Perkuat Toleransi, Kelas Akhir Pekan Puspeka Bahas Keragaman Budaya Lintas Negara 18 November 2023 ← Back
Jakarta, 17 November 2023 – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) kembali menyelenggarakan Kelas Akhir Pekan (Kesan). Bertepatan dengan momentum Hari Internasional pada 16 November 2023 lalu, Kesan kali ini mengangkat tema “Keliling Dunia Seru, Jumpa Kawan-kawan Baru.”
Kepala Puspeka, Rusprita Putri Utami, mengajak para Sahabat Karakter untuk berpetualang secara virtual dan berjumpa dengan mahasiswa asing dari berbagai negara. Kegiatan ini menjadi ruang untuk menciptakan interaksi positif yang memantik rasa hormat, keingintahuan akan budaya lain, dan rasa toleransi antara pemuda Indonesia dengan mahasiswa dari berbagai kewarganegaraan.
“Dengan membiasakan diri membangun pertemanan dengan teman-teman yang memiliki keanekaragaman latar belakang, termasuk lintas negara, kita bisa memiliki cara pandang yang lebih luas dan meruntuhkan prasangka-prasangka di dalam kepala kita,” demikian disampaikan Rusprita di Jakarta, Jumat (17/11).
Pertemanan dengan beragam latar belakang, menurut Rusprita, dapat melatih kemampuan komunikasi, kreativitas, berpikir kritis, dan rasa empati.
Kelima mahasiswa asing yang hadir dalam sesi Kesan kali ini merupakan mahasiswa penerima program Darmasiswa. Mereka adalah Martin Fatmaja dari Australia, Bae Jungkyoung dari Korea Selatan, Ameera Kazie Allie dari Afrika Selatan, Alaa Reda Abdul Wahab Ahmad Elkhoribi dari Mesir, dan Braulio Aaron Santiago dari Mexico.
Martin membagikan cerita tentang first nation people atau orang pribumi Australia. Sebagai negara yang banyak menerima pendatang, orang pribumi Australia telah menghadapi berbagai tantangan toleransi, seperti penjajahan, diskriminasi, dan penghapusan budaya. “Namun mereka terus memperjuangkan hak-haknya dan tetap menghargai keberagaman, hingga kini memiliki peran penting dalam berbagai sektor,” ungkap Martin.
Salah satu hal menarik adalah banyaknya sekolah Australia yang mengajarkan bahasa Indonesia. Martin menjelaskan, “Kami di Australia sangat menghargai Indonesia sebagai negara tetangga. Kami paham jika kami ingin memajukan relasi antarkedua negara, maka kami harus mempelajari bahasa masing-masing.”
Ameera dengan antusias menyampaikan tentang kemiripan negaranya, Afrika Selatan, dengan Indonesia dari sisi keberagaman budaya, baik etnis, bahasa, hingga agama. “Bagiku, saat datang ke Indonesia, aku merasa seperti di rumah sendiri,” ungkapnya.
Tak jauh berbeda dengan itu, Braulio juga menceritakan bagaimana orang Mexico menyadari pentingnya keberagaman. Dengan keanekaragaman yang dimiliki, baik budaya maupun hayati, mereka menyambut menyambut dan menerimanya dengan senang hati.
“Orang Mexico tidak lagi melihat latar belakang etnis ataupun asal daerah seseorang, melainkan pandangan dan sikap positif mereka tentang kehidupan,” ucap Braulio.
Dari paparan para mahasiswa asing tersebut, terlihat bagaimana mereka memandang perbedaan budaya bukanlah suatu hambatan, melainkan wadah untuk merayakan toleransi. Dengan demikian, diharapkan agar pemuda Indonesia pun dapat menjadi pelopor dalam menciptakan merangkul keanekaragaman dan menciptakan inklusivitas dalam masyarakat dapat terus diperkuat.
Disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI, Kelas Akhir Pekan menjadi tempat untuk saling berbagi akhir pekan dan mencari wawasan terkait penguatan karakter, seperti Profil Pelajar Pancasila, inklusivitas, kebinekaan, serta enam bentuk kekerasan yang menjadi perhatian dari Kemendikbudristek.
Kesan kali ini adalah rangkaian ketiga, setelah sebelumnya kesan pertama yang membahas anti perundungan dan kesan kedua tentang tutorial pelaporan pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) dan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (PPKSP).
Selain itu, Kelas Akhir Pekan juga merupakan bagian dari kegiatan Pekan untuk Sahabat Karakter (Pusaka) Tahun 2023, yang merupakan bentuk apresiasi bagi #SahabatKarakter untuk keterlibatan mereka dalam dalam upaya penguatan karakter dan pencegahan kekerasan di satuan pendidikan. Rangkaian kegiatan akan berlangsung sepanjang bulan November s.d. Desember yang diisi dengan beragam aktivitas terkait isu-isu tiga dosa besar pendidikan, inklusivitas, dan Profil Pelajar Pancasila.
#1JutaKampanyeToleransi
Masih dalam upaya merayakan keragaman lintas negara, sekaligus memperingati Hari Toleransi Internasional, Puspeka Kemendikbudristek menyelenggarakan kampanye digital yang bertajuk #1JutaKampanyeToleransi.
Kampanye ini mengajak masyarakat untuk membagikan arti penting toleransi dan praktik baik yang ada di sekitar mereka. Dengan harapan, agar cerita kecil tersebut dapat menjadi inspirasi bagi dunia yang lebih besar.
Pada episode Ruang Bincang Karakter episode Peringatan Hari Toleransi Internasional, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah, menyampaikan bahwa toleransi merupakan hal yang harus terus dibangun secara berkelanjutan, terlebih bagi Indonesia yang telah memiliki dasar kebinekaan.
“Toleransi dapat dibangun melalui pendidikan, terlebih sekarang ada Profil Pelajar Pancasila. Ini adalah upaya kita bersama, melalui Kemendikbudristek, untuk memupuk toleransi sedini mungkin,” pungkas Itje.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Aidy Furqan, membagikan terkait kebijakan Sabtu Budaya, di mana anak-anak dapat saling berinteraksi, berekspresi, dan bergabung untuk melakukan berbagai kegiatan.
“Sehingga mereka yang berasal dari latar belakang, suku, dan agama berbeda pun dapat saling membaur dan beraktivitas dengan menyenangkan,” ucapnya.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat turut mendukung kampanye ini dengan mengajak para siswa-siswi melaksanakan kegiatan Nonton Bareng Ruang Bincang Karakter di sekolah masing-masing. (Penulis: Stephanie W. / Editor: Denty A.)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 644/sipres/A6/XI/2023
Kepala Puspeka, Rusprita Putri Utami, mengajak para Sahabat Karakter untuk berpetualang secara virtual dan berjumpa dengan mahasiswa asing dari berbagai negara. Kegiatan ini menjadi ruang untuk menciptakan interaksi positif yang memantik rasa hormat, keingintahuan akan budaya lain, dan rasa toleransi antara pemuda Indonesia dengan mahasiswa dari berbagai kewarganegaraan.
“Dengan membiasakan diri membangun pertemanan dengan teman-teman yang memiliki keanekaragaman latar belakang, termasuk lintas negara, kita bisa memiliki cara pandang yang lebih luas dan meruntuhkan prasangka-prasangka di dalam kepala kita,” demikian disampaikan Rusprita di Jakarta, Jumat (17/11).
Pertemanan dengan beragam latar belakang, menurut Rusprita, dapat melatih kemampuan komunikasi, kreativitas, berpikir kritis, dan rasa empati.
Kelima mahasiswa asing yang hadir dalam sesi Kesan kali ini merupakan mahasiswa penerima program Darmasiswa. Mereka adalah Martin Fatmaja dari Australia, Bae Jungkyoung dari Korea Selatan, Ameera Kazie Allie dari Afrika Selatan, Alaa Reda Abdul Wahab Ahmad Elkhoribi dari Mesir, dan Braulio Aaron Santiago dari Mexico.
Martin membagikan cerita tentang first nation people atau orang pribumi Australia. Sebagai negara yang banyak menerima pendatang, orang pribumi Australia telah menghadapi berbagai tantangan toleransi, seperti penjajahan, diskriminasi, dan penghapusan budaya. “Namun mereka terus memperjuangkan hak-haknya dan tetap menghargai keberagaman, hingga kini memiliki peran penting dalam berbagai sektor,” ungkap Martin.
Salah satu hal menarik adalah banyaknya sekolah Australia yang mengajarkan bahasa Indonesia. Martin menjelaskan, “Kami di Australia sangat menghargai Indonesia sebagai negara tetangga. Kami paham jika kami ingin memajukan relasi antarkedua negara, maka kami harus mempelajari bahasa masing-masing.”
Ameera dengan antusias menyampaikan tentang kemiripan negaranya, Afrika Selatan, dengan Indonesia dari sisi keberagaman budaya, baik etnis, bahasa, hingga agama. “Bagiku, saat datang ke Indonesia, aku merasa seperti di rumah sendiri,” ungkapnya.
Tak jauh berbeda dengan itu, Braulio juga menceritakan bagaimana orang Mexico menyadari pentingnya keberagaman. Dengan keanekaragaman yang dimiliki, baik budaya maupun hayati, mereka menyambut menyambut dan menerimanya dengan senang hati.
“Orang Mexico tidak lagi melihat latar belakang etnis ataupun asal daerah seseorang, melainkan pandangan dan sikap positif mereka tentang kehidupan,” ucap Braulio.
Dari paparan para mahasiswa asing tersebut, terlihat bagaimana mereka memandang perbedaan budaya bukanlah suatu hambatan, melainkan wadah untuk merayakan toleransi. Dengan demikian, diharapkan agar pemuda Indonesia pun dapat menjadi pelopor dalam menciptakan merangkul keanekaragaman dan menciptakan inklusivitas dalam masyarakat dapat terus diperkuat.
Disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI, Kelas Akhir Pekan menjadi tempat untuk saling berbagi akhir pekan dan mencari wawasan terkait penguatan karakter, seperti Profil Pelajar Pancasila, inklusivitas, kebinekaan, serta enam bentuk kekerasan yang menjadi perhatian dari Kemendikbudristek.
Kesan kali ini adalah rangkaian ketiga, setelah sebelumnya kesan pertama yang membahas anti perundungan dan kesan kedua tentang tutorial pelaporan pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) dan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (PPKSP).
Selain itu, Kelas Akhir Pekan juga merupakan bagian dari kegiatan Pekan untuk Sahabat Karakter (Pusaka) Tahun 2023, yang merupakan bentuk apresiasi bagi #SahabatKarakter untuk keterlibatan mereka dalam dalam upaya penguatan karakter dan pencegahan kekerasan di satuan pendidikan. Rangkaian kegiatan akan berlangsung sepanjang bulan November s.d. Desember yang diisi dengan beragam aktivitas terkait isu-isu tiga dosa besar pendidikan, inklusivitas, dan Profil Pelajar Pancasila.
#1JutaKampanyeToleransi
Masih dalam upaya merayakan keragaman lintas negara, sekaligus memperingati Hari Toleransi Internasional, Puspeka Kemendikbudristek menyelenggarakan kampanye digital yang bertajuk #1JutaKampanyeToleransi.
Kampanye ini mengajak masyarakat untuk membagikan arti penting toleransi dan praktik baik yang ada di sekitar mereka. Dengan harapan, agar cerita kecil tersebut dapat menjadi inspirasi bagi dunia yang lebih besar.
Pada episode Ruang Bincang Karakter episode Peringatan Hari Toleransi Internasional, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah, menyampaikan bahwa toleransi merupakan hal yang harus terus dibangun secara berkelanjutan, terlebih bagi Indonesia yang telah memiliki dasar kebinekaan.
“Toleransi dapat dibangun melalui pendidikan, terlebih sekarang ada Profil Pelajar Pancasila. Ini adalah upaya kita bersama, melalui Kemendikbudristek, untuk memupuk toleransi sedini mungkin,” pungkas Itje.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Aidy Furqan, membagikan terkait kebijakan Sabtu Budaya, di mana anak-anak dapat saling berinteraksi, berekspresi, dan bergabung untuk melakukan berbagai kegiatan.
“Sehingga mereka yang berasal dari latar belakang, suku, dan agama berbeda pun dapat saling membaur dan beraktivitas dengan menyenangkan,” ucapnya.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat turut mendukung kampanye ini dengan mengajak para siswa-siswi melaksanakan kegiatan Nonton Bareng Ruang Bincang Karakter di sekolah masing-masing. (Penulis: Stephanie W. / Editor: Denty A.)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 644/sipres/A6/XI/2023
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 808 kali
Editor :
Dilihat 808 kali