Peringatan Hari Buku Nasional 2024, Peluang Benahi Literasi dan Numerasi melalui Buku Bacaan Bermutu 20 Mei 2024 ← Back
Jakarta, 20 Mei 2024 – Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadikan peringatan Hari Buku Nasional (Harbuknas) yang jatuh pada 17 Mei 2024 sebagai momentum dan kesempatan emas untuk melaksanakan publikasi program Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Harapannya, berbagai kegiatan yang diusung dalam memperingati Harbuknas, dapat menumbuhkan kesadaran dan mendorong motivasi serta partisipasi publik dan pemangku kepentingan untuk penguatan dan keberlanjutan program buku bacaan bermutu di masa mendatang.
Turut memeriahkan peringatan Harbuknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) melaksanakan Gelar Wicara Peringatan Hari Buku Nasional 2024 dengan tajuk “Buku Bacaan Bermutu untuk Pembelajaran Kreatif dan Inovatif” di Jakarta, Jumat (17/5). Acara ini menghadirkan pembicara Direktur SD, Muhammad Hasbi; Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin; Kepala Sekolah Khusus Muslim Cendikia, Kabupaten Tangerang, Namira Syarah; serta Guru SDN Sidotopo, Surabaya, Riski.
Gelar wicara ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi serta meningkatkan pemahaman publik dan pemangku kepentingan mengenai program buku bacaan bermutu untuk pemulihan pembelajaran. Selain itu, kegiatan ini juga dilaksanakan untuk memantik dukungan dan aktivasi kemitraan dalam penguatan program buku bacaan bermutu melalui skema Mitra Pembangunan dan kemitraan daerah, dengan fokus pada penyediaan, distribusi serta pemanfaatan buku bacaan bermutu.
Direktur Sekolah Dasar, Muhammad Hasbi, dalam presentasinya menegaskan bahwa upaya meningkatkan literasi dan numerasi peserta didik melalui pemanfaatan buku bacaan bermutu menjadi fokus perhatian Kemendikbudristek. “Buku bacaan bermutu harus sesuai dengan preferensi anak atau peserta didik, memiliki beragam tema dan cerita, serta disesuaikan dengan kemampuan baca siswa atau peserta didik,” ujarnya di Jakarta, Jumat (17/5).
Program ini, lanjut Hasbi, diarahkan untuk memberikan akses kepada peserta didik pada buku bermutu, yang dapat meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi mereka. Studi dan penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan buku bermutu berkorelasi positif dengan peningkatan hasil belajar peserta didik. Selain itu, menurutnya, hadirnya buku bermutu memberikan imajinasi, menawarkan konteks baru, dan membuka peluang untuk memahami daerah, budaya, serta pengalaman di suatu tempat.
Guna mengakselerasi penyelenggaraan program akses terhadap buku bacaan bermutu, pemerintah melaksanakan upaya transparansi melalui publikasi terkait penyediaan Program Buku Bacaan Bermutu. Oleh karena itu, Hasbi menilai penting untuk membuka komunikasi dalam rangka membangun kepercayaan masyarakat terhadap pembangunan literasi dan numerasi sehingga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan pendidikan.
“Dengan memberikan informasi yang mudah diakses, pemerintah memastikan warganya memiliki pengetahuan yang memadai, yang pada gilirannya membantu menciptakan masyarakat yang lebih terdidik dan terlibat dalam pembangunan negara,” tambahnya.
Survei PISA selama 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa literasi dan numerasi peserta didik Indonesia masih di bawah kompetensi minimal, dengan perubahan yang belum signifikan akibat krisis pembelajaran yang bertahun-tahun merundung Indonesia. Krisis ini antara lain disebabkan karena ketimpangan antarwilayah dan kelompok sosial-ekonomi, serta disparitas teknologi pembelajaran. Untuk mengatasi hal ini, transformasi pembelajaran menjadi prioritas utama yang memerlukan percepatan.
Langkah Strategis Tingkatkan Literasi
Sementara itu, Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, dalam pemaparannya mengatakan pemerintah melalui Kemendikbudristek telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi rendahnya nilai literasi dan numerasi peserta didik dengan pengiriman buku bacaan bermutu (Merdeka Belajar Episode 23), penguatan Kurikulum Merdeka (Merdeka Belajar Episode 15), dan program Kampus Mengajar (Merdeka Belajar Episode 2).
“Pada tahun 2022, dalam Merdeka Belajar Episode Ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia, Kemendikbudristek melalui Badan Bahasa telah menyediakan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu disertai dengan pelatihan dan pendampingan untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia,” terang Hafidz. Ini menjadi program pengiriman buku dengan jumlah buku dan jumlah penerima yang terbesar sepanjang sejarah Kemendikbudristek.
Kemendikbudristek juga turut menyediakan pelatihan dan pendampingan untuk membantu sekolah memanfaatkan buku-buku yang diterima. “Tahun ini kita melanjutkan program Program Merdeka Belajar Episode Ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia ini melalui kolaborasi Badan Bahasa, BSKAP, Ditjen PAUD Dikdasmen, dan Ditjen GTK dengan melaksanakan Program Pencetakan dan Pengiriman Buku Pengayaan Pendukung Gerakan Literasi Nusantara (GLN) Tahun 2024,” terang Hafidz.
Hafidz menjelaskan bahwa pencetakan dan pengiriman buku di tahun 2024 dibagi menjadi 5 paket/kelompok. Paket 1 meliputi Provinsi Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Banten. Paket 2 meliputi Provinsi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Bengkulu, Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau. Paket 3 meliputi Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Kalimantan Utara. Paket 4 meliputi Provinsi Sumatra Selatan, Lampung, Sulawesi Utara, Maluku, Papua, Maluku Utara, Gorontalo, dan Papua Barat. Paket 5 meliputi Provinsi Jawa Tim, Jambi, Sulawesi Tenggara, Bali, NTT, dan NTB. Adapun masing-masing sekolah akan mendapatkan buku sebanyak 600 eksemplar (200 judul masing-masing 3 eksemplar).
“Dalam perencanaan program, Pencetakan dan Pengiriman Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia Tahun 2024 (Tahap 2) akan mulai dilaksanakan pada akhir Mei 2024 hingga akhir Agustus 2024. Sasarannya adalah SD Kategori 2 AN 2022 yang beririsan dengan Kategori 1 AN 2023, dengan jumlah sasaran sebanyak 9.292 sekolah. Jika ditotalkan kita akan mengirim kurang lebih 27 juta eksemplar buku,” terang Hafidz.
Praktik Baik Satuan Pendidikan
Sementara itu, Namira Syarah dari Sekolah Muslim Cendekia Tangerang membagikan pemodelan yang dapat dilakukan satuan pendidikan dengan cara membaca menyenangkan yang dapat dilakukan di satuan pendidikan. Menurutnya, guru harus dapat menciptakan pengalaman membaca buku atau teks yang menyenangkan kepada peserta.
Hal itu dapat dilakukan dengan cara menghindari membaca monoton dan membosankan. Seperti, mengajukan sejumlah pertanyaan yang menguji, membuat penugasan kreatif dan imajinatif dari bacaan yang disampaikan, serta memberikan pesan moral yang kuat agar dapat diingat peserta didik secara mudah.
“Praktik ini dapat dilakukan melalui read aloud atau membacakan nyaring. Aktivitas sangat sederhana, di mana guru atau seseorang menyisihkan sedikit waktunya untuk membacakan cerita kepada anak secara rutin dan terus menerus yang berdampak membuat anak biasa mendengar, mau membaca, dan akhirnya bisa membaca,” jelas Namira.
Sementara itu, Riski dari Sekolah Dasar Negeri Sidotopo I, Sidoarjo, Jawa Timur, pada kesempatan yang sama mengungkapkan proses peningkatan literasi dan numerasi di sekolahnya telah membuahkan hasil dengan meningkatnya skor literasi di sekolahnya.
“Hal ini mengejutkan kami. Sebuah hadiah yang layak dirayakan. Tentunya ini adalah perayaan dari sebuah perjalanan panjang. Berawal dari keresahan skor literasi yang kurang memuaskan di tahun 2022. Kami berefleksi dan mencari cara terbaik untuk anak didik kami. Kami bermimpi anak-anak lebih suka membaca dan guru-guru akrab dengan buku bacaan bermutu,” ujarnya. Pemanfaatan buku bacaan bermutu seperti yang diperagakan Namira dapat diimplementasikan untuk pembelajaran dan projek penguatan profil pelajar pancasila (P5).
Ditambahkan oleh Guru SDN Sidotopo, Surabaya, Riski, cara sederhana untuk memanfaatkan buku bacaan bermutu melalui pembelajaran yaitu menganalisis capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran, kemudian memilih buku yang relevan dengan tujuan pembelajaran, serta menyusun rencana pembelajaran merujuk pada buku bacaan bermutu.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 190/sipers/A6/V/2024
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 5178 kali
Editor :
Dilihat 5178 kali