Pelibatan Orang Tua Kunci Keberhasilan Pembelajaran Kelompok Bermain di Semarang 02 Desember 2023 ← Back
Semarang, 2 Desember 2023—Selarasnya pembelajaran yang diberikan di sekolah dengan di rumah merupakan salah satu kunci keberhasilan penerapan Kurikulum Merdeka (KM) pada satuan pendidikan. Untuk itu, guru perlu melibatkan orang tua/wali murid untuk bersama-sama membangun pemahaman dan kemampuan, agar dapat mendampingi siswa mengimplementasikan KM dengan baik.
Upaya guru dalam pelibatan pembelajaran yang terinspirasi dari penggunaan Platform Merdeka Mengajar (PMM), dialami oleh Pengelola Kelompok Bermain Islam Terpadu (KB IT) Al Mawaddah, Kota Semarang, Purwanto. Bagi Purwanto, memberi pemahaman kepada orang tua tentang KM menjadi tantangan tersendiri, karena orang tua perlu memahami terlebih dahulu apa itu KM dan apa tujuannya. Untuk itu, ia menginisiasi pelatihan KM bagi orang tua/wali murid.
“Saya mengajak orang tua untuk membangun komunikasi di rumah dengan membuat pertanyaan terbuka untuk anak,” ungkap Purwanto saat ditemui di sela aktivitasnya di KB IT Al Mawaddah, Kamis (29/11).
Purwanto mengadakan pelatihan bagi orang tua selama tiga minggu. Kegiatan tersebut ia namai “Asyiknya Belajar dengan Kurikulum Merdeka”. Di situ, orang tua dilatih membuat pertanyaan terbuka. Pertanyaan-pertanyaan tersebut bertujuan memantik anak agar dapat menceritakan kembali pembelajaran dan pengalaman yang ia alami di sekolah secara lebih leluasa, bukan sekadar menjawab singkat ‘ya’ atau ‘tidak’.
Respons awal dari orang tua setelah memulai pelatihan menjadi suntikan semangat bagi Purwanto. Kepada Purwanto, para orang tua mengaku senang, karena anak menjadi lebih paham pelajaran. Kemudian, Purwanto memberikan tugas kepada para siswa untuk membuat presentasi berdasarkan pertanyaan dari orang tua dan jawaban-jawaban yang mereka berikan. Ketika orang tua usai mengikuti pelatihan, anak-anak pun menyampaikan presentasinya di kelompok belajar.
“Ketika saya tanya orang tua, apakah capaian pembelajaran sesuai harapan, orang tua menjawab sesuai, bahkan melampaui ekspektasi,” ujar Purwanto bersemangat.
Pembelajaran di rumah kini makin mendukung pembelajaran di kelompok bermain. Dengan dukungan orang tua dan memperhatikan karakteristik gaya belajar tiap siswa yang berbeda-beda, Purwanto pun mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi agar dapat memfasilitasi para anak didiknya.
Di ruangan kelas, siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan beragam media yang tersedia, seperti balok, buku, mainan, ataupun dengan memanfaatkan teknologi, seperti laptop dan proyektor, sesuai kebutuhan siswa. Selanjutnya mereka diberi tugas sederhana seperti membuat permainan, kemudian melakukan refleksi bersama guru.
Purwanto berharap agar PMM terus berkembang, supaya ia dapat meningkatkan kapasitas diri secara berkala dan mengimplementasikannya dalam proses belajar-mengajar di KB IT Al Mawaddah. Dengan begitu, ia pun dapat berbagi praktik baik antarsesama guru, komunitas, juga orang tua/wali murid.
“Kalau kita ingin anak-anak literat, gurunya harus literat dulu. Kalau kita ingin anak-anak cerdas, gurunya juga harus cerdas. Bukan hanya guru, tapi orang tua juga harus dimerdekakan cara mengajar anak-anaknya,” pungkas Purwanto. (Dita / Editor: Denty A., Azis P.)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#PlatformMerdekaMengajar
#KurikulumMerdeka
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 687/sipres/A6/XII/2023
Upaya guru dalam pelibatan pembelajaran yang terinspirasi dari penggunaan Platform Merdeka Mengajar (PMM), dialami oleh Pengelola Kelompok Bermain Islam Terpadu (KB IT) Al Mawaddah, Kota Semarang, Purwanto. Bagi Purwanto, memberi pemahaman kepada orang tua tentang KM menjadi tantangan tersendiri, karena orang tua perlu memahami terlebih dahulu apa itu KM dan apa tujuannya. Untuk itu, ia menginisiasi pelatihan KM bagi orang tua/wali murid.
“Saya mengajak orang tua untuk membangun komunikasi di rumah dengan membuat pertanyaan terbuka untuk anak,” ungkap Purwanto saat ditemui di sela aktivitasnya di KB IT Al Mawaddah, Kamis (29/11).
Purwanto mengadakan pelatihan bagi orang tua selama tiga minggu. Kegiatan tersebut ia namai “Asyiknya Belajar dengan Kurikulum Merdeka”. Di situ, orang tua dilatih membuat pertanyaan terbuka. Pertanyaan-pertanyaan tersebut bertujuan memantik anak agar dapat menceritakan kembali pembelajaran dan pengalaman yang ia alami di sekolah secara lebih leluasa, bukan sekadar menjawab singkat ‘ya’ atau ‘tidak’.
Respons awal dari orang tua setelah memulai pelatihan menjadi suntikan semangat bagi Purwanto. Kepada Purwanto, para orang tua mengaku senang, karena anak menjadi lebih paham pelajaran. Kemudian, Purwanto memberikan tugas kepada para siswa untuk membuat presentasi berdasarkan pertanyaan dari orang tua dan jawaban-jawaban yang mereka berikan. Ketika orang tua usai mengikuti pelatihan, anak-anak pun menyampaikan presentasinya di kelompok belajar.
“Ketika saya tanya orang tua, apakah capaian pembelajaran sesuai harapan, orang tua menjawab sesuai, bahkan melampaui ekspektasi,” ujar Purwanto bersemangat.
Pembelajaran di rumah kini makin mendukung pembelajaran di kelompok bermain. Dengan dukungan orang tua dan memperhatikan karakteristik gaya belajar tiap siswa yang berbeda-beda, Purwanto pun mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi agar dapat memfasilitasi para anak didiknya.
Di ruangan kelas, siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan beragam media yang tersedia, seperti balok, buku, mainan, ataupun dengan memanfaatkan teknologi, seperti laptop dan proyektor, sesuai kebutuhan siswa. Selanjutnya mereka diberi tugas sederhana seperti membuat permainan, kemudian melakukan refleksi bersama guru.
Purwanto berharap agar PMM terus berkembang, supaya ia dapat meningkatkan kapasitas diri secara berkala dan mengimplementasikannya dalam proses belajar-mengajar di KB IT Al Mawaddah. Dengan begitu, ia pun dapat berbagi praktik baik antarsesama guru, komunitas, juga orang tua/wali murid.
“Kalau kita ingin anak-anak literat, gurunya harus literat dulu. Kalau kita ingin anak-anak cerdas, gurunya juga harus cerdas. Bukan hanya guru, tapi orang tua juga harus dimerdekakan cara mengajar anak-anaknya,” pungkas Purwanto. (Dita / Editor: Denty A., Azis P.)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#PlatformMerdekaMengajar
#KurikulumMerdeka
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 687/sipres/A6/XII/2023
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2453 kali
Editor :
Dilihat 2453 kali