Kantor Atdikbdud KBRI Berlin Sosialisasikan Kiat Sukses Studi untuk anggota PPI di Jerman 26 April 2024 ← Back
Herbstein, Kemendikbudristek – Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jerman menghelat kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) di CVJM Feriendorf yang berlokasi di Herbstein, Hessen pada 19 s.d. 21 April 2024. Acara ini dihadiri oleh 90 peserta yang terdiri dari seluruh anggota PPI cabang dan PPI Jerman.
Kegiatan secara resmi dibuka oleh Konsul Jenderal Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Frankfurt, Antonius Yudi Trantoro. Selain itu, turut hadir delegasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Berlin yakni Duta Besar Republik Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno; Koordinator Fungsi (Korfung) Penerangan dan Sosial Budaya (Pensosbud), Devdy Risa serta jajarannya; dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud), Roniyus Marjunus, untuk mengisi sesi Panel Talk with KBRI Berlin.
Atdikbud KBRI Berlin, Roniyus membagikan kiat-kiat untuk sukses menempuh studi di Jerman. “Manajemen waktu itu sangat penting. Seimbangkanlah waktu belajar, kerja, dan kehidupan sosial kalian. Jika kalian berhasil menyeimbangkan hal-hal tersebut, saya rasa kesuksesan dalam studi tidak sulit untuk diraih,” ujar Roniyus.
Selanjutnya, Devdy Risa memaparkan tentang tugas dan fungsi KBRI sebagai perpanjangan pemerintah di luar negeri. “Tugas kami adalah untuk melindungi dan memberikan pelayanan kepada segenap Warga Negara Indonesia yang ada di Jerman,” terangnya.
Roniyus juga menambahkan praktik baik saat dirinya menempuh studi di Jerman. “Kita perlu bergabung dengan sebuah komunitas. Kalian bisa gabung dengan PPI, organisasi kemahasiswaan lain, organisasi keagamaan, atau organisasi positif lainnya.
Dengan adanya komunitas maka kita memiliki support system, untuk bercerita dan mendapatkan solusi untuk permasalahan yang kita hadapi,“ imbuh Roniyus.
Selain itu ia juga mendorong mahasiswa Indonesia untuk memiliki kelompok belajar bersama baik daring atau luring. “Tujuannya agar kita bisa memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang program studi yang tengah kita pelajari,” ucap Roniyus.
Dalam kesempatan yang sama, Dubes Arif memberikan paparan tentang Kelautan Indonesia kepada seluruh peserta. Ia memaparkan secara holistik tentang kondisi kelautan Indonesia, baik dari sisi historis, tantangan, potensi, dan lain-lain. “Wilayah laut kita sangat luas. Kita menghadapi banyak tantangan dalam mengelola potensi yang terkandung di dalamnya,” pungkas Dubes Arif.
Banyak pelajar yang mengatakan bahwasanya tingkat kesulitan berkuliah di Jerman cukup tinggi. Terlebih, budaya individualis di lingkungan akademis Jerman cukup sering ditemukan. Pelajar seringkali mengalami permasalahan dengan studinya karena tidak ada peer-partner yang dapat membantu kesulitan dalam pelajaran. Pada akhirnya, mereka gagal dalam tes dan skenario terburuknya adalah Drop Out (DO).
Tak ketinggalan, peserta juga mendapatkan berbagai informasi seputar waktu ideal untuk kelulusan, dan prosedur permohonan dukungan penyelenggaraan acara kemahasiswaan ataupun acara lainnya. (Adrian & Atdikbud KBRI Berlin / Editor: Stephanie)
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1250 kali
Editor :
Dilihat 1250 kali