Letupan Minyak Panas Membakar Semangat Azizah Meraih Puncak Prestasi 25 April 2024 ← Back
Jakarta, Kemendikbudristek — Tidak ada kesuksesan yang datang tanpa rintangan, dan tiada pertumbuhan yang datang tanpa sebuah kegagalan. Azizah Flamonia, seorang anak nagari yang tumbuh dan besar dalam keluarga sederhana di ranah Minang. Sejak kecil, ia memiliki impian yang besar untuk meraih prestasi gemilang di mana pun berada. Namun, perjalanan menuju puncak prestasi tidaklah mudah bagi dirinya.
Perjalanan ini dimulai ketika ia memberanikan diri merantau bersekolah ke kota yang cukup jauh dari tempat kelahirannya. Belajar di sekolah unggul menimbulkan tekanan tersendiri baginya untuk berprestasi, namun tekanan tersebut menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk membuktikan bahwa anak nagari ini mampu bersaing dengan anak kota lainnya.
Percobaan pertama, ketika duduk di kelas 10 Azizah mengikuti lomba FIKSI (Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia) 2021 bidang Boga secara individu. Alasan mengambil bidang tersebut adalah karena menurutnya unsur dari sebuah budaya adalah kuliner tradisionalnya sendiri dan ia ingin memperkenalkan makanan tradisional daerahnya ke kancah nasional. Namun, sangat disayangkan usahanya itu tidak berjalan sesuai harapan di mana ia belum berhasil lolos ke babak final.
Usaha Azizah tidak berhenti begitu saja, berkat dukungan dari kakak, ia mencoba mengikuti lomba dan kompetisi lainnya mulai dari tingkat daerah hingga nasional. Namun, kembali lagi ia harus menerima kegagalan itu. Kegagalan bertubi tubi tidak membuatnya menyerah, ia meyakini bahwa hanya Tuhanlah yang tak pernah gagal. Oleh karena itu, di tahun berikutnya ia kembali mencoba mengikuti FIKSI 2022 dengan tetap mengambil bidang Boga.
Pada ajang tersebut ia mengajak salah seorang teman untuk menjadi satu tim. Ditengah persiapan memasak dan mengambil video dokumentasi, sebuah insiden pun terjadi. Letupan minyak panas yang cukup banyak secara tiba tiba berhasil mengenai area dahi dan mata Azizah. Letupan tersebut membuatnya tidak bisa membuka sebelah mata untuk beberapa menit, dan syukur kejadian itu tidak menyebabkan mengalami kebutaan pada dirinya. Dengan kondisi tersebut, membuatnya berpikir untuk tidak melanjutkan perlombaan dan menyerah.
Selanjutnya, Azizah mencoba berpikir lagi, jika saat itu ia menyerah maka peluang berhasilnya adalah nol (100% gagal) dan bila dirinya melanjutkan lomba ini maka peluangnya adalah 50% berhasil dan 50% gagal. Meskipun masih dalam kondisi sakit dan wajah yang bercak-bercak, ia akhirnya memutuskan untuk melanjutkan persiapan untuk perlombaan FIKSI. Dengan tekad yang kuat dan dukungan teman, ia akhirnya berhasil meloloskan karyanya bersama tim menuju babak final.
Suatu pencapaian yang luar biasa baginya berhasil masuk ke babak berikutnya. Namun, kembali lagi ia harus menghadapi ujian yang entah sampai kapan akan berakhir. Di babak final, teman satu tim Azizah harus mengundurkan diri karena alasan tak terduga, meninggalkannya sendirian menghadapi babak akhir itu. Cukup menjadi sebuah kabar buruk baginya karena harus maju secara individu di final FIKSI 2022 tingkat nasional. Tapi ia tidak mungkin mundur, dengan keberaniannya ia tetap melanjutkan babak final seorang diri.
Motivasinya hanya satu "Jika saya bisa memulai ini, maka saya juga harus bisa menyelesaikannya". Akhirnya berkat dukungan orang-orang terdekat dan keteguhan hati, Azizah menyiapkan semua hal yang dibutuhkan untuk babak final dengan kondisi finansial dan sarana prasarana yang seadanya. Semua hal harus ia pelajari secara otodidak, mulai dari bagaimana menulis laporan keuangan, membuat bahan presentasi yang menarik dan sesuai ide bisnis, mengedit video dengan bermodalkan laptop yang sangat susah untuk diajak kerja sama, bahkan untuk membuat video produk saja ia terpaksa meminjam kamera teman, dan hingga tengah malam saya masih bersemangat menyiapkan segalanya di sebuah laboratorium sekolah seorang diri.
Di tengah persiapan final tersebut, ia bersyukur karena memiliki orang tua, guru pembimbing, serta teman yang selalu menyemangati dan mendukungnya. Babak final tiba, Azizah tidak memikirkan akan meraih medali atau penghargaan, yang dipikirkan hanyalah bagaimana ia bisa menyelesaikan kompetisi ini sebaik mungkin agar tidak mencemarkan nama baik sekolah dan harus bisa memperkenalkan makanan tradisional yang diangkatnya pada kancah nasional.
Namun ternyata takdir Allah itu indah, dengan semua ujian yang penuh dengan tangis air mata dan halang rintangnya, ternyata Tuhan memberikan hasil yang jauh lebih baik dari usaha Azizah selama ini. Ia berhasil meraih kemenangan, Azizah ditetapkan Peraih Medali Perak FIKSI 2022 bidang Boga.
Kisah perjalanan prestasi tersebut mengajarkan kepada dirinya bahwa dengan tekad dan semangat yang kuat, impian besar sangat mungkin bisa diwujudkan. Meskipun ada rintangan disepanjang jalan, Azizah mampu membuktikan dengan pantang menyerah maka prestas bisa diraih.
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1224 kali
Editor :
Dilihat 1224 kali