Tak Sekadar Mengejar Prestasi, Pemuda-Pemudi Ini Memaknai Perjuangan sebagai Sarana Pembelajaran  12 Mei 2024  ← Back



Jakarta, Kemendikbudristek -
Dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional 2024, Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) bersama dengan Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) berkolaborasi mengadakan acara Bincang Talenta Berprestasi Tahun 2024 di  Graha Utama Gedung A Lantai Tiga Kemendikbudristek, Senin (12/5). 
 
Selain bincang bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, pada acara tersebut juga mengadakan sesi bincang inspiratif bersama Kristi Ardiana, Henky Sanjaya, Isni Nur Sadrina, Muhammad Ade Putra, Arkhan Kaka, dan Elvin Elhudia Sesa. Berikut kisah inspiratif Muhammad Ade Putra, Arkhan Kaka, dan Elvin Elhudia.
 
Muhammad Ade Putra adalah seorang penyair muda asal Provinsi Riau dan peraih penghargaan Anugerah Kebudayaan Kategori Anak dan Remaja 2017. Ia baru lulus dari Universitas Gajah Mada. Sekarang ia aktif terlibat dalam komunitas pemajuan kebudayaan dan Jalur Rempah. Ia juga terlibat dalam pengembangan literasi pada daerah-daerah pedalaman di Provinsi Riau dan akan menerbitkan buku ketujuh kumpulan fisik penjual “Suara Tanah”.
 
Sampai hari ini Ade aktif berkarya melalui puisi bersama teman-teman komunitasnya seperti Komunitas Pena Terbang, Komunitas Seni Budaya Rumah Sunting, dan Alunan. Ade merasakan efek positif secara psikologis ketika menulis puisi. juga mendirikan platform literasi bernama Literasi Berita Esok Hari. Dan sampai hari ini masih mengkampanyekan kemajuan kebudayaan, literasi konservasi, dan juga jalur rempah.
 
Ade mengakui, dampak dari program ajang talenta yang telah ia ikuti, sangat berpengaruh dalam membentuk karakter dan semangatnya dalam berkonstribusi kepada ibu pertiwi. Melalui jejaring komunitas yang makin bertambah, ia mengalami sendiri praktik keberagaman Indonesia lintas talenta di Kemendikbudristek di bawah naungan Puspresnas dan Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI).
 
“Melanglang buanalah sejauh mungkin, tetapi selalu ingat pulang. Dan jangan pernah pulang sebagai petualang gagal mekar di kampung orang. Karena masih banyak Suara Tanah yang lain,” pesannya.
 
Bincang-bincang kemudian dilanjutkan oleh Arkhan Kaka Putra Purwanto, alumni Gala Siswa Indonesia (GSI). Ia menceritakan pengalamannya saat mulai berkarir pada Tim Nasional Sepak Bola Indonesia. Minatnya terhadap sepak bola karena sang ayah yang kebetulan seorang pelatih adalah mantan pemain sepak bola. Pada saat itulah ia mengenal sepak bola dan menjadikan sepak bola sebagai cara untuk membanggakan kedua orang tuanya.
 
Arkhan sering mengikuti turnamen-turnamen kecil di desa seperti antar kabupaten sebelum akhirnya mengikuti acara GSI Nasional. Ketika di sekolah Menengah Pertama (SMP), ia mengikuti turnamen nasional di tingkat kecamatan. Ia sampai di titik ingin membuktikan apakah ia benar-benar ingin menjadi pemain sepak bola atau tidak. Saat mengikuti GSI Nasional pada tahun 2019, ia merupakan siswa paling muda di antara teman-temannya karena ia kelas satu, sedangkan teman-temannya sudah kelas dua dan tiga SMP. Sejak saat itu, ia mulai fokus mengembangkan bakat dan keahliannya di dunia sepak bola. 
 
Namun, saat mengikuti seleksi Tim Nasional U-19, Arkhan gagal pada tahap pertama, tetapi ia pantang menyerah. Pada tahun berikutnya, Arkhan mengikuti kompetisi Elite Pro Academy (EPA). EPA merupakan kompetisi di bawah naungan PSSI yang bersifat akademi. Ia juga sempat mengikuti Bhayangkara FC dan sangat bersyukur karena dapat menjadi Top Skor di ajang EPA. Setelah itu, ia dipanggil untuk mengikuti seleksi Timnas. Usai melewati proses yang sangat panjang, ia pun tampil perdana pada Timnas U-19 di Yogyakarta melawan Filipina dan mencetak satu gol pada laga pertama. Namun dalam ajang Piala Asia, timnya belum beruntung keluar sebagai juara.
 
Pelatih Shin Tae Yong mempersiapkan Timnas untuk Piala Dunia U-20 di Uzbekistan. Hal itu membuat Arkhan bersemangat dan berlatih keras, tetapi kenyataannya pada Piala Dunia U-20 ia kembali gagal.  Setelah melewati proses persiapan yang panjang, Arkhan mengikuti Piala Dunia U-17 dan di sanalah ia mampu membuktikan bahwa sepak bola adalah jalannya meraih kesuksesan.
 
Sesi terakhir adalah bincang bersama ada Elvin Elhudia Sesa dari Maluku. Ia adalah peraih medali perunggu pada Asian Para Games 2018 dan peraih emas pada ajang yang sama di tahun 2022.  Elvin bercerita bahwa perjuangannya tak selalu berjalan mulus karena ia kerap  menerima hinaan dan cacian dari orang-orang yang meragukannya. Namun, berkat dorongan kerabat dan keluarga, ia terus bersemangat sehingga berhasil lolos seleksi dan mewakili Indonesia. 
 
“Tetap semangat, kembangkan talenta, prestasimu, jangan pernah malu dengan prestasi yang kalian miliki, dan jangan malu dengan kekurangan kalian. Buatlah keluargamu bangga dan jadilah teladan untuk diri sendiri dan sekitarmu walaupun banyak yang mengatakan kalau kalian tidak sempurna. Bersemangatlah,” pesan Elvin.*** (Penulis: Alwan/Editor: Denty A.)
 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 625 kali