15 Tahun Eksistensi SIKK: Perjalanan Menuju Empati, Ketangguhan, dan Integritas  15 Desember 2023  ← Back



Kota Kinabalu
, Kemendikbudristek “Selamat Ulang Tahun ke-15, Sekolahku. Terima kasih tak terhingga kami ucapkan atas jasa-jasamu sehingga aku bisa kuliah di Indonesia bersama alumni SIKK lainnya. Juga terima kasih kepada semua guru, Pemerintah Indonesia, dan semua pihak yang sudah membantu. Semoga SIKK tambah maju dan jaya demi masa depan yang cerah bagi anak-anak Indonesia di Sabah. We love SIKK always…”

Pesan whatsapp itu ditulis oleh Nayal, seorang alumni Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) yang dikirim ke Koordinator Penghubung CLC Wilayah Kota Kinabalu, Nasrullah Ali Fauzi. Saat ini, Nayal  sedang kuliah semester akhir di sebuah perguruan tinggi di Bandung, Jawa Barat.

Tahun 2023, tepatnya pada tanggal 1 Desember, SIKK yang merupakan salah satu dari Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) berusia 15 tahun. Selain di Kota Kinabalu, sekolah serupa juga ada di Kuala Lumpur, Johor Bahru, Singapura, Bangkok, Yangon, Davao, Jeddah, Mekkah, Riyadh, Cairo, Tokyo, dan Den Haag.

SILN didirikan dengan beberapa tujuan, di antaranya 1) mendukung misi Perwakilan Indonesia dalam rangka memberikan perlindungan dan pengayoman bidang pendidikan bagi WNI di luar negeri; 2) memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu; serta 3) memperkuat dan mengembangkan persatuan, kesatuan, dan nilai-nilai kebangsaaan Indonesia.

SIKK resmi beroperasi pada 1 Desember 2008, tercipta dari hasil kerja sama dan kesepakatan yang baik antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia dalam bidang pendidikan.  Sekolah ini memang dibentuk khusus untuk membantu melayani akses pendidikan anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ada di Kota Kinabalu dan sekitarnya.

Awalnya SIKK berlokasi di sebuah rumah toko (ruko) sewaan di Alamesra, Kota Kinabalu. Namun karena jumlah pelajarnya kian banyak sementara ruang terbatas, mulai Desember 2013 SIKK berpindah tempat di kawasan Kota Kinabalu Industrial Park (KKIP), Sepanggar.

SIKK memang punya keunikan khusus sebagai pusat pelayanan pendidikan terintegrasi. Ia menjadi induk yang melaksanakan fungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap pelayanan pendidikan untuk Anak PMI melalui Community Learning Center (CLC) di Sabah dan Sarawak, baik bersifat formal maupun non formal.

Menurut data Oktober 2023, jumlah siswa pendidikan formal SIKK adalah 1.269 orang; terdiri dari jenjang Sekolah Dasar (SD) 372 siswa, jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) 201 siswa, jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) 500 siswa, dan jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 196 siswa. Sementara jumlah siswa non formal adalah 1.849 orang, terdiri dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 56 siswa dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebanyak 1.793 siswa.

Sejak awal berdiri, sekolah ini berada di bawah binaan Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur dan Konsulat Jenderal RI Kota Kinabalu. SIKK sudah mengalami perkembangan pesat di bawah pimpinan tiga kepala sekolah terdahulu yang sangat berdedikasi, yaitu Dadang Hermawan (2008-2014), Istiqlal Maqrip (2015-2019), dan Dadang Hermawan (2019-2022). Kemudian sejak 6 November 2023, SIKK dipimpin oleh kepala sekolah yang baru, Sahyuddin, atau akrab dipanggil Bapak Deden.  Adapun gurunya berjumlah 51 orang dan 18 orang tenaga kependidikan.

Semua kurikulum, sistem pendidikan dan peraturan pelaksanaan pendidikan di SIKK mengikuti seperti yang diberlakukan di Indonesia. Guru-guru profesional dari Indonesia didatangkan oleh Pemerintah, termasuk pengiriman dana bantuan operasional tahunan yang jumlahnya tidak sedikit untuk kelancaran proses pembelajaran dan pengajaran.

“Inilah memang tujuan utama Pemerintah Republik Indonesia mendirikan SIKK dan CLC di Negeri di Bawah Bayu ini, yakni memberikan layanan pendidikan untuk anak-anak PMI dan kemudian memberikan beasiswa dan kemudahan untuk mereka melanjutkannya ke jenjang lebih tinggi di Indonesia,” kata Konsul Jenderal Republik Indonesia Kota Kinabalu, Rafail Walangitan, ketika ditemui di kantornya

Walaupun masih sangat muda dan tantangannya cukup berat, SIKK terbukti sudah mengukir banyak prestasi. Pada awal tahun pendirian, prestasi yang diraih siswanya terutama tertumpu pada prestasi non akademik yang berhubungan dengan seni dan budaya dalam rangka soft diplomacy sesuai misi pemerintah selama ini. Seiring berjalannya waktu, banyak prestasi akademik dan non akademik lain yang diraih siswa SIKK untuk tingkat provinsi, nasional, regional (Sabah-Malaysia) maupun internasional (lihat tabel).

Catatan Prestasi Akademik dan Non Akademik Siswa SIKK 2020-2022
Tingkat Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
Internasional 4 21 10
Nasional 8 15 18
Regional Malaysia dan SILN 9 42 54
Sumber: Memorandum Akhir Tugas SILN Kota Kinabalu (2023)

Dengan berbagai prestasi yang sudah diraihnya itu, tidak heran jika para alumni SMA/SMK SIKK juga banyak yang berhasil lolos untuk melanjutkan kuliah dalam banyak bidang dan jurusan di berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia, baik melalui jalur beasiswa ataupun mandiri. Misalnya di Universitas Nusa Cendana, Universitas Tadulako, Universitas Negeri Manado, Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri Semarang, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Univeritas Indonesia dll.

Jumlah Alumni SMA/SMK SIKK yang Melanjutkan Kuliah di Indonesia
Tahun Jumlah Persentase Kelulusan
2018 13 21%
2019 28 30%
2020 47 62%
2021 55 54%
2022 68 66%
2023 90 54%
Sumber: Memorandum Akhir Tugas SILN Kota Kinabalu (2023)

Kepala Sekolah SIKK saat ini, merasa sangat bersyukur dengan eksistensi SIKK yang kini sudah menjadi sekolah yang mampu mandiri dan tangguh di Sabah.  Menurut Sahyuddin, usia 15 adalah usia yang masih sangat muda, tapi capaian SIKK sudah sangat besar. “Potensi itu harus dipertahankan dan ditingkatkan, apalagi SIKK sudah punya Sumber Daya Manusia (SDM) yang luar biasa,” tegas Sahyuddin.

Harapan pria asal Sumbawa itu, agar di masa depan tingkat keterserapan alumni SIKK di berbagai perguruan tinggi semakin bagus. Tidak saja di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Tidak hanya terfokus pada mendapatkan beasiswa melalui skema afirmasi pendidikan tinggi (adik) atau SMPTN saja, tapi juga yang lain.

“Misalnya melalui skema Beasiswa Indonesia Maju (BIM). Diperlukan upaya dan kerja keras tidak saja dari siswa sendiri, tapi juga guru dan staf yang ada di SIKK,” tegas Sahyuddin.

Sahyuddin juga menyoroti prestasi non akademik Siswa SIKK juga sangat luar biasa. Menurutnya, SIKK didorong untuk menjadi salah satu sekolah duta Indonesia dengan menampilkan berbagai budaya Indonesia baik itu seni, kuliner dan sebagainya sekaligus menjadi dplomasi lunak (soft diplomacy).

“Jadi kita tidak ingin berbicara dalam konteks hubungan Indonesia-Malaysia saja tapi juga dengan negara-negara lain di dunia. Ini semua tentu akan berhasil dicapai apabila ada kolaborasi dan kerjasama yang baik dari semua stakeholder yang ada, baik secara internal maupun eksternal SIKK,” urai Sahyuddin.

Pendapat senada juga datang dari Ketua Komite SIKK, Karminto, yang mengakui bahwa keberadaan SIKK sangatlah penting bagi anak-anak PMI yang ada di Kota Kinabalu dan sekitarnya sehingga para orang tua dan PMI tidak merasa khawatir lagi tentang akses pendidikan seperti yang ada di Indonesia beserta keberlanjutannya.

“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas usaha yang luar biasa ini. Apalagi prestasi siswa-siswa SIKK juga terbukti bagus dan alumninya juga banyak yang sudah kuliah di Indonesia,” jelas Karminto.

Karminto juga menekankan pentingnya pembangunan karakter dan akhlak bagi siswa-siswa SIKK selain prestasi akademik dan non akademik yang telah dicapai oleh siswa SIKK. “Semoga ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan, sambil lebih disempurnakan lagi melalui pembinaan karakter dan akhlak yang baik. Sebab tanpa karakter yang baik, kemampuan akademik dan prestasi tidak ada apa-apanya,” pungkasnya.
 
(Penulis: Nasrullah Ali Fauzi - Koordinator Penghubung CLC Wilayah Kota Kinabalu | Editor:  Andrew Fangidae / Stephanie/ Denty A. / Seno Hartono)
Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 2431 kali