Kolaborasi dan Sinergi Indonesia-Tiongkok Ciptakan Lulusan Pendidikan Vokasi Berkelanjutan 29 April 2024 ← Back
Jakarta, Kemendikbudristek — Menyiapkan generasi masa depan berkelanjutan terkhusus lulusan pendidikan vokasi yang relevan dengan aktivitas dinamika perekonomian nasional jadi target prioritas yang diusung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) guna menyongsong Indonesia Emas 2045.
Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati di hadapan 37 Direktur Politeknik se-Indonesia, 13 pimpinan Perguruan Tinggi Tiongkok, dan 7 pimpinan perusahaan dari Tiongkok yang hadir di acara Annual Conference on Vocational Education Cooperation and Development, (25/4).
“Tiongkok bukan hanya dikenal sebagai kekuatan ekonomi dunia, tetapi juga memiliki sistem pendidikan vokasi yang teruji dan berhasil dalam menyelaraskan kebutuhan industri dengan keterampilan lulusan,” ujar Kiki.
Kiki juga menambahkan bahwasanya agar lebih banyak perguruan tinggi vokasi di Indonesia dapat menjalin kerja sama yang lebih erat dengan perguruan tinggi di Tiongkok dan industri.
“Dengan memanfaatkan acara ini sebagai momentum untuk memperluas jaringan, kami meyakini bahwa kita dapat meningkatkan daya saing dan mutu lulusan, sehingga mereka dapat bersaing secara global dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan bangsa,” imbuh Kiki.
Senada dengan itu, Direktur Politeknik Manufaktur Bandung yang juga menjabat sebagai Sekretaris Forum Direktur Politeknik Negeri se-Indonesia (FDPNI), Nurdin mengungkapkan inisiasi konferensi yang berlangsung pada tanggal 25 s.d 26 April 2024 merupakan tindak lanjut pasca terbentuknya Aliansi Pendidikan dan Industri TVET Indonesia-China (China-Indonesia TVET Industry Education Alliance/CITIEA) yang didirikan pada tanggal 15 September 2023.
“Selain pembentukan aliansi yang bertujuan untuk mempromosikan kerja sama pendidikan dan pelatihan teknis dan vokasi (TVET) antara Indonesia dan China, juga telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara beberapa politeknik Indonesia dengan perguruan tinggi Tiongkok,” jelas Nurdin.
Turut hadir Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang juga sebagai Ketua Pelaksana Tim Koordinasi Nasional Vokasi (TKNV), Warsito menguraikan bahwa fokus pembangunan Pemerintahan Presiden Joko Widodo sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 - 2024 adalah pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang unggul.
“Selain itu, kami sedang menyiapkan rencana strategis pemerintahan transisi pemerintahan yang baru, dimana pendidikan vokasi tetap menjadi prioritas. Terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi (RPVPV) juga merupakan upaya percepatan penyiapan tenaga kerja yang unggul, berdaya saing, terampil, bermutu dan kompeten,” tekan Warsito.
Upaya diplomasi antara Pemerintah Indonesia dan Tiongkok, khususnya di sektor pendidikan juga terus dilakukan secara berkelanjutan, sebagaimana diungkapkan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun yang hadir didampingi Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Beijing, Yudil Chatim.
“Tiongkok merupakan mitra strategis untuk Indonesia. Untuk melanjutkan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan, perlu ditopang sumber daya manusia Indonesia yang kompeten dan tangguh. Perwakilan Indonesia di Bejing siap untuk mendukung keberlanjutan kerja sama yang telah terjalin seperti di konferensi hari ini,” tekan Dubes Djauhari.
Apresiasi atas pelaksanaan konferensi juga disampaikan oleh Ketua China Education Association for International Exchange (CEAIE), Liu Limin yang mendorong kolaborasi berkelanjutan antara pendidikan vokasi maupun dnia industri di Indonesia dan Tiongkok untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Di sela pelaksanaan konferensi, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Politeknik Negeri Sriwijaya, Liuzhou Vocational & Technical College, Liugong Machinery Indonesia, dan Guiyang Vocational and Technical College.
Di dalam 2 hari pelaksanaan konferensi, peserta akan membahas berbagai aspek kerja sama pendidikan vokasi, termasuk pengembangan skema joint dan double degree, penelitian bersama, dan program pertukaran akademik.
Tak kalah penting, konferensi juga akan mengeksplorasi cara-cara untuk meningkatkan kemampuan dosen, mengembangkan kerjasama penelitian dan publikasi, serta mendukung inovasi dalam proses organisasi dan peningkatan reputasi akademik. (Andrew F. / Editor: Laili)
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1337 kali
Editor :
Dilihat 1337 kali