Antusiasme Warga Malaysia Keturunan Jawa Kembangkan Bahasa Jawa di Muar, Johor Bahru, Malaysia 27 Mei 2024 ← Back
Johor Bahru, Kemendikbudristek --- Bertempat di Keraton Mbah Anang, Muar, Johor Bahru, Malaysia, Perwakilan RI di Johor Bahru bersama dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur dan Pelaksana harian (Plh.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) meresmikan BIPA Bahasa Jawa pada tanggal 21 Mei 2024. Pembukaan program tersebut juga dihadiri oleh pejabat kebudayaan dari Pemerintah Daerah Muar, serta para tokoh masyarakat Muar.
Pembukaan program Bahasa Jawa di Muar tersebut merupakan inisiatif dari para tokoh Masyarakat Muar yang merupakan keturunan Suku Jawa. Sebagai generasi kedua, para tokoh masyarakat tersebut bercita-cita melestarikan bahasa dan budaya Jawa sebagai warisan nenek moyang di Muar, Johor. Hal tersebut mendapat dukungan yang positif dari Perwakilan RI di Malaysia.
Dalam sambutannya, Konjen RI Johor Bahru, Sigit Suryantoro Widiyanto, menyampaikan apresiasinya atas pembukaan program Bahasa Jawa di Muar. Mengutip Mahatma Gandhi, Konjen RI menyampaikan bahwa tidak ada budaya yang bisa hidup jika berusaha menjadi eksklusif. Sebagai masyarakat yang majemuk, akulturasi berbagai budaya menjadikan budaya tersebut terus hidup.
Sebagai program bahasa daerah pertama di luar negeri, pembukaan program Bahasa Jawa tersebut sejalan dengan kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah. Di mana disebutkan bahwa upaya konservasi dan revitalisasi merupakan wujud pelindungan terhadap bahasa dan sastra daerah agar tidak mengalami kepunahan di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang menguat.
Plh. Kepala BKHM, Kemendikbudristek, Anang Ristanto, menyampaikan bahwa peresmian program bahasa Jawa ini merupakan wujud nyata upaya pelindungan bahasa yang setidaknya mencakup dua (dua) hal. Pertama, membangun kembali tradisi komunitas bahasa dan sastra daerah serta menghadirkan generasi baru dari penutur bahasa daerah dan sastra tersebut.
Anang Ristanto berharap, dengan adanya program masyarakat untuk melestarikan bahasa daerah khususnya bahasa Jawa di luar negeri dapat menarik minat generasi muda baik itu masyarakat lokal maupun warga negara Malaysia yang memiliki keterkaitan dengan nenek moyang yang berasal dari Jawa. “Keberadaan progam ini akan semakin memperkuat people-to-people contact antara Indonesia dan Malaysia,” ucapnya.
Dengan meningkatnya minat pembelajar bahasa Jawa di Muar, Atdikbud KBRI Kuala Lumpur, Muhammad Firdaus menyampaikan rencana pembukaan pusat pembelajaran bahasa Jawa lain di Muar dan wilayah lainnya di Malaysia, yang juga sejalan dengan antusiasme warga lokal untuk belajar bahasa dan budaya Jawa. Sebagai informasi, penyelenggaraan program bahasa Jawa tersebut didukung oleh Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang mengirimkan dosennya untuk mengembangkan kurikulum pembelajaran bahasa dan budaya Jawa sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat. Pembelajaran akan dilaksanakan dengan moda hybrid, yakni daring serta luring di akhir periode pembelajaran yang direncanakan dalam bentuk pementasan hasil pembelajaran. Selain di Muar, Unesa juga telah mengembangkan program yang sama dengan bekerja sama dengan komunitas masyarakat keturunan Jawa di Suriname. Selamat belajar!
Pembukaan program Bahasa Jawa di Muar tersebut merupakan inisiatif dari para tokoh Masyarakat Muar yang merupakan keturunan Suku Jawa. Sebagai generasi kedua, para tokoh masyarakat tersebut bercita-cita melestarikan bahasa dan budaya Jawa sebagai warisan nenek moyang di Muar, Johor. Hal tersebut mendapat dukungan yang positif dari Perwakilan RI di Malaysia.
Dalam sambutannya, Konjen RI Johor Bahru, Sigit Suryantoro Widiyanto, menyampaikan apresiasinya atas pembukaan program Bahasa Jawa di Muar. Mengutip Mahatma Gandhi, Konjen RI menyampaikan bahwa tidak ada budaya yang bisa hidup jika berusaha menjadi eksklusif. Sebagai masyarakat yang majemuk, akulturasi berbagai budaya menjadikan budaya tersebut terus hidup.
Sebagai program bahasa daerah pertama di luar negeri, pembukaan program Bahasa Jawa tersebut sejalan dengan kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah. Di mana disebutkan bahwa upaya konservasi dan revitalisasi merupakan wujud pelindungan terhadap bahasa dan sastra daerah agar tidak mengalami kepunahan di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang menguat.
Plh. Kepala BKHM, Kemendikbudristek, Anang Ristanto, menyampaikan bahwa peresmian program bahasa Jawa ini merupakan wujud nyata upaya pelindungan bahasa yang setidaknya mencakup dua (dua) hal. Pertama, membangun kembali tradisi komunitas bahasa dan sastra daerah serta menghadirkan generasi baru dari penutur bahasa daerah dan sastra tersebut.
Anang Ristanto berharap, dengan adanya program masyarakat untuk melestarikan bahasa daerah khususnya bahasa Jawa di luar negeri dapat menarik minat generasi muda baik itu masyarakat lokal maupun warga negara Malaysia yang memiliki keterkaitan dengan nenek moyang yang berasal dari Jawa. “Keberadaan progam ini akan semakin memperkuat people-to-people contact antara Indonesia dan Malaysia,” ucapnya.
Dengan meningkatnya minat pembelajar bahasa Jawa di Muar, Atdikbud KBRI Kuala Lumpur, Muhammad Firdaus menyampaikan rencana pembukaan pusat pembelajaran bahasa Jawa lain di Muar dan wilayah lainnya di Malaysia, yang juga sejalan dengan antusiasme warga lokal untuk belajar bahasa dan budaya Jawa. Sebagai informasi, penyelenggaraan program bahasa Jawa tersebut didukung oleh Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang mengirimkan dosennya untuk mengembangkan kurikulum pembelajaran bahasa dan budaya Jawa sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat. Pembelajaran akan dilaksanakan dengan moda hybrid, yakni daring serta luring di akhir periode pembelajaran yang direncanakan dalam bentuk pementasan hasil pembelajaran. Selain di Muar, Unesa juga telah mengembangkan program yang sama dengan bekerja sama dengan komunitas masyarakat keturunan Jawa di Suriname. Selamat belajar!
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1125 kali
Editor :
Dilihat 1125 kali