Kemendikbudristek Apresiasi Teater Koma Pentaskan Kembali Lakon Roro Jonggrang  25 November 2023  ← Back

Jakarta, Kemendikbudristek Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan mengapresiasi dan memberi dukungan penuh terhadap penyelenggaraan pementasan lakon Roro Jonggrang oleh Teater Koma.
 
Pentas lakon Roro Jonggrang oleh Teater Koma yang berlangsung pada Sabtu (25/11), di Benteng Malborough, Bengkulu ini berjudul “Hanya Ada Satu yang Tercantik, Roro Jonggrang nan Lentik”.
 
Pentas lakon di Benteng Malborough ini merupakan penampilan kembali Teater Koma setelah terakhir di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Oktober 2022. Saat itu pentas lakon Roro Jonggrang merupakan besutan terakhir Sutradara Nano Riantiarno sebelum meninggal dunia.
 
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, mengatakan bahwa Teater Koma seperti telah menjadi nadi dalam dunia teater Tanah Air. Teater Koma hingga saat ini di usia yang sudah menginjak 46 tahun masih terus dapat berkiprah dalam pagelaran seni teater di Indonesia.
 
Menurut Hilmar, kisah Roro Jonggrang yang dimainkan Teater Koma dipenuhi dengan nilai pelajaran etika serta moral kepada manusia. Inti besar dari lakon Roro Jonggrang yakni tentang keberanian, kejujuran, serta kerja keras. “Lakon Roro Jonggrang banyak memberikan pesan etika dan moral bagi kita semua, di antaranya pelajaran moral yang erat kaitannya dengan keberanian, kejujuran, dan kerja keras,” ujar Hilmar, di Jakarta, Sabtu (25/11).
 
Hilmar menyebut, dedikasi dan eksistensi Teater Koma memberikan pengaruh positif besar untuk Merdeka Berbudaya. Dukungan terwujudnya Merdeka Berbudaya tersebut menjadi sebab pemajuan kebudayaan yang selaras dengan kehidupan masyarakat.
 
Roro Jonggrang berkisah tentang Putri Kerajaan Boko yang bersedia menerima lamaran Bandung Bondowoso, seorang Putra Mahkota Kerajaan Pengging, jika mampu memenuhi dua syarat diajukan.
 
Kedua syarat itu diajukan sebab Kerajaan Pengging adalah penjajah sekaligus pembunuh kedua orang tua Roro Jonggrang. Namun Bandung Bondowoso berlaku curang dengan meminta bantuan lelembut sebab merasa syarat yang diminta sulit dilakukan segera.
 
Kendati demikian, Roro Jonggrang sebenarnya tidak tulus sepenuhnya ingin dinikahi Bandung Bondowoso. Roro Jonggrang dalam posisi dilema sebab apakah ingin berbuat curang juga agar batal dinikahi Bandung Bondowoso.
 
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra, menyampaikam bahwa, semua alur cerita Roro Jonggrang karya Teater Koma menonjolkan kearifan lokal dan kekayaan budaya Indonesia. “Lakon Roro Jonggrang garapan Tetaer Koma mampu terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, tanpa meninggalkan identitas budaya,” ucap Mahendra.
 
Mahendra menambahkan, inspirasi berkarya Teater Koma menjadi rujukan untuk dunia seni teater nasional yang mendorong penyebarluasan budaya dengan kreasi modern. Mahendra berharap, segala karya seni Teater Koma menjadi cakrawala insan seni teater lainnya.
 
Naskah pentas lakon Roro Jonggrang terbaru ditulis dan disutradarai (almarhum) Nano Riantiarno diproduksi kembali dengan arahan Rangga Riantiarno sebagai Asisten Sutradara. Sejumlah nama kondang lain juga turut terlibat dalam pementasan lakon Roro Jonggrang, antara lain tata artistik (almarhum) Idries Pulungan, tata rias Subarkah Hadisarjana, dan Produser Ratna Riantiarno. (Tim Publikasi Ditjen Kebudayaan/Editor: Rayhan Parady)
Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 730 kali