Menilik Semangat Merdeka Belajar dalam Ziarah Makam Ki Hadjar Dewantara  03 Mei 2024  ← Back



Yogyakarta, 3 Mei 2024 –
Ki Hadjar Dewantara telah memperjuangkan hak pendidikan bagi semua kalangan masyarakat. Pemerintah Indonesia menghargai warisan dan prinsip-prinsip yang ditanamkan oleh Ki Hadjar Dewantara dalam memajukan sistem pendidikan di Indonesia, serta membangkitkan semangat untuk terus meningkatkan mutu dan aksesibilitas pendidikan bagi seluruh warga negara. Tak ayal, tanggal 2 Mei —hari lahir Ki Hadjar Dewantara— ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Di zaman kiwari, semangat Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) masih menguar. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Provinsi D.I. Yogyakarta dengan Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya Yogyakarta sebagai penanggung jawab; menggelar kegiatan Ziarah Makam Ki Hadjar Dewantara sebagai salah satu kegiatan Pekan Hardiknas di bulan Merdeka Belajar dalam rangka Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2024.

Ziarah dan tabur bunga dilakukan pada pusara Ki Hadjar Dewantara dan sang istri serta tokoh-tokoh lain di Taman Wijaya Brata, Tahunan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Kamis (2/5).

Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM), sekaligus Ketua KORPRI Kemendikbudristek, Ambar Musyarifah mengatakan, kedatangannya berziarah dan melakukan tabur bunga di peringatan Hari Pendidikan Nasional sekaligus menjadi wujud penghormatan terhadap sosok Ki Hadjar Dewantara.

"Bersesuaian hari lahir Ki Hadjar Dewantara karena tentu (kita) sangat mengagumi sang tokoh yang begitu peduli pada pendidikan, (memberi) contoh perilaku, dan memajukan pendidikan sekuat tenaga," ucap Ambar.

"Semoga amal jariyah beliau akan terus mengalir ke beliau, keluarga, dan keturunannya. Dengan peringatan ini kita juga punya semangat luhur untuk meningkatkan pendidikan," ujarnya.

Selain itu, Ambar menjelaskan bahwa Ki Hadjar Dewantara adalah sosok yang visioner. Pahlawan nasional yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat itu, lanjut Ambar, peduli dengan pendidikan sehingga tahu bagaimana cara belajar yang baik.

"Mungkin istilahnya macam-macam tapi bagaimana kita itu punya kebebasan, kemerdekaan, untuk belajar itu sudah disebutkan oleh Ki Hadjar Dewantara sebagai salah satu cara pendidikan yang memerdekakan siswa, merdeka untuk berpikir, berpendapat, dan sebagainya," kata Ambar.

Adapun Hari Pendidikan Nasional Tahun 2024 mengusung tema “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar”. Sebagai nakhoda para pegawai Kemendikbudristek, Ambar pun berpesan agar Hari Pendidikan Nasional menjadi pelecut semangat mempelajari hal-hal baru guna meningkatkan kualitas pekerjaan.

"Jadi memang belajar itu tidak hanya untuk siswa, setiap pegawai itu dengan banyak tugas pun harus selalu belajar hal-hal yang baru, kebijakan baru, sehingga pelayanan publik Kemendikbudristek semakin meningkat," tuturnya.

Terakhir, Ambar mengapresiasi gelaran Pekan Hardiknas yang digagas BBPPMPV Seni dan Budaya Yogyakarta.

"Di Jogja sangat kompak, semua dapat melaksanakan imbauan (memeriahkan Hari Pendidikan Nasional) dan melestarikan nilai-nilai yang diajarkan Ki Hadjar Dewantara. Kita dorong semangat untuk bergerak bersama, lanjutkan Merdeka Belajar," ujarnya.

Di bulan Merdeka Belajar ini, Kepala BBPPMPV Seni dan Budaya Yogyakarta, Sarjilah, juga mengajak seluruh insan pendidikan untuk melanjutkan semangat tersebut.

"(Ayo) semangat bersama-sama melanjutkan Merdeka Belajar sehingga generasi ke depan siap menghadapi tantangan dalam memajukan pendidikan di Indonesia," katanya.

Sementara itu, Ki Mujiyono, Ketua Bidang Kekeluargaan dan Kemasyarakatan Majelis Luhur Tamansiswa, menyoroti semangat serupa yang telah diletakkan oleh Ki Hadjar Dewantara dan menjadi dasar-dasar pendidikan di Tanah Air.

"Harapannya, apa yang digagas oleh beliau, ajaran hidup, fatwa kemasyarakatan, dan sebagainya, bisa terus dipelajari dan dilaksanakan oleh masyarakat," ucap Ki Mujiyono.

Khususnya Merdeka Belajar, ia menilai bahwa semangat tersebut sejatinya sudah digelorakan oleh Ki Hadjar Dewantara pada 1921-1922.

"Jadi awalnya Tamansiswa itu perkumpulan Selasa Kliwonan untuk membahas bagaimana mencapai Indonesia merdeka. Di situlah Ki Hadjar Dewantara ditugasi membina anak-anak untuk mencapai jiwa merdeka, artinya supaya anak-anak punya pemikiran yang luas, merdeka jiwanya, tidak terbelenggu orang lain," paparnya.

"Bahwa belajar itu dari hati nurani, kesadaran sendiri dari siswa, guru hanya mengarahkan atau menuntun. Yaitu Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani," ujar Ki Mujiyono.

Ki Hadjar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Ia mendirikan Perguruan Tamansiswa pada 3 Juli 1922 dan memberikan 'napas' pendidikan lewat ajarannya yang terkenal: Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah memberi semangat/dukungan), dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan).

Bapak Pendidikan Indonesia itu wafat 26 April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata. Di kompleks ini juga terdapat 217 makam kerabat Ki Hadjar Dewantara, keluarga Tamansiswa, serta sejumlah tokoh nasional.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2024 adalah momen penting untuk menghargai peran pendidikan dalam membangun bangsa, merefleksikan pencapaian, mengevaluasi tantangan, dan merumuskan langkah-langkah strategis menuju pendidikan yang lebih baik bagi semua anak bangsa. (Karina, Tim Biro SDM/Editor: Denty A., Azis P.)





Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI        
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id

#MerdekaBelajar

Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 147/sipers/A6/V/2024

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 990 kali