Inovasi Perguruan Tinggi dan Vokasi Dorong Perkembangan Industri Dalam Negeri 05 Maret 2024 ← Back
Denpasar, 5 Maret 2024 – Mengangkat tema “Kemandirian Produk Dalam Negeri Menuju Indonesia Emas”, Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri 2024 resmi dibuka pada Selasa (5/3). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) turut bergabung dalam Bussines Matching ke VII sebagai penyelenggara sekaligus ikut menampilkan berbagai produk inovasi sebagai upaya mendorong perkembangan industri dalam negeri.
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, menyampaikan bahwa Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) merupakan upaya yang sangat penting dilakukan dalam mewujudkan kemandirian bangsa. Keberhasilan gerakan tersebut telah dan akan selalu berdampak langsung pada perkembangan industri dalam negeri dimulai dari bertambahnya lapangan kerja baru, terserapnya banyak tenaga kerja, terjadinya multiplier effect pada berbagai sektor yang akan memperkuat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
“Dalam rangka menyukseskan Gernas BBI, Kemendikbudristek meningkatkan pengembangan produk dalam negeri yang dilakukan oleh satuan pendidikan terutama SMK untuk menjadi produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi serta meningkatkan pengembangan produk dalam negeri yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi untuk menjadi produk substitusi impor,” ucap Suharti dalam acara Media Briefing pada Senin (4/3).
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi selaku Ketua Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN), Luhut Binsar Pandjaitan, turut menekankan bahwa seluruh Kementerian/Lembaga diharapkan terus berinovasi dan memanfaatkan produk-produk lokal agar industri dalam negeri tetap tumbuh dan berkembang. “Saya berharap kita semua harus bekerja bahu-membahu agar ini bisa terus kita pertahankan. Kita harus upayakan semaksimal mungkin belanja produk dalam negeri,” tuturnya.
Luhut menambahkan bahwa realisasi belanja Produk Dalam Negeri (PDN) meningkat 104 persen dari Rp 749,5 triliun pada 2022 menjadi Rp 1.349,8 triliun pada 2023. Apresiasi diberikan kepada BUMN yang realisasinya naik pada kisaran Rp 482 triliun. Serta kepada kementerian/lembaga dan Pemda yang turut meningkat 26 persen. Ia menyampaikan jika performa tersebut terus ditingkatkan, ia yakin akan berkontribusi untuk mencapai Indonesia Maju pada tahun 2045. Kondisi tersebut juga akan memberikan kepastian ke industri, dalam hal penyediaan demand, pengembangan industri dan inovasi PDN, dan peningkatan investasi untuk pengembangan PDN.
Selanjutnya, dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan adanya peningkatan dalam hal keikutsertaan kementerian/lembaga maupun sektor industri dalam Business Matching tahun 2024. “Ada 182 booth yang memamerkan berbagai macam produk dalam negeri yang berasal dari binaan Kementerian Perindustrian, Kemendikbudristek, serta Kementerian Pertahanan. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 109 booth,” imbuhnya.
Agus Gumiwang berharap melalui Business Matching ini dunia usaha dapat saling melakukan temu bisnis untuk menginisasi maupun memperkuat kerja sama dalam hal pemenuhan kebutuhan barang dan jasa. Sehingga ke depannya industri dalam negeri akan semakin kuat.
Pada pameran yang diselenggarakan dari 4-7 Maret 2024, Kemendikbudristek menampilkan produk inovasi dari berbagai program penelitian yang bekerja sama dengan sektor industri. Adapun stan Kemendikbudristek dari Ditjen Vokasi diisi oleh Politeknik Elektronik Negeri Surabaya dengan produk Water Quality Mater yang berfungsi sebagai alat untuk memantau kualitas air, Politeknik Negeri Bali dengan produk We Care yang memiliki sistem telemedisin pemantauan kondisi tanda vital pasien pasca rawat inap berbasis IoT, Politeknik Negeri Semarang dengan inovasi Plug N Pay yang berfungsi untuk mempercepat proses konversi motor BBM ke listrik, serta beberapa inovasi dari SMKN 2 Salatiga, SMK PPN Tanjungsari, SMKS Muhammadiyah 1 Sukoharjo, SMKS NU Miftahul Huda, Kepanjen, LKP Agung Bali, dan LKP CMC LKP Filbert Pemalang.
Selain itu, beberapa Pendidikan Tinggi juga turut menampilkan produk-produk inovasinya. Satu di antaranya adalah Bus Listrik Merah Putih yang digagas oleh Muhammad Nur Yuniarto dari Institut Teknologi Sepuluh November yang bekerja sama dengan PT. INKA dan PT. International Chemical Industry (ABC). “Platform bus listrik ini dikembangkan bersama dan diproduksi oleh PT INKA. Sementara sistem penggerak bus didesain oleh Tim Peneliti PTN dan diproduksi pada industri UKM. Selanjutnya untuk battery pack Bus Merah Putih, desainnya dikerjakan oleh Tim Peneliti PTN dan diproduksi bersama dengan PT INKA, PT ABC dan UKM lokal,” tegas Yuniarto.
Bussines Matching ke VII ini diikuti oleh perwakilan dari lembaga negara yang terdiri atas 86 Kementerian/Lembaga dan 552 Pemerintah Daerah, perwakilan 26 BUMN dan perwakilan Produsen Dalam Negeri yang terdiri atas 200 perusahaan dalam negeri yang tergabung dalam 178 asosiasi industri. (Laili / Editor: Azis, Denty)
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, menyampaikan bahwa Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) merupakan upaya yang sangat penting dilakukan dalam mewujudkan kemandirian bangsa. Keberhasilan gerakan tersebut telah dan akan selalu berdampak langsung pada perkembangan industri dalam negeri dimulai dari bertambahnya lapangan kerja baru, terserapnya banyak tenaga kerja, terjadinya multiplier effect pada berbagai sektor yang akan memperkuat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
“Dalam rangka menyukseskan Gernas BBI, Kemendikbudristek meningkatkan pengembangan produk dalam negeri yang dilakukan oleh satuan pendidikan terutama SMK untuk menjadi produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi serta meningkatkan pengembangan produk dalam negeri yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi untuk menjadi produk substitusi impor,” ucap Suharti dalam acara Media Briefing pada Senin (4/3).
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi selaku Ketua Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN), Luhut Binsar Pandjaitan, turut menekankan bahwa seluruh Kementerian/Lembaga diharapkan terus berinovasi dan memanfaatkan produk-produk lokal agar industri dalam negeri tetap tumbuh dan berkembang. “Saya berharap kita semua harus bekerja bahu-membahu agar ini bisa terus kita pertahankan. Kita harus upayakan semaksimal mungkin belanja produk dalam negeri,” tuturnya.
Luhut menambahkan bahwa realisasi belanja Produk Dalam Negeri (PDN) meningkat 104 persen dari Rp 749,5 triliun pada 2022 menjadi Rp 1.349,8 triliun pada 2023. Apresiasi diberikan kepada BUMN yang realisasinya naik pada kisaran Rp 482 triliun. Serta kepada kementerian/lembaga dan Pemda yang turut meningkat 26 persen. Ia menyampaikan jika performa tersebut terus ditingkatkan, ia yakin akan berkontribusi untuk mencapai Indonesia Maju pada tahun 2045. Kondisi tersebut juga akan memberikan kepastian ke industri, dalam hal penyediaan demand, pengembangan industri dan inovasi PDN, dan peningkatan investasi untuk pengembangan PDN.
Selanjutnya, dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan adanya peningkatan dalam hal keikutsertaan kementerian/lembaga maupun sektor industri dalam Business Matching tahun 2024. “Ada 182 booth yang memamerkan berbagai macam produk dalam negeri yang berasal dari binaan Kementerian Perindustrian, Kemendikbudristek, serta Kementerian Pertahanan. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 109 booth,” imbuhnya.
Agus Gumiwang berharap melalui Business Matching ini dunia usaha dapat saling melakukan temu bisnis untuk menginisasi maupun memperkuat kerja sama dalam hal pemenuhan kebutuhan barang dan jasa. Sehingga ke depannya industri dalam negeri akan semakin kuat.
Pada pameran yang diselenggarakan dari 4-7 Maret 2024, Kemendikbudristek menampilkan produk inovasi dari berbagai program penelitian yang bekerja sama dengan sektor industri. Adapun stan Kemendikbudristek dari Ditjen Vokasi diisi oleh Politeknik Elektronik Negeri Surabaya dengan produk Water Quality Mater yang berfungsi sebagai alat untuk memantau kualitas air, Politeknik Negeri Bali dengan produk We Care yang memiliki sistem telemedisin pemantauan kondisi tanda vital pasien pasca rawat inap berbasis IoT, Politeknik Negeri Semarang dengan inovasi Plug N Pay yang berfungsi untuk mempercepat proses konversi motor BBM ke listrik, serta beberapa inovasi dari SMKN 2 Salatiga, SMK PPN Tanjungsari, SMKS Muhammadiyah 1 Sukoharjo, SMKS NU Miftahul Huda, Kepanjen, LKP Agung Bali, dan LKP CMC LKP Filbert Pemalang.
Selain itu, beberapa Pendidikan Tinggi juga turut menampilkan produk-produk inovasinya. Satu di antaranya adalah Bus Listrik Merah Putih yang digagas oleh Muhammad Nur Yuniarto dari Institut Teknologi Sepuluh November yang bekerja sama dengan PT. INKA dan PT. International Chemical Industry (ABC). “Platform bus listrik ini dikembangkan bersama dan diproduksi oleh PT INKA. Sementara sistem penggerak bus didesain oleh Tim Peneliti PTN dan diproduksi pada industri UKM. Selanjutnya untuk battery pack Bus Merah Putih, desainnya dikerjakan oleh Tim Peneliti PTN dan diproduksi bersama dengan PT INKA, PT ABC dan UKM lokal,” tegas Yuniarto.
Bussines Matching ke VII ini diikuti oleh perwakilan dari lembaga negara yang terdiri atas 86 Kementerian/Lembaga dan 552 Pemerintah Daerah, perwakilan 26 BUMN dan perwakilan Produsen Dalam Negeri yang terdiri atas 200 perusahaan dalam negeri yang tergabung dalam 178 asosiasi industri. (Laili / Editor: Azis, Denty)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#VokasiKuatMenguatkanIndonesia
#GernasBBI
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 57/sipers/A6/III/2024
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1753 kali
Editor :
Dilihat 1753 kali