200 Guru PAUD Adu Kreativitas di Jambore Merdeka Bermain 06 Desember 2023 ← Back
Denpasar, 5 Desember 2023 – Sebanyak 200 guru pendidikan anak usia dini (PAUD) mengikuti Jambore Merdeka Bermain di Denpasar, Bali, pada 4—6 Desember 2023. Pada kegiatan ini terdapat tiga lomba, yaitu lomba mendongeng, lomba cerdas cermat, dan lomba kreasi konten (content creator). Di Jambore Merdeka Bermain, para pendidik PAUD se-Provinsi Bali menampilkan inovasi pelaksanaan Kurikulum Merdeka, saling berbagi pengalaman dan pengetahuan, serta membangun kolaborasi komunitas belajar (kombel) antarsekolah atau antardaerah.
Peserta Jambore Merdeka Bermain tergabung dalam Kombel PAUD dan Asosiasi Profesi Gugus HIMPAUDI atau IGTKI. Sebanyak 150 orang merupakan peserta lomba cerdas cermat, 25 orang sebagai peserta lomba mendongeng, dan 25 orang sebagai content creator.
Direktur Guru PAUD dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Kemendikbudristek, Santi Ambarrukmi, mengatakan bahwa Jambore Merdeka Bermain di Provinsi Bali merupakan pelaksanaan yang pertama kali dan diharapkan dapat diselenggarakan juga di semua provinsi. “Ini sebenarnya kita memberikan apresiasi pada guru PAUD, mendorong mereka agar bisa lebih kreatif, dan mengembangkan komunitas belajar juga,” ujar Santi di sela-sela acara Jambore Merdeka Bermain Pendidik PAUD di Denpasar, Bali, Selasa (5/12).
Pada hari kedua pelaksanaan jambore, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Nunuk Suryani, hadir untuk berinteraksi dan memberikan motivasi kepada para pendidik PAUD. Ia mengatakan, Jambore Merdeka Bermain diselenggarakan sebagai salah satu acara dalam rangkaian peringatan Hari Guru Nasional 2023 dan sebagai wadah saling berbagi praktik baik implementasi Kurikulum Merdeka antarguru PAUD.
“Kemendikbudristek melalui Direktorat Guru PAUD dan Dikmas memberikan ruang apresiasi pada guru PAUD untuk mengekspresikan atau menyebarkan praktik baik yang selama ini dilakukan melalui berbagai macam kegiatan. Nah, salah satu bentuknya, mereka diberi kesempatan untuk unjuk kebolehan, misalnya mendongeng. Mendongeng adalah salah satu cara media pembelajaran yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka,” tutur Nunuk.
Ia mengatakan, pembelajaran di jenjang PAUD merupakan hal yang sangat penting sebagai fondasi mendidik anak-anak untuk menjadi generasi yang memiliki profil pelajar Pancasila. Karena itu ia mendorong para guru PAUD agar memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) dengan sebaik-baiknya.
“Platform Merdeka Mengajar bisa menjadi bekal guru PAUD untuk mengajar anak-anak PAUD. Selain itu, semua aktivitas di PMM bisa menjadi kredibilitas bagi guru PAUD, bahkan ke depannya bisa menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan sertifikat pendidik,” kata Dirjen GTK, Nunuk Suryani.
Dari 200 guru PAUD yang menjadi peserta Jambore Merdeka Bermain, sangat sedikit yang merupakan guru laki-laki, salah satunya adalah Kepala TK Tunas Kasih Kabupaten Klungkung, Mezaac Fritz Batlolona. Mezaac menuturkan, lomba-lomba yang diselenggarakan di Jambore Merdeka Bermain menjadi ajang evaluasi baginya dan penddik PAUD di TK Tunas Kasih yang dipimpinnya.
“Jambore juga mengukur apa yang sudah kami praktikkan dalam implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah kami. Hasilnya mungkin bisa dilihat di pentas yang kami lakukan nanti dan lomba cepat tepat atau cerdas cermat,” kata Mezaac yang merupakan Guru Penggerak Angkatan 3 itu.
Ia juga mengatakan bahwa guru-guru di TK Tunas Kasih aktif di Platform Merdeka Mengajar. Bahkan mereka juga sudah membentuk komunitas belajar dan ada beberapa modul yang harus mereka selesaikan di PMM.
Mezaac menyadari bahwa pendidik PAUD mayoritas terdiri dari perempuan sehingga akrab dengan sebutan “Bunda PAUD”. Motivasinya untuk menjadi pendidik PAUD adalah fakta bahwa seorang anak memiliki ibu dan ayah, sehingga diharapkan di jenjang PAUD juga mereka bisa menemukan kedua sosok itu saat berada di lembaga PAUD. Ia bahkan sudah merekrut seorang laki-laki untuk menjadi pendidik PAUD di TK Tunas Kasih.
“Saya berharap, di sekolah anak-anak tidak hanya panggil ‘Bunda’ saja, tapi ada ‘Panda’ juga untuk sebutan guru laki-laki di PAUD. Ada sesuatu yang bisa dilakukan pria untuk anak-anak. Ada warna yang lain. Kita tahu ada juga anak yang di rumah enggak punya ayah, jadi kita di sekolah seperti papa bagi dia,” tutur Mezaac.
Jambore Merdeka Bermain di Provinsi Bali mengangkat tema “Membangun Komunitas Belajar, Memacu Semangat Belajar Guru”. Slogan “Merdeka Belajar, Merdeka Bermain” merupakan struktur Kurikulum Merdeka pada jenjang PAUD dengan kegiatan pembelajaran yang dipilih dan harus memberikan pengalaman yang menyenangkan dan mampu
meningkatkan capaian anak. (Desliana / Editor: Azis P.)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#MerdekaBermain
#HGN2023
#BergerakBersama
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 698/sipers/A6/XII/2023
Peserta Jambore Merdeka Bermain tergabung dalam Kombel PAUD dan Asosiasi Profesi Gugus HIMPAUDI atau IGTKI. Sebanyak 150 orang merupakan peserta lomba cerdas cermat, 25 orang sebagai peserta lomba mendongeng, dan 25 orang sebagai content creator.
Direktur Guru PAUD dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Kemendikbudristek, Santi Ambarrukmi, mengatakan bahwa Jambore Merdeka Bermain di Provinsi Bali merupakan pelaksanaan yang pertama kali dan diharapkan dapat diselenggarakan juga di semua provinsi. “Ini sebenarnya kita memberikan apresiasi pada guru PAUD, mendorong mereka agar bisa lebih kreatif, dan mengembangkan komunitas belajar juga,” ujar Santi di sela-sela acara Jambore Merdeka Bermain Pendidik PAUD di Denpasar, Bali, Selasa (5/12).
Pada hari kedua pelaksanaan jambore, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Nunuk Suryani, hadir untuk berinteraksi dan memberikan motivasi kepada para pendidik PAUD. Ia mengatakan, Jambore Merdeka Bermain diselenggarakan sebagai salah satu acara dalam rangkaian peringatan Hari Guru Nasional 2023 dan sebagai wadah saling berbagi praktik baik implementasi Kurikulum Merdeka antarguru PAUD.
“Kemendikbudristek melalui Direktorat Guru PAUD dan Dikmas memberikan ruang apresiasi pada guru PAUD untuk mengekspresikan atau menyebarkan praktik baik yang selama ini dilakukan melalui berbagai macam kegiatan. Nah, salah satu bentuknya, mereka diberi kesempatan untuk unjuk kebolehan, misalnya mendongeng. Mendongeng adalah salah satu cara media pembelajaran yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka,” tutur Nunuk.
Ia mengatakan, pembelajaran di jenjang PAUD merupakan hal yang sangat penting sebagai fondasi mendidik anak-anak untuk menjadi generasi yang memiliki profil pelajar Pancasila. Karena itu ia mendorong para guru PAUD agar memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) dengan sebaik-baiknya.
“Platform Merdeka Mengajar bisa menjadi bekal guru PAUD untuk mengajar anak-anak PAUD. Selain itu, semua aktivitas di PMM bisa menjadi kredibilitas bagi guru PAUD, bahkan ke depannya bisa menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan sertifikat pendidik,” kata Dirjen GTK, Nunuk Suryani.
Dari 200 guru PAUD yang menjadi peserta Jambore Merdeka Bermain, sangat sedikit yang merupakan guru laki-laki, salah satunya adalah Kepala TK Tunas Kasih Kabupaten Klungkung, Mezaac Fritz Batlolona. Mezaac menuturkan, lomba-lomba yang diselenggarakan di Jambore Merdeka Bermain menjadi ajang evaluasi baginya dan penddik PAUD di TK Tunas Kasih yang dipimpinnya.
“Jambore juga mengukur apa yang sudah kami praktikkan dalam implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah kami. Hasilnya mungkin bisa dilihat di pentas yang kami lakukan nanti dan lomba cepat tepat atau cerdas cermat,” kata Mezaac yang merupakan Guru Penggerak Angkatan 3 itu.
Ia juga mengatakan bahwa guru-guru di TK Tunas Kasih aktif di Platform Merdeka Mengajar. Bahkan mereka juga sudah membentuk komunitas belajar dan ada beberapa modul yang harus mereka selesaikan di PMM.
Mezaac menyadari bahwa pendidik PAUD mayoritas terdiri dari perempuan sehingga akrab dengan sebutan “Bunda PAUD”. Motivasinya untuk menjadi pendidik PAUD adalah fakta bahwa seorang anak memiliki ibu dan ayah, sehingga diharapkan di jenjang PAUD juga mereka bisa menemukan kedua sosok itu saat berada di lembaga PAUD. Ia bahkan sudah merekrut seorang laki-laki untuk menjadi pendidik PAUD di TK Tunas Kasih.
“Saya berharap, di sekolah anak-anak tidak hanya panggil ‘Bunda’ saja, tapi ada ‘Panda’ juga untuk sebutan guru laki-laki di PAUD. Ada sesuatu yang bisa dilakukan pria untuk anak-anak. Ada warna yang lain. Kita tahu ada juga anak yang di rumah enggak punya ayah, jadi kita di sekolah seperti papa bagi dia,” tutur Mezaac.
Jambore Merdeka Bermain di Provinsi Bali mengangkat tema “Membangun Komunitas Belajar, Memacu Semangat Belajar Guru”. Slogan “Merdeka Belajar, Merdeka Bermain” merupakan struktur Kurikulum Merdeka pada jenjang PAUD dengan kegiatan pembelajaran yang dipilih dan harus memberikan pengalaman yang menyenangkan dan mampu
meningkatkan capaian anak. (Desliana / Editor: Azis P.)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#MerdekaBermain
#HGN2023
#BergerakBersama
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 698/sipers/A6/XII/2023
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 782 kali
Editor :
Dilihat 782 kali