Upaya Meida Maksimalkan Pemanfaatan PMM Guna Tingkatkan Kompetensi Sesama Pendidik 28 November 2023 ← Back
Medan, Kemendikbudristek --- Keterbatasan situasi saat pandemi tidak membatasi Meida Sitanggang, guru informatika asal SMP Negeri 4 Medan untuk terus mengajar. Kepiawaiannya dalam memanfaatkan teknologi dan sosial media menjadi salah satu alternatif media komunikasi dan juga media pembelajaran di masa pandemi hingga akhirnya berbuah pada manis hari ini.
Meida merupakan salah satu sosok inspiratif yang terus berusaha bergerak memberikan terobosan pembelajaran bagi murid-muridnya. Kegigihannya dalam memanfaatkan teknologi berhasil mengantarkannya menjadi Co.Kapten Belajar.id Kota Medan melalui berbagai pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Tidak hanya itu, saat ada sosialisasi Platform Merdeka Mengajar (PMM) di Kota Medan tahun 2021, Meida tampak antusias dan tertarik untuk mengunggah bukti karya miliknya yang Ia jadikan sebagai portofolio digital di dunia pendidikan.
“Saya punya karya, seperti bahan ajar, video pembelajaran. Saya punya bukti karya itu. Biasanya itu saya simpan di laptop untuk diri saya sendiri. Tapi, dengan adanya PMM ternyata sudah jelas nanti yang akan melihat karya-karya itu guru,” ungkap Meida.
Platform Merdeka Mengajar merupakan platform yang disediakan oleh Kemendikbudristek untuk menjadi teman penggerak bagi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya.
Meida menceritakan, dirinya sering mengikuti pelatihan mandiri dan banyak belajar mengenai Implementasi Kurikulum Belajar yang Ia akses secara mandiri melalui PMM. Saat ini, sudah ada tiga sertifikat yang Ia dapatkan dari pelatihan mandiri di PMM.
“Di pelatihan mandiri itu sudah banyak saya pelajari materi-materinya, tinggal pelan-pelan saya buat aksi nyatanya,” ungkap Meida.
Bagi Meida, kemudahan sistem belajar dan kenyamanan dalam mengakses fitur belajar menjadikannya senang menggunakan Platform Merdeka Mengajar disela-sela aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga.
“Menurutku cara belajarnya mudah, dengarkan videonya, kasih tanggapan, dan jawab pertanyaan. Kalo kurang paham, ulang saja videonya. Jadi, saya seringkali kalau pelatihan mandiri, saya sambil masak ya saya pasang aja laptop atau handphone saya. Jadi masak sambil mendengarkan,” ungkap Meida.
Platform Merdeka Mengajar diharapkan dapat menjadi partner guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka dengan semangat kolaborasi dan saling berbagi untuk dapat membantu mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman.
Sebagai guru informatika, Meida menyadari pentingnya Platform Merdeka Mengajar karena muaranya adalah murid, murid, dan murid. Murid-muridnya diberikan kebebasan dan tidak ditekankan harus memahami semua pelajaran informatika, tapi Ia terus memfasilitasi gaya belajar yang berdiferensiasi. Inilah yang disenanginya dari Gerakan Merdeka Belajar sebab, membuat guru semakin kreatif dalam proses mengajar.
“Saya yakin guru yang mau belajar itu adalah guru-guru hebat semua, bukan karena mereka tidak mengerti tapi karena mereka hebat, mereka ingin belajar lagi. Karena guru adalah pemelajar sepanjang hayat,” ungkap Meida.
Dukungan penuh juga diberikan oleh Bowonaso Lahagu selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Medan kepada Meida Sitanggang yang telah menginspirasi dan memotivasi guru-guru di sekolah tersebut dengan memberikan pelatihan kompetensi dari para ahli dan pembinaan Komunitas Guru KITA SMP Negeri 4 Medan.
“Ibu Meida ini luar biasa, beliau tidak pelit meng-share ilmu-ilmunya,” ujar Bowonaso Lahago.
Selaku Ketua Penggerak Komunitas Guru KITA SMPN 4 Medan, Meida juga mengungkapkan bahwa komunitas ini menjadi salah satu ladang ilmu dan wadah berbagi antar guru SMP Negeri 4 Medan mengenai cara menghadapi siswa, modul ajar, hingga membahas mengenai Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Keuletannya berbuah manis, kini banyak guru-guru di SMP Negeri 4 Medan yang sudah menggunakan PMM, melakukan aksi nyata, dan mendaftarkan komunitas Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di PMM.
“Melalui PMM itu saya merasakannya, jadi saya tidak hanya mentok di komunitas saya saja. Saya bisa bertemu komunitas-komunitas lain bahkan dari Sabang sampai Merauke yang tak pernah saya duga untuk saling berbagi ilmu,” tutup Meida.*** (Penulis: Adys/Editor: Denty A.)
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 706 kali
Editor :
Dilihat 706 kali