Relevansi Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Dalam Menjawab Tantangan Dunia Kerja di Masa Depan 14 Desember 2023 ← Back
Jakarta, 14 Desember 2023 — Revolusi industri yang bergerak begitu cepat menyebabkan sejumlah bidang pekerjaan terancam tergantikan oleh teknologi. Akan tetapi, revolusi itu juga akan melahirkan bidang-bidang pekerjaan baru. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang berperan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia berkompeten, pendidikan vokasi juga harus beradaptasi dengan bergerak cepat menyesuaikan diri dengan tantangan dan kebutuhan dunia kerja masa kini maupun di masa depan.
Pada sesi talkshow bertema “Relevansi Pendidikan Vokasi dengan Pekerjaan Masa Depan” di acara Vokasifest x Festival Kampus Merdeka (FKM) 2023, pada Senin (11/12), Pakar Pemasaran sekaligus Founder and Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya, mengatakan bahwa perubahan yang begitu cepat di era industri saat ini maupun di masa depan tidak akan dapat ditolak. “Di dunia marketing, saya baru saja menyelesaikan buku Marketing Era 6.0, itu artinya semua bidang akan terus berkembang, mulai dari ilmu pengetahuan hingga teknologi akan terus melaju pesat,” kata Hermawan.
Hermawan menambahkan bahwa tidak ada cara lain bagi setiap individu untuk terus belajar dan memperbarui kompetensi mereka. Menurutnya Indonesia perlu memperkuat pendidikan vokasi agar terus mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang relevan dengan perkembangan zaman. Urgensi tersebut semakin menguat di tengah bonus demografi yang kini sedang dirasakan oleh Indonesia. “Pendidikan vokasi memiliki peran penting dan mempunyai prospek yang bagus sebagai solusi untuk menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan kompeten. Pandangan saya saat ini pendidikan vokasi telah mengacu pada penguasaan keahlian tertentu,” tambah Hermawan. Meskipun demikian, Hermawan juga menekankan bahwa pendidikan vokasi jangan hanya mengejar kecakapan yang lekat dengan teknologi semata, namun juga harus dibekali dengan keterampilan dasar, seperti kepemimpinan, disiplin, dan sebagainya agar mampu menjadi solusi bagi tantangan dunia kerja di masa depan.
Salah satu alumni pendidikan vokasi yang kini sukses mendirikan perusahaan sendiri, sekaligus menjadi pembicara sesi talkshow, Arfian Fuadi, mengatakan bahwa pendidikan vokasi menjadi harapan yang penting bagi Indonesia untuk bergerak maju dan lepas dari streotip negara berpenghasilan menengah. “Untuk menjadi negara maju kita harus menjadi negara industri. Untuk menjadi negara industri, vokasi adalah kunci utamanya,” kata Arfian yang merupakan pendiri D’Tech Engineering, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang teknologi dan telah membantu banyak SMK di Indonesia.
Dari pengalamannya sebagai profesional maupun sebagai pengusaha, Arfian melihat pasar-pasar tenaga kerja selalu berkembang. Menurutnya, saat ini pasar kerja telah dipenuhi oleh tenaga kerja dengan keterampilan bidang pekerjaan baru seperti teknologi, robotika dan sebagainya. “Di masa depan, mungkin pasar kerja akan membutuhkan ketrampilan lebih bidang-bidang tersebut, penting untuk kita agar terus bergerak maju, beradaptasi dengan cepat, dan meningkatkan ketrampilan lain merespon perkembangan di dunia industri,” ucap Arfian yang juga merupakan alumni SMKN 7 Semarang, Jawa Tengah.
Lebih lanjut, Arfian menekankan bahwa pendidikan vokasi juga harus bekerja sama dengan dunia industri supaya tercipta keterhubungan dan keselerasan (link and match) suplai dan permintaan SDM. Bagi Arfian, kualitas pendidikan vokasi tidak cukup hanya membuat lulusannya siap kerja, namun juga harus membentuk tenaga kerja yang kompeten dan relevan dengan perkembangan dunia industri. Hal tersebut setidaknya dibuktikan Arfian dari kerja sama yang dilakukannya selama ini dengan sejumlah SMK dalam proyek pembuatan kursi kereta api. Di mana D’Tech Engineering telah menjalin kolaborasi dengan sejumlah SMK untuk membuat kursi kereta api yang akan digunakan oleh PT Industri Kereta Api (PT INKA). “Kuncinya adalah terhubungan antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja sehingga pendidikan vokasi akan semakin relevan dengan dunia kerja, baik saat ini maupun di masa depan,” ucap Arfian.
Selanjutnya, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, mengatakan bahwa selain menjadi tantangan, revolusi industri yang bergerak begitu cepat pada dasarnya merupakan peluang yang harus bisa dimanfaatkan. “Melalui kebijakan Merdeka Belajar, pemerintah terus mengupayakan sistem pendidikan vokasi yang terbuka dan luwes agar dapat menyesuaikan dan beradaptasi. Dan juga, dengan kebijakan tersebut juga mendorong pendidikan vokasi untuk terus melahirkan terobosan pembelajaran, mengajarkan keterampilan yang tidak hanya berguna untuk hari ini, namun juga berguna bagi masyarakat, dunia usaha dan dunia industri. Dengan demikian, pendidikan vokasi akan terus relevan sampai kapan pun,” tutup Dirjen Kiki. (Tim Ditjen Vokasi / Editor: Rayhan, Denty)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 735/sipers/A6/XII/2023
Pada sesi talkshow bertema “Relevansi Pendidikan Vokasi dengan Pekerjaan Masa Depan” di acara Vokasifest x Festival Kampus Merdeka (FKM) 2023, pada Senin (11/12), Pakar Pemasaran sekaligus Founder and Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya, mengatakan bahwa perubahan yang begitu cepat di era industri saat ini maupun di masa depan tidak akan dapat ditolak. “Di dunia marketing, saya baru saja menyelesaikan buku Marketing Era 6.0, itu artinya semua bidang akan terus berkembang, mulai dari ilmu pengetahuan hingga teknologi akan terus melaju pesat,” kata Hermawan.
Hermawan menambahkan bahwa tidak ada cara lain bagi setiap individu untuk terus belajar dan memperbarui kompetensi mereka. Menurutnya Indonesia perlu memperkuat pendidikan vokasi agar terus mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang relevan dengan perkembangan zaman. Urgensi tersebut semakin menguat di tengah bonus demografi yang kini sedang dirasakan oleh Indonesia. “Pendidikan vokasi memiliki peran penting dan mempunyai prospek yang bagus sebagai solusi untuk menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan kompeten. Pandangan saya saat ini pendidikan vokasi telah mengacu pada penguasaan keahlian tertentu,” tambah Hermawan. Meskipun demikian, Hermawan juga menekankan bahwa pendidikan vokasi jangan hanya mengejar kecakapan yang lekat dengan teknologi semata, namun juga harus dibekali dengan keterampilan dasar, seperti kepemimpinan, disiplin, dan sebagainya agar mampu menjadi solusi bagi tantangan dunia kerja di masa depan.
Salah satu alumni pendidikan vokasi yang kini sukses mendirikan perusahaan sendiri, sekaligus menjadi pembicara sesi talkshow, Arfian Fuadi, mengatakan bahwa pendidikan vokasi menjadi harapan yang penting bagi Indonesia untuk bergerak maju dan lepas dari streotip negara berpenghasilan menengah. “Untuk menjadi negara maju kita harus menjadi negara industri. Untuk menjadi negara industri, vokasi adalah kunci utamanya,” kata Arfian yang merupakan pendiri D’Tech Engineering, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang teknologi dan telah membantu banyak SMK di Indonesia.
Dari pengalamannya sebagai profesional maupun sebagai pengusaha, Arfian melihat pasar-pasar tenaga kerja selalu berkembang. Menurutnya, saat ini pasar kerja telah dipenuhi oleh tenaga kerja dengan keterampilan bidang pekerjaan baru seperti teknologi, robotika dan sebagainya. “Di masa depan, mungkin pasar kerja akan membutuhkan ketrampilan lebih bidang-bidang tersebut, penting untuk kita agar terus bergerak maju, beradaptasi dengan cepat, dan meningkatkan ketrampilan lain merespon perkembangan di dunia industri,” ucap Arfian yang juga merupakan alumni SMKN 7 Semarang, Jawa Tengah.
Lebih lanjut, Arfian menekankan bahwa pendidikan vokasi juga harus bekerja sama dengan dunia industri supaya tercipta keterhubungan dan keselerasan (link and match) suplai dan permintaan SDM. Bagi Arfian, kualitas pendidikan vokasi tidak cukup hanya membuat lulusannya siap kerja, namun juga harus membentuk tenaga kerja yang kompeten dan relevan dengan perkembangan dunia industri. Hal tersebut setidaknya dibuktikan Arfian dari kerja sama yang dilakukannya selama ini dengan sejumlah SMK dalam proyek pembuatan kursi kereta api. Di mana D’Tech Engineering telah menjalin kolaborasi dengan sejumlah SMK untuk membuat kursi kereta api yang akan digunakan oleh PT Industri Kereta Api (PT INKA). “Kuncinya adalah terhubungan antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja sehingga pendidikan vokasi akan semakin relevan dengan dunia kerja, baik saat ini maupun di masa depan,” ucap Arfian.
Selanjutnya, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, mengatakan bahwa selain menjadi tantangan, revolusi industri yang bergerak begitu cepat pada dasarnya merupakan peluang yang harus bisa dimanfaatkan. “Melalui kebijakan Merdeka Belajar, pemerintah terus mengupayakan sistem pendidikan vokasi yang terbuka dan luwes agar dapat menyesuaikan dan beradaptasi. Dan juga, dengan kebijakan tersebut juga mendorong pendidikan vokasi untuk terus melahirkan terobosan pembelajaran, mengajarkan keterampilan yang tidak hanya berguna untuk hari ini, namun juga berguna bagi masyarakat, dunia usaha dan dunia industri. Dengan demikian, pendidikan vokasi akan terus relevan sampai kapan pun,” tutup Dirjen Kiki. (Tim Ditjen Vokasi / Editor: Rayhan, Denty)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 735/sipers/A6/XII/2023
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 715 kali
Editor :
Dilihat 715 kali