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu.
Mengenai KIP Kuliah
KIP Kuliah merupakan bantuan biaya pendidikan dari pemerintah bagi lulusan SMA atau sederajat yang memiliki potensi akademik baik tetapi memiliki keterbatasan ekonomi. Berbeda dari beasiswa yang berfokus pada memberikan penghargaan atau dukungan dana terhadap mereka yang berprestasi (lihat penjelasan Pasal 76 UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi).
Walaupun demikian, syarat prestasi pada KIP Kuliah ditujukan untuk menjamin bahwa penerima KIP Kuliah terseleksi dari yang benar benar mempunyai potensi dan kemauan untuk menyelesaikan pendidikan tinggi.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor III Bidan Kemahasiswaan Universitas Udayana, I Ketut Sudarsana, mengatakan bahwa, Universitas Udayana membuka kesempatan bagi mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi untuk melanjutkan kuliah, salah satunya dengan pembiayaan dari KIP Kuliah.
Sudarsana menambahkan, bahwa dirinya bangga terhadap prestasi yang dimiliki oleh para mahasiswa penerima KIP Kuliah. “Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa penerima KIP Kuliah di Universitas Udayana berada di atas rata-rata, bahkan ada yang meraih IPK tertinggi dan Cum Laude,” tutur Sudarsana.
Ia berharap program ini dapat terus berlanjut di masa mendatang, mengingat kebermanfaatannya sangat tinggi bagi putra putri bangsa yang terkendala biaya untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi. (Rayhan Parady/Editor: Denty Anugrahmawaty)
Sumber :
Impian Ayu untuk melanjutkan kuliah hampir pupus, lantaran situasi ekonomi keluarganya yang tidak memungkinkan. Ayu yang merupakan anak semata wayang dari ayah yang berprofesi sebagai buruh bangunan di Gianyar, Bali. Sedangkan ibunya sudah meninggal sejak Ayu masih Taman Kanak-Kanak.
Ayu menuturkan bahwa, ayahnya berjuang keras untuk menghidupi dan membiayainya untuk melanjutkan pendidikannya hingga jenjang kuliah. “Ayah kerja setiap hari, dia ngga suka belanja-belanja, dia lebih mengutamakan anaknya untuk dapat terus sekolah,” ujar Ayu saat ditemui di Gedung Rektorat Universitas Udayana, pada Rabu (15/11).
Menjadi anak semata wayang, Ayu ingin sekali membahagiakan ayahnya dengan meneruskan keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya. Ia menjelaskan, pada awalnya dia mendaftar di Universitas Udayana melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), namun ia gagal.
Ayu tidak patah semangat, perempuan yang memiliki hobi pencak silat ini mencoba mendaftar kembali di jalur Penulusuran Jalur Mandiri Prestasi (PJMP) Universitas Udayana. Usaha Ayu kali ini berhasil dan dapat mewujudkan keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Udayana.
Sejak di Sekolah Dasar, Ayu telah menggemari olahraga pencak silat karena dikenalkan oleh kakak sepupunya. Ayu juga sudah mengikuti sejumlah lomba pencak silat mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga nasional. Bahkan Ayu baru-baru ini berhasil meraih medali emas dan perak pada Kejuaraan Nasional Pencak Silat Antar Perguruan Tinggi kelas kategori A. Berkat prestasinya tersebut, itu menjadi modal Ayu untuk mendaftar, dan dia lolos.
Walaupun sudah dinyatakan lolos di Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Ayu dan ayahnya masih merasa bingung karena tidak mampu untuk mendaftar ulang dan membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT), karena mereka tidak menyangka bahwa tabungannya selama ini tidak dapat mencukui.
“Saya dapat UKT kategori 3 senilai Rp7.5 juta, ayah pun kaget saat melihat besaran biaya yang harus dibayarkan di prodi Ilmu Keperawatan,” ucap Ayu.
Di saat itu ada kerabat mereka yang menawarkan bantuan untuk membayar UKT Ayu terlebih dahulu agar Ayu dapat berkuliah. Namun ternyata status Ayu sebagai penerima manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) semasa Sekolah Menengah Atas (SMA) dapat dilanjutkan hingga perguruan tinggi.
Berkat hal tersebut, Ayu pun dapat melanjutkan kuliahnya karena namanya sudah terdaftar di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti). Tak hanya itu, bagian kemahasiswaan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana turut membantu Ayu, sehingga Ayu pun terdaftar sebagai mahasiswa penerima KIP Kuliah di Universitas Udayana.
“Uang yang diberikan melalui KIP Kuliah sangat berguna, karena dapat Ayu gunakan untuk membeli keperluan kuliah hingga mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, uangnya juga ditabung untuk nanti mengambil ujian sertfikasi profesi keperawatan,” terang Ayu.
Menjadi Perawat Karena Mengikuti Keinginan Ayahnya
Ayu menceritakan mengapa dirinya mengambil prodi Ilmu Keperawatan, “sebenarnya Ayu bercita-cita menjadi insinyur dan ingin mengambil prodi Teknik Sipil karena melihat ayah yang dapat membangun rumah, dan Ayu ingin membantunya. Namun ayah meminta Ayu untuk menjadi perawat, maka dari itu Ayu mengambil prodi Ilmu Keperawatan,” katanya.
Walaupun tidak sesuai dengan keinginannya untuk menjadi insinyur, Ayu mengaku tidak salah mengikuti keinginan ayahnya untuk menjadi perawat. Karena ia senang dapat mempelajari ilmu-ilmu baru mengenai Keperawatan.
“Ternyata ilmu Keperawatan tidak hanya membahas mengenai kesehatan fisik, namun juga psikologis manusia. Itu sangat menarik,” ujar Ayu. Meski bukan prodi yang dia inginkan, namun Ayu mulai jatuh hati dengan ilmu keperawatan. Ayu tetap belajar sungguh-sungguh sehingga dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu.
Mengenai KIP Kuliah
KIP Kuliah merupakan bantuan biaya pendidikan dari pemerintah bagi lulusan SMA atau sederajat yang memiliki potensi akademik baik tetapi memiliki keterbatasan ekonomi. Berbeda dari beasiswa yang berfokus pada memberikan penghargaan atau dukungan dana terhadap mereka yang berprestasi (lihat penjelasan Pasal 76 UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi).
Walaupun demikian, syarat prestasi pada KIP Kuliah ditujukan untuk menjamin bahwa penerima KIP Kuliah terseleksi dari yang benar benar mempunyai potensi dan kemauan untuk menyelesaikan pendidikan tinggi.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor III Bidan Kemahasiswaan Universitas Udayana, I Ketut Sudarsana, mengatakan bahwa, Universitas Udayana membuka kesempatan bagi mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi untuk melanjutkan kuliah, salah satunya dengan pembiayaan dari KIP Kuliah.
Sudarsana menambahkan, bahwa dirinya bangga terhadap prestasi yang dimiliki oleh para mahasiswa penerima KIP Kuliah. “Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa penerima KIP Kuliah di Universitas Udayana berada di atas rata-rata, bahkan ada yang meraih IPK tertinggi dan Cum Laude,” tutur Sudarsana.
Ia berharap program ini dapat terus berlanjut di masa mendatang, mengingat kebermanfaatannya sangat tinggi bagi putra putri bangsa yang terkendala biaya untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi. (Rayhan Parady/Editor: Denty Anugrahmawaty)
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1440 kali
Editor :
Dilihat 1440 kali