Revitalisasi KCBN Muarajambi, Destinasi Modern yang Menghidupkan Sejarah 04 Februari 2024 ← Back
Jambi, Kemendikbudristek - Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi merupakan peninggalan masa lampau yang berada di Desa Muarajambi, Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Lokasi tepatnya di Daerah Aliran Sungai Batanghari. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyadari bahwa peninggalan sejarah tersebut merupakan warisan budaya yang memiliki nilai historis tinggi dari Abad VII-XIII Masehi.
Peninggalan sejarah yang tersebar di seluruh KCBN Muarajambi harus dijaga dan dilestarikan agar nilai-nilai luhur budaya bangsa tetap terpelihara. Untuk melindungi candi tersebut pemerintah menetapkan kawasan Muarajambi sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional melalui penetapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 259/M/2013 tentang Penetapan Satuan Ruang Geografis Muarajambi sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional
Pada hakikatnya, KCBN Muarajambi memiliki daya tarik nilai sejarah dan identitas masa lalu yang tersimpan sebagai objek wisata. KCBN Muarajambi memiliki potensi besar sebagai Cagar Budaya dan destinasi wisata yang dapat memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan daerah dan masyarakat di sekitarnya.
Revitalisasi KCBN Muarajambi selain dapat meningkatkan daya tarik wisata, juga mampu mendorong perekonomian dan menjadi sumber pendapatan daerah. KCBN Muarajambi yang luasnya 3.981 hektare memiliki beragam tanaman buah-buahan yang subur dan melimpah. Beberapa tanaman yang tumbuh, antara lain duku, duren, rambutan, dan karet.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Jambi, Agus Widiatmoko mengatakan bahwa hasil panen buah duku dari lahan yang telah dibebaskan sekitar 130 hektare telah ikut menyumbang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai Rp 700 juta pada tahun 2023. “Pencapaian ini tentunya berkat komitmen dan keterlibatan masyarakat sekitar dalam menjaga dan melestarikan tumbuhan di kawasan candi ini, sehingga mereka dapat menikmati manfaatnya,” ucap Agus.
Selain tanaman buah-buahan, potensi yang tidak kalah menarik dari KCBN Muarajambi adalah aneka kuliner tradisional yang dapat dinikmati di sekitar candi. Aneka kuliner ini dikemas menjadi satu dalam Pasar Dusun Karet (PADUKA) sehingga pengunjung dapat menjelajahi berbagai kuliner khas Jambi.
Menariknya, wisata kuliner di PADUKA mengusung konsep ramah lingkungan dengan wadah yang digunakan sebagai pembungkus makanan berasal dari bahan alami, seperti daun pisang dan bambu serta tidak menggunakan bahan plastik. Hal ini tentu membawa pengalaman menarik bagi pengunjung saat menyambangi kawasan ini.
Keberadaan Pasar Paduka merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat. Pasar ini bukan hanya usaha kuliner semata, tetapi kini menjadi destinasi sendiri. Dengan adanya pelatihan kepada pelaku usaha di Pasar Paduka, masyarakat diberikan edukasi mengenai dunia usaha sehingga tidak hanya meningkatkan perekonomian, tetapi juga mampu mengangkat aspek kearifan lokal.
Wisata unik lainnya yang dapat dinikmati di kawasan Muarojambi adalah Pasar Apung, yaitu luapan air Sungai Batanghari yang menggenangi halaman Candi Astano mampu disulap menjadi destinasi wisata yang menarik. Pada pasar ini, masyarakat menyewakan perahu dan menyediakan aneka makanan tradisional untuk dinikmati sambil naik perahu.
Berbagai wisata yang ada di KCBN Muarajambi tersebut memberikan persepsi baru yang menarik tentang candi sebagai Cagar Budaya. Candi tidak lagi dilihat sebagai peninggalan sejarah yang “kaku” dan usang, tetapi dapat dinikmati sebagai wisata yang kaya akan pengalaman dan edukasi. KCBN Muarajambi menawarkan lebih dari sekadar pengalaman sejarah, namun menciptakan kesadaran akan nilai budaya yang mendalam melalui pendekatan interaktif yang kekinian.*** (Penulis: Nadia Faradina, Tim BPK V Jambi/Editor: Denty A.)
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 2173 kali
Editor :
Dilihat 2173 kali