Azizah Flamonia, Medalis Perak FIKSI 2022 yang Pantang Menyerah Raih Prestasi  10 Mei 2024  ← Back



Sumatra Barat, Kemendikbudristek — “Selama hidup, kita belajar, dan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.” Itulah moto hidup Azizah Flamonia, peraih medali perak Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) Tahun 2022 dari bidang Boga.
 
Azizah merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Ayahnya berprofesi sebagai petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Selain menjadi medalis perak FIKSI 2022 bidang Boga, Azizah memiliki sederet prestasi lainnya, seperti Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah LOBI 2023 Tingkat Nasional, Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Sosial Humaniora 2023 se-Sumatra, dan Juara 1 Lomba Artikel Proklamasi 2023. Saat ini, ia juga aktif menjadi anggota komunitas talenta Fiksioner Indonesia. Motivasi Azizah dalam mengikuti FIKSI adalah karena ia ingin berprestasi dan membanggakan kedua orang tuanya. Selain itu, ia juga ingin memperkenalkan budaya daerah yang mulai dilupakan oleh generasi muda.
 
Perjuangannya dalam meraih juara di lomba FIKSI tidak mudah, banyak rintangan dan cobaan yang datang bertubi-tubi kepadanya. Ia mengikuti lomba FIKSI bidang Boga pertama kali pada tahun 2021, tetapi hasilnya belum sesuai harapan. Meskipun belum berhasil lolos menjadi finalis, semangat Azizah tidak berhenti sampai di sana.
 
Pada tahun 2022, ia kembali mengikuti FIKSI di bidang yang sama. Namun, insiden tak terduga terjadi. Saat sedang fokus mendokumentasikan proses memasaknya, tiba-tiba minyak panas meletup dan mengenai area dahi dan mata Azizah yang saat itu sedang mengambil video. Untungnya, ada seorang temannya yang langsung membawanya ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Syukur letupan minyak tersebut tidak masuk ke matanya. Akibat insiden tersebut, sempat terlintas di pikiran Azizah untuk tidak melanjutkan perlombaan dan menyerah. Namun, ia berpikir kembali, jika dirinya menyerah, otomatis dirinya 100% gagal, sedangkan jika dilanjutkan, maka masih ada peluang 50% gagal dan 50% menang.
 
Setelah memikirkan dengan matang, ia memutuskan untuk tetap melanjutkan perlombaan bersama timnya. Pilihan yang ia ambil tepat karena ia berhasil lanjut ke babak final. Namun, ujian lain muncul ketika teman satu timnya mengundurkan diri karena suatu alasan. Meskipun harus melanjutkan perlombaan sendiri ke babak final, ia mendapatkan dukungan penuh dari guru, orang tua, dan teman-temannya. Walaupun berat, ia bertekad untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulainya. Alhasil perjuangannya yang berat dan penuh rintangan tidak sia-sia. Ia berhasil meraih kemenangan dan ditetapkan sebagai peraih medali perak FIKSI 2022 bidang Boga.
 
Azizah mengungkapkan tantangan terbesar baginya adalah ketika dirinya sempat ingin menyerah dan takut gagal dalam perlombaan. Ia sering kali merasa pesimis karena terintimidasi oleh pesaingnya yang dinilai lebih hebat. Di saat seperti itulah, orang tuanya hadir. “Walaupun banyak saingan dan pemenangnya hanya beberapa orang, tetapi kamu cuma butuh satu untuk berada dalam posisi (beberapa orang) itu.” Perkataan ayahnya tersebut yang membuatnya bangkit kembali dan pantang menyerah. Bagi Azizah, keluarganya menjadi role model dan motivasi terbesar dalam hidupnya agar dapat terus berprestasi dan membanggakan.
 
Nilma Herrita, Guru Pendamping FIKSI Azizah, mengungkapkan perasaannya atas keberhasilan Azizah. “Alhamdulillah, luar biasa bahagia sekali, mengingat bagaimana prosesnya.” Menurutnya, Azizah adalah murid yang patuh, santun, dan bersemangat dalam setiap pembelajaran. Sebagai bentuk keberpihakan sekolah terhadap peserta didik yang berprestasi namun tidak mampu, sekolah memberikan beasiswa dan biaya penelitian. Nilma berpesan kepada Azizah untuk tetap menjadi pribadi yang berkarakter, santun, ramah, terus mengembangkan potensi, dan meraih prestasi serta mimpi yang telah dibangun. “Sesuai moto sekolah kami, ‘Prestasi Itu Penting, Tetapi Karakter Lebih Utama’.” tuturnya.
 
Nilma juga berharap kepada generasi muda harapan bangsa untuk terus menggali dan melejitkan potensi yang dititipkan Allah SWT serta menjadi pribadi yang berkarakter dan dapat mewarnai dunia dengan prestasi.
 
Dalam wawancara tersebut, Azizah juga berpesan kepada generasi muda untuk berani mewujudkan keinginan dan impian yang dimiliki. Jangan merasa takut gagal karena setiap orang punya porsi sendiri untuk gagal dan berhasil. “Kalau kita punya impian yang besar, kita harus berani untuk gagal bertubi-tubi karena dari kata 'gagal' itu, kita bisa mensyukuri dan menikmati setiap proses yang kita lalui untuk dijadikan pengalaman dan pembelajaran, sebab ‘Alam Takambang Jadi Guru’,” ujar Azizah.
 
Pengaruh Positif Merdeka Belajar Berdampak pada Pencapaian Prestasi
 
Azizah juga mengungkapkan peran Merdeka Belajar yang menunjang keberhasilannya. Ia menilai, Merdeka Belajar sebagai solusi yang membantu murid-murid dengan kemampuan beragam untuk mengejar passion dan tujuan masa depannya sejak dini. Program beasiswa juga memberikan bantuan yang besar. Ia berharap bisa mendapat manfaat dari program beasiswa itu di masa depan. Selain itu, ia juga merasakan dampak positif dari prioritas peserta didik untuk berprestasi, guru penggerak, dan digitalisasi pendidikan. Menurutnya, Merdeka Belajar telah memberikan dampak positif yang terasa dan sesuai dengan kondisi dan tujuan masa depan Indonesia sehingga ia mendukung kelanjutan program ini.
 
Tahun ini, Azizah lulus SMA dan telah diterima di Universitas Padjadjaran, jurusan Kedokteran melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Ia berencana menjadi mahasiswi yang aktif dalam organisasi kampus dengan tetap menjaga nilai IPK-nya dan berprestasi di bidang karya tulis maupun bidang kedokteran. Ia berharap bisa mendapatkan Beasiswa Indonesia Maju Dalam Negeri karena kondisi ayahnya yang sudah tua dan seorang petani sehingga menyebabkan kondisi finansialnya sulit.
 
Ia bertekad untuk mengembangkan keterampilan (skills) dan prestasi sehingga dapat menjadi seorang dokter yang berdedikasi. Cita-cita dan harapannya sejak kecil adalah menjadi dokter spesialis yang memberikan manfaat bagi bangsa, mengabdi ke daerah pedalaman Indonesia, dan mengharumkan nama Indonesia. Karena menurutnya, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat dan membantu sesama.*** (Penulis: Malya Nadhira Azra/Editor: Shafira Ramadhani, Denty A.)
 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 962 kali