Punya Manfaat 4 In 1, Sekolah Vokasi Ugm Ciptakan Produk Atasi Masalah Lingkungan  23 Mei 2024  ← Back



Bandung Barat,
Kemendikbudristek - Insan vokasi semakin leluasa untuk berinovasi. Melalui Kompetisi Pariwisata Indonesia (KPI) ke-14, tim dari Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Program Studi (Prodi) Perjalanan Bisnis Pariwisata sukses membuat produk ‘Uwuh Parahita’. Produk ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan lingkungan. 
 
Tiga mahasiswa semester dua yang menciptakan produk ini yaitu Fanny Rahma Putri, Mahendra Dwi Nugroho, dan Atifa Wul. Tak disangka, dengan memanfaatkan limbah sampah di sekitar, dapat mengantarkan mereka menjadi Juara 1 pada mata lomba cycle eco-bition dalam ajang KPI ke-14 di Politeknik Negeri Bandung. Selain itu, 'Uwuh parahita' pun mendapatkan juara favorit.

“Ini kan mata lomba baru di ajang KPI. Awalnya belum tahu mau bikin produk apa, tetapi setelah melihat fenomena di sekitar kami yang banyak sampah, kami pun memutuskan untuk membuat Uwuh Parahita,” jelas Fanny. 
 
Berdasarkan penjelasan Fanny, Uwuh Parahita diambil dari kata uwuh yang dalam bahasa Jawa berarti sampah dan parahita yang dalam bahasa Sansekerta berarti kebermanfaatan atau kesejahteraan bersama. Dari hal tersebut, "Uwuh Parahita" berarti sampah yang dikelola untuk memberikan manfaat dan kesejahteraan bersama.
 
Manfaat 4 in 1 dalam Satu Karya

Produk uwuh parahita memiliki latar belakang yang dirasakan oleh mahasiswa, mulai dari minimnya tempat sampah, minimnya sirkulasi udara, barang yang tercecer, sampai dengan pencahayaan ruangan kamar. Namun, dengan Uwuh Parahita, hal tersebut dapat diatasi sekaligus.
 
Uwuh Parahita didesain berbentuk pohon yang tersusun dari bekas kaleng-kaleng biskuit. Terdapat 4 bagian utama pada produk, yaitu wadah uwuh yang dapat menampung sampah organik dan anorganik dan wadah nandur yang merupakan tempat menyimpan pot mini. 
 
Fanny pun melanjutkan, “Selain itu, di sisi kanan terdapat juga wadah barang tempat menyimpan barang kecil agar tak berceceran dan lampu amben yang  merupakan lampu tidur ekonomis yang hanya membutuhkan listrik 3 watt saja.”
 
Mahendra sebagai tim juga mengungkapkan bahwa Uwuh Parahita benar-benar menggunakan barang-barang bekas yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar. Dengan begitu,  produk ini sangat mudah untuk dibuat di rumah. Ia pun menyebutkan bahwa produk tersebut dapat dibongkar pasang sehingga memudahkan pengguna.
 
“Tentunya memudahkan pembuangan sampah ke tempat yang lebih besar dan juga pengguna dapat mengkreasikan produk sesuai kebutuhan dengan cara menukar letak komponen, menambah, dan mengurangi komponen,” ungkap Mahendra.
 
Uwuh Parahita menjadi contoh bahwa insan vokasi mampu melahirkan produk-produk inovasi ramah lingkungan. Produk ini pun menjadi contoh bahwa ternyata sampah yang ada di lingkungan sekitar sangat dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi suatu produk yang dapat menyelesaikan masalah-masalah terdekat. Ke depannya, Fanny dan tim akan terus mengembangkan produk ini sehingga bermanfaat bagi orang banyak. (Tim Ditjen Vokasi/Editor: Denty A.)
 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 825 kali