OPSI sebagai Wadah Pengembangan Talenta Penelitian Siswa yang Optimal dan Berkelanjutan 13 November 2023 ← Back
Jakarta, 12 November 2023 - Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Tahun 2023 telah selesai. OPSI merupakan salah satu ajang talenta yang dilaksanakan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), yang dilaksanakan untuk menjadi arena aktualisasi bakat dan minat siswa SMP/MTs dan SMA/MA dalam bidang penelitian ilmiah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kontribusi siswa serta partisipasi masyarakat dalam pengembangan riset ilmu dan teknologi yang berkelanjutan di Indonesia.
Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Maria Veronica Irene Herdjiono, dalam laporannya mengatakan, OPSI adalah sarana untuk menyeleksi para peserta terbaik yang akan dibina oleh Puspresnas untuk mengikuti berbagai ajang kompetisi penelitian ilmiah tingkat internasional. “OPSI sekaligus sebagai sarana untuk mengidentifikasi dan menemukenali potensi talenta unggul di bidang riset dan inovasi sejak dini dan menjadi bagian penting dari proses manajemen talenta nasional,” ujarnya dalam penutupan OPSI di Jakarta, Jumat (11/11).
Sebagai bagian dari implementasi manajemen talenta nasional di bidang riset dan inovasi, OPSI terus dikembangkan bersama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Lomba sejenis yang selama ini juga dilakukan oleh BRIN/Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yaitu Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR), sejak 2 (dua) tahun ini tidak diselenggarakan lagi dan diakomodasi di dalam OPSI.
“Bersama BRIN, secara bertahap kami sedang terus memadupadankan pendekatan pembinaan dan mekanisme kompetisi OPSI lebih optimal lagi ke depan. Tahun ini kita mulai dengan membangun norma/standar/prosedur dalam hal clearence ethic (bidang-bidang riset IPA yang memerlukan proses ujicoba) yang paling memadai dan pas untuk diikuti oleh peserta didik level SMP dan SMA. Pada kesempatan ini pun kami selenggarakan sarasehan/workshop bersama BRIN dan pemangku kepentingan untuk mengembangkan OPSI lebih kuat lagi sebagai bagian dari (Manajemen Talenta Nasional) MTN Bidang Riset dan Inovasi di mana BRIN adalah koordinator pelaksananya,” terangnya seraya mengucapkan terima kasih kepada BRIN.
OPSI tahun ini diselenggarakan mulai tanggal 6 – 11 November 2023, bertempat di Universitas Tarumanegara dan di Hotel Peninsula, Jakarta. “Selama sepekan peserta telah memamerkan hasil karya penelitian, dan mempresentasikan penelitiannya di depan dewan juri, selain itu peserta juga mendapatkan pengetahuan penelitian dari Seminar OPSI,” tambah Irene.
Senada dengan itu, Staf Ahli Bidang Manajemen Talenta, Tatang Muttaqin mengatakan OPSI dapat menjadi pemantik bagi generasi muda untuk terus berprestasi dan berinovasi, serta dapat menginspirasi anak muda lainnya untuk terus meningkatkan kreativitas mereka dalam berinovasi teknologi.
“Terima kasih tahun ini kita sudah mulai membangun prosedur dan norma bagi pemberian clearence ethic yang dapat kita belajarkan kepada anak-anak sejak dini. Kerja sama dengan BRIN, Tarumanegara, termasuk tim panitia pelaksana, peserta, tim pakar, juri, guru pembimbing, dan pihak pendukung lainnya akan terus kita perkuat dan kembangkan. Semoga kerja sama yang telah terjalin baik dapat terus berkembang sebagai upaya kolaborasi peningkatan kualitas pembinaan minat dan bakat talenta peserta didik di berbagai bidang,” tekannya.
Kegiatan Kesiswaan Memerdekakan Siswa untuk Mengasah Kompetensi Nonakademik
Merujuk gerakan Merdeka Belajar, Tatang menilai bahwa setiap orang berhak untuk merdeka dalam berprestasi, baik itu dalam aspek akademik maupun nonakademik. Menurutnya, setiap orang harus berani berkembang dan berproses serta bertanggung jawab atas pilihan yang diambil. “Fokus pada akademik itu penting, namun tentunya juga perlu diseimbangi dengan kemampuan berorganisasi serta bersosialisasi,” tegasnya.
Kegiatan kesiswaan berperan besar dalam mewujudkan gerakan Merdeka Belajar dengan semangat merdeka berprestasi. Dengan demikian, pembinaan kegiatan siswa diarahkan pada berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia merdeka yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, terampil, kompeten dan berbudaya. Salah satu usaha pembinaan tersebut adalah melalui kompetisi di bidang riset dan penelitian ilmiah, yang telah dirumuskan dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI).
Sejak dimulainya kompetisi ini di tahun 2012, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyadari pentingnya wadah bagi peningkatan kualitas lulusan maupun pembinaan kesiswaan yang ada di satuan pendidikan dasar dan menengah. Pelaksanaan OPSI diharapkan dapat menjadi sarana berkarya siswa untuk menumbuhkembangkan potensi dan kreativitas, mendorong kolaborasi dalam dan antar sekolah dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat.
“OPSI memiliki peran penting dalam mempersiapkan talenta siswa untuk memenuhi kebutuhan inovasi masa depan yang seperti kita saksikan sudah ada tepat di depan mata. Semoga kegiatan ini nantinya mampu memunculkan inventor-inventor yang bedampak besar di berbagai bidang seperti industri, riset ilmiah, sosial ekonomi, dan lain sebagainya,” jelas Tatang.
Tatang berharap, semuanya peserta dapat menerima hasil terbaik yang diumumkan panitia. Karena pada dasarnya, semua peserta disini adalah pemenang yang akan berkontribusi dalam memajukan bangsa dan negara yang didasari semangat berkreasi dan berinovasi mengembangkan teknologi. “Maka, berbanggalah dengan pencapaian kalian yang sudah mampu mewakili dan mengharumkan nama masing-masing sekolah tumpuan kalian,” tutupnya.
Para Pemenang Medali Emas OPSI Tahun 2023
Pemenang medali emas jenjang SMP untuk Bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkungan (IPAL) adalah Advanterial Team asal MTSN 1 Malang, Provinsi Jawa Timur; Tim EGS-COTECTOR dari UPT SMP Negeri 10 Gresik, Provinsi Jawa Timur; serta Tim OPSI IPA_SMPN 1 Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
Sementara untuk peraih medali emas jenjang SMP Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Kemanusiaan, dan Budaya (IPSKB) dimenangkan oleh Tim KIR Matsanewa IPSKS asal MTSN 1 Kota Malang, Provinsi Jawa Timur; Tim Local Genius Mabbelle dari SMP NEGERI 1 KAHU, Provinsi Sulawesi Selatan; serta Tim GeoAdventures dari MTSN 1 Banda Aceh.
Untuk peraih medali emas jenjang SMP Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik dan Rekayasa (IPTR) adalah Tim Teknik dan Rekayasa SMPN 8 Tangerang Selatan dari SMP Negeri 8 Tangerang Selatan, Provinsi Banten; serta Tim SPILAR 2 dari SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta, Provinsi D. I. Yogyakarta. Untuk kategori individu, pemenangnya Melta Anindya Indriawati dari SMP Negeri 6 Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Pada jenjang SMA, peraih medali emas untuk Bidang Matematika, Sains, dan Teknologi (MST) dimenangkan oleh Tim MST 1 MAN2TSK asal MAN 2 Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat; KIR 3 Burbolang Team asal SMAN 3 Denpasar; serta Tim MST MAKOBA 7T asal MAN Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Sementara pemenang untuk kategori individu, Penelitian Ubi Jalar dari SMA British School Jakarta.
Peraih medali emas untuk Bidang Fisika Terapan dan Rekayasa (FTR) adalah Tim Alya dan Alifa dari SMAN 42 Jakarta dan untuk ketagori individu dimenangkan oleh Padmanaba 13 dari SMAN 3 Yogyakarta, Provinsi D. I. Yogyakarta. Berikutnya, peraih medali emas untuk Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora (ISH) adalah Syahara dari MAN 1 Lamongan, Provinsi Jawa Timur; Tim MHC-SF dari Sekolah Indonesia Jeddah Tingkat SMA, Arab Saudi; serta Tim Dulur Banten_SMANCIR dari SMAN 1 Ciruas, Provinsi Banten.
Tahun ini, OPSI juga mengapresiasi peserta dengan kategori khusus untuk jenjang SMP yaitu Expo Terbaik, Presenter Terbaik, dan Pameran/Poster Terbaik. Sementara untuk jenjang SMA yaitu Expo Terunik, Kepedulian Terhadap Cagar Budaya, Pemanfaatan Limbah untuk Clean Energy, Pengembangan Teknologi Tepat Guna Membantu Petani untuk Menyiapkan Ketahanan Pangan 2045, dan Presentasi Terkreatif.
Jingga Depanda dan Nabila Indriani dari Tim The Marvelz SMA Negeri 1 Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau, tak menyangka bisa memenangkan penghargaan Presentasi Terkreatif. Di sela-sela presentasi mereka mengetengahkan pantun Melayu dan menyapa dengan salam khas daerah asalnya. “Sangat penting untuk mengemas pesan yang kita sampaikan agar menarik penerima pesan dan keterampilan ini harus diasah oleh kita supaya penelitian yang kita hasilkan manfaatnya dapat dipahami dan berguna bagi masyarakat untuk memecahkan masalah,” ujarnya.
Penelitian yang diangkat Jingga dan Nabila adalah “Efektivitas Penanggulangan Depresi melalui Aplikasi Teduh Sebagai Interaksi Online pada Siswa di SMA Negeri 1 Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau”. Penelitian ini dilatari oleh pengamatan mereka terhadap adanya gejala depresi yang dimiliki teman di sekolahnya. Aplikasi Teduh yang bisa diunduh melalui AppStore atau PlayStore terbukti dapat mengurangi tingkat depresi siswa setelah sebulan efektif melakukan konsultasi dengan psikolog/psikiater melalui aplikasi tersebut.
“Aplikasi ini digunakan sebagai alternatif bagi yang bersangkutan untuk mendapat penanganan psikolog/psikiater, ketimbang harus berkonsultasi secara tatap muka. Ada banyak fitur yang bisa dipilih untuk mengurangi dan mengelola tingkat stres kita. Fitur itu dipandu oleh psikolog,” jelas Jingga yang mengklaim tidak ada batasan usia untuk dapat menggunakan aplikasi ini.
Sebelum mengakhiri perbincangan, Jingga menyampaikan pesan untuk seluruh peneliti di Indonesia. “Tetap optimistis sebagai peneliti muda karena kita adalah generasi harapan yang akan meneruskan cita-cita luhur bangsa,” tutupnya. (Penulis: Denty/ Editor: Azis P.)
Daftar Pemenang OPSI selengkapnya terlampir secara terpisah. (Unduh file)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#JujurItuJuara
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 628/sipers/A6/XI/2023
Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Maria Veronica Irene Herdjiono, dalam laporannya mengatakan, OPSI adalah sarana untuk menyeleksi para peserta terbaik yang akan dibina oleh Puspresnas untuk mengikuti berbagai ajang kompetisi penelitian ilmiah tingkat internasional. “OPSI sekaligus sebagai sarana untuk mengidentifikasi dan menemukenali potensi talenta unggul di bidang riset dan inovasi sejak dini dan menjadi bagian penting dari proses manajemen talenta nasional,” ujarnya dalam penutupan OPSI di Jakarta, Jumat (11/11).
Sebagai bagian dari implementasi manajemen talenta nasional di bidang riset dan inovasi, OPSI terus dikembangkan bersama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Lomba sejenis yang selama ini juga dilakukan oleh BRIN/Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yaitu Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR), sejak 2 (dua) tahun ini tidak diselenggarakan lagi dan diakomodasi di dalam OPSI.
“Bersama BRIN, secara bertahap kami sedang terus memadupadankan pendekatan pembinaan dan mekanisme kompetisi OPSI lebih optimal lagi ke depan. Tahun ini kita mulai dengan membangun norma/standar/prosedur dalam hal clearence ethic (bidang-bidang riset IPA yang memerlukan proses ujicoba) yang paling memadai dan pas untuk diikuti oleh peserta didik level SMP dan SMA. Pada kesempatan ini pun kami selenggarakan sarasehan/workshop bersama BRIN dan pemangku kepentingan untuk mengembangkan OPSI lebih kuat lagi sebagai bagian dari (Manajemen Talenta Nasional) MTN Bidang Riset dan Inovasi di mana BRIN adalah koordinator pelaksananya,” terangnya seraya mengucapkan terima kasih kepada BRIN.
OPSI tahun ini diselenggarakan mulai tanggal 6 – 11 November 2023, bertempat di Universitas Tarumanegara dan di Hotel Peninsula, Jakarta. “Selama sepekan peserta telah memamerkan hasil karya penelitian, dan mempresentasikan penelitiannya di depan dewan juri, selain itu peserta juga mendapatkan pengetahuan penelitian dari Seminar OPSI,” tambah Irene.
Senada dengan itu, Staf Ahli Bidang Manajemen Talenta, Tatang Muttaqin mengatakan OPSI dapat menjadi pemantik bagi generasi muda untuk terus berprestasi dan berinovasi, serta dapat menginspirasi anak muda lainnya untuk terus meningkatkan kreativitas mereka dalam berinovasi teknologi.
“Terima kasih tahun ini kita sudah mulai membangun prosedur dan norma bagi pemberian clearence ethic yang dapat kita belajarkan kepada anak-anak sejak dini. Kerja sama dengan BRIN, Tarumanegara, termasuk tim panitia pelaksana, peserta, tim pakar, juri, guru pembimbing, dan pihak pendukung lainnya akan terus kita perkuat dan kembangkan. Semoga kerja sama yang telah terjalin baik dapat terus berkembang sebagai upaya kolaborasi peningkatan kualitas pembinaan minat dan bakat talenta peserta didik di berbagai bidang,” tekannya.
Kegiatan Kesiswaan Memerdekakan Siswa untuk Mengasah Kompetensi Nonakademik
Merujuk gerakan Merdeka Belajar, Tatang menilai bahwa setiap orang berhak untuk merdeka dalam berprestasi, baik itu dalam aspek akademik maupun nonakademik. Menurutnya, setiap orang harus berani berkembang dan berproses serta bertanggung jawab atas pilihan yang diambil. “Fokus pada akademik itu penting, namun tentunya juga perlu diseimbangi dengan kemampuan berorganisasi serta bersosialisasi,” tegasnya.
Kegiatan kesiswaan berperan besar dalam mewujudkan gerakan Merdeka Belajar dengan semangat merdeka berprestasi. Dengan demikian, pembinaan kegiatan siswa diarahkan pada berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia merdeka yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, terampil, kompeten dan berbudaya. Salah satu usaha pembinaan tersebut adalah melalui kompetisi di bidang riset dan penelitian ilmiah, yang telah dirumuskan dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI).
Sejak dimulainya kompetisi ini di tahun 2012, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyadari pentingnya wadah bagi peningkatan kualitas lulusan maupun pembinaan kesiswaan yang ada di satuan pendidikan dasar dan menengah. Pelaksanaan OPSI diharapkan dapat menjadi sarana berkarya siswa untuk menumbuhkembangkan potensi dan kreativitas, mendorong kolaborasi dalam dan antar sekolah dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat.
“OPSI memiliki peran penting dalam mempersiapkan talenta siswa untuk memenuhi kebutuhan inovasi masa depan yang seperti kita saksikan sudah ada tepat di depan mata. Semoga kegiatan ini nantinya mampu memunculkan inventor-inventor yang bedampak besar di berbagai bidang seperti industri, riset ilmiah, sosial ekonomi, dan lain sebagainya,” jelas Tatang.
Tatang berharap, semuanya peserta dapat menerima hasil terbaik yang diumumkan panitia. Karena pada dasarnya, semua peserta disini adalah pemenang yang akan berkontribusi dalam memajukan bangsa dan negara yang didasari semangat berkreasi dan berinovasi mengembangkan teknologi. “Maka, berbanggalah dengan pencapaian kalian yang sudah mampu mewakili dan mengharumkan nama masing-masing sekolah tumpuan kalian,” tutupnya.
Para Pemenang Medali Emas OPSI Tahun 2023
Pemenang medali emas jenjang SMP untuk Bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkungan (IPAL) adalah Advanterial Team asal MTSN 1 Malang, Provinsi Jawa Timur; Tim EGS-COTECTOR dari UPT SMP Negeri 10 Gresik, Provinsi Jawa Timur; serta Tim OPSI IPA_SMPN 1 Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
Sementara untuk peraih medali emas jenjang SMP Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Kemanusiaan, dan Budaya (IPSKB) dimenangkan oleh Tim KIR Matsanewa IPSKS asal MTSN 1 Kota Malang, Provinsi Jawa Timur; Tim Local Genius Mabbelle dari SMP NEGERI 1 KAHU, Provinsi Sulawesi Selatan; serta Tim GeoAdventures dari MTSN 1 Banda Aceh.
Untuk peraih medali emas jenjang SMP Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik dan Rekayasa (IPTR) adalah Tim Teknik dan Rekayasa SMPN 8 Tangerang Selatan dari SMP Negeri 8 Tangerang Selatan, Provinsi Banten; serta Tim SPILAR 2 dari SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta, Provinsi D. I. Yogyakarta. Untuk kategori individu, pemenangnya Melta Anindya Indriawati dari SMP Negeri 6 Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Pada jenjang SMA, peraih medali emas untuk Bidang Matematika, Sains, dan Teknologi (MST) dimenangkan oleh Tim MST 1 MAN2TSK asal MAN 2 Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat; KIR 3 Burbolang Team asal SMAN 3 Denpasar; serta Tim MST MAKOBA 7T asal MAN Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Sementara pemenang untuk kategori individu, Penelitian Ubi Jalar dari SMA British School Jakarta.
Peraih medali emas untuk Bidang Fisika Terapan dan Rekayasa (FTR) adalah Tim Alya dan Alifa dari SMAN 42 Jakarta dan untuk ketagori individu dimenangkan oleh Padmanaba 13 dari SMAN 3 Yogyakarta, Provinsi D. I. Yogyakarta. Berikutnya, peraih medali emas untuk Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora (ISH) adalah Syahara dari MAN 1 Lamongan, Provinsi Jawa Timur; Tim MHC-SF dari Sekolah Indonesia Jeddah Tingkat SMA, Arab Saudi; serta Tim Dulur Banten_SMANCIR dari SMAN 1 Ciruas, Provinsi Banten.
Tahun ini, OPSI juga mengapresiasi peserta dengan kategori khusus untuk jenjang SMP yaitu Expo Terbaik, Presenter Terbaik, dan Pameran/Poster Terbaik. Sementara untuk jenjang SMA yaitu Expo Terunik, Kepedulian Terhadap Cagar Budaya, Pemanfaatan Limbah untuk Clean Energy, Pengembangan Teknologi Tepat Guna Membantu Petani untuk Menyiapkan Ketahanan Pangan 2045, dan Presentasi Terkreatif.
Jingga Depanda dan Nabila Indriani dari Tim The Marvelz SMA Negeri 1 Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau, tak menyangka bisa memenangkan penghargaan Presentasi Terkreatif. Di sela-sela presentasi mereka mengetengahkan pantun Melayu dan menyapa dengan salam khas daerah asalnya. “Sangat penting untuk mengemas pesan yang kita sampaikan agar menarik penerima pesan dan keterampilan ini harus diasah oleh kita supaya penelitian yang kita hasilkan manfaatnya dapat dipahami dan berguna bagi masyarakat untuk memecahkan masalah,” ujarnya.
Penelitian yang diangkat Jingga dan Nabila adalah “Efektivitas Penanggulangan Depresi melalui Aplikasi Teduh Sebagai Interaksi Online pada Siswa di SMA Negeri 1 Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau”. Penelitian ini dilatari oleh pengamatan mereka terhadap adanya gejala depresi yang dimiliki teman di sekolahnya. Aplikasi Teduh yang bisa diunduh melalui AppStore atau PlayStore terbukti dapat mengurangi tingkat depresi siswa setelah sebulan efektif melakukan konsultasi dengan psikolog/psikiater melalui aplikasi tersebut.
“Aplikasi ini digunakan sebagai alternatif bagi yang bersangkutan untuk mendapat penanganan psikolog/psikiater, ketimbang harus berkonsultasi secara tatap muka. Ada banyak fitur yang bisa dipilih untuk mengurangi dan mengelola tingkat stres kita. Fitur itu dipandu oleh psikolog,” jelas Jingga yang mengklaim tidak ada batasan usia untuk dapat menggunakan aplikasi ini.
Sebelum mengakhiri perbincangan, Jingga menyampaikan pesan untuk seluruh peneliti di Indonesia. “Tetap optimistis sebagai peneliti muda karena kita adalah generasi harapan yang akan meneruskan cita-cita luhur bangsa,” tutupnya. (Penulis: Denty/ Editor: Azis P.)
Daftar Pemenang OPSI selengkapnya terlampir secara terpisah. (Unduh file)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#JujurItuJuara
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 628/sipers/A6/XI/2023
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3663 kali
Editor :
Dilihat 3663 kali