Jiwa Pantang Menyerah Rafly Pudarkan Pengalaman Lima Kali Rasa Kegagalan 19 April 2024 ← Back
Jakarta, Kemendikbudristek — Jika kegagalan adalah seorang manusia, mungkin bagaikan teman seorang anak bernama Rafly akrab Perdana Kusumah. Ia adalah buah cinta Bahrun dan Maya yang lahir pada 12 September 2006, di Kuningan, Jawa Barat. Rafly adalah anak dari seorang buruh harian lepas dan seorang ibu yang menggeluti urusan rumah tangga.
Sejak kecil, Rafly sudah mengenal dunia sains dan sastra, entah siapa yang mengenalkannya. Bahkan kedua orang tuanya pun tak menggeluti bidang tersebut. Kemandiriannya dalam memahami suatu persoalan memang cukup hebat. Terlebih kemampuannya dalam mengatasi berbagai tantangan dalam hidupnya.
Saat ia bersekolah di SDN 2 Muncangela, Kuningan, Jawa Barat, Rafly mulai tertarik pada seni membaca puisi. Sampai suatu ketika, ia ditunjuk oleh gurunya untuk berpartisipasi dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SD membaca puisi. Sayang keberuntungan belum berpihak pada Rafly. Saat itu ia mengalami kegagalan pertamanya.
Selain dunia seni, Rafly juga mulai menggeluti dunia sains, ia sangat tertarik pada rumpun ilmu alam sehingga mencoba peruntungannya untuk mengikuti seleksi Olimpiade Sains Nasional (OSN) SD tingkat sekolah. Dalam ajang tersebut, ia belum berhasil mewakili sekolahnya, bahkan untuk melaju ke tingkat kecamatan pun ia belum bisa. Hal tersebut menjadi catatan kegagalan kedua yang telah ia rasakan.
Selanjutnya, Rafly menempuh pendidikan di SMPN 2 Sindangagung, Kuningan, Jawa Barat. Saat ia duduk di bangku kelas tujuh, Rafly ditunjuk untuk mewakili sekolah pada ajang FLS Cipta Pantun. Namun hasilnya masih sama dengan sebelumnya, ia gagal meraih juara.
Pada saat duduk di kelas delapan, Rafly kembali terpilih untuk mewakili sekolahnya pada ajang OSN SMP bidang IPA. Penyelenggaraan yang semula berlangsung awal tahun 2020, tertunda hingga September karena musibah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia kala itu. Saat itu Rafly hanya berhasil duduk di peringkat ke-8 tingkat Kabupaten Kuningan. Meski gagal meraih juara pertama, berbagai pengalaman menempa mentalnya sedemikian kuat.
Pada jenjang SMA, Rafly terus berusaha mencoba peruntungannya. Ia mengikuti seleksi OSN Biologi tingkat sekolah dan terpilih mewakili SMAN 2 Kuningan di ajang tersebut. Namun, pada kompetisi itu ia belum keluar sebagai pemenang.
Setelah pelaksanaan OSN selesai, Rafly direkomendasikan gurunya untuk mewakili sekolah pada FLS2N 2023 Menulis Cerpen. Pada kompetisi ini, ia berpikir bahwa lomba tersebut akan menjadi kompetisi terakhir yang mungkin akan ia ikuti pada jenjang sekolah, sebab tahun depan ia akan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Pada FLS2N 2023 bidang Cerpen, seluruh peserta diharuskan untuk mengirimkan naskah buatannya sendiri untuk diseleksi lebih lanjut. Lalu, Rafly mengirimkan naskah Cerpen berjudul ‘Menari di Atas Kendi’ yang berkisah tentang keragaman budaya masyarakat adat Sunda Wiwitan di Kabupaten Kuningan. Ia mengirimkan naskah itu tepat pada hari terakhir registrasi perlombaan dengan tidak berharap apapun.
Setelah menunggu waktu yang panjang, 25 finalis nasional diumumkan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dalam pengumuman tersebut, ia tidak menyangka bahwa namanya ada dalam daftar peserta terpilih. Tertulis ‘Rafly Perdana Kusumah, SMAN 2 Kuningan, Provinsi Jawa Barat’ masuk sebagaia finalis bidang Menulis Cerpen. Atas hasil tersebut, ia diundang ke Jakarta mengikuti seleksi final.
Di babak final, Rafly kembali menulis sebuah kisah tentang masyarakat adat Sunda Wiwitan, terutama tradisi Seren Taun yang berjudul ‘Alkisah Tumang Membantu Sangkuriang’. Dalam cerpen itu, ia mengangkat tema lingkungan atau alam yang menjadi kebiasaan sehari-hari masyarakat Kabupaten Kuningan. Setelah melalui beberapa proses, tepat pada 25 Agustus 2023 Rafly terpilih menjadi salah satu peraih penghargaan pada FLS2N 2023. Dalam layar LED tersebut tertulis, ‘Menulis Cerpen Karya Kepedulian Lingkungan, Rafly Perdana Kusumah, SMAN 2 Kuningan, Provinsi Jawa Barat.
Setelah rentetan kegagalan yang menimpanya sejak duduk di sekolah dasar, tanpa disangka-sangka Rafly akhirnya menikmati satu kemenangan. Sebuah perjalanan yang sangat panjang, hingga akhirnya berbuah manis. Rafly sejak kecil harus merasakan pengalaman pahit yang justru menempa mentalnya sebagai juara.
Jika perjalanan prestasinya diubah ke dalam bahasa matematika, mungkin dapat tergambarkan, dari banyak peluang lomba hanya ada satu peluang di mana ia keluar sebagai pemenang. Inilah makna juara sesungguhnya, mereka yang mampu bangkit dari setiap kegagalan untuk tetap optimis menjemput kemenangan di saat terbaik. Rafly Perdana Kusumah telah membuktikannya. (Puspresnas / Editor: Destian, Denty)
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1761 kali
Editor :
Dilihat 1761 kali