Berbagi Praktik Baik Tantangan dan Peluang Pembelajaran Bahasa Indonesia di Mesir  03 Juni 2024  ← Back


 
Kairo, Kemendikbudristek — Pembelajaran Bahasa Indonesia semakin diminati penutur internasional. Hal tersebut tentunya diikuti dengan kebutuhan tenaga pengajar yang memiliki kompetensi serta tersertifikasi. Demikian dikatakan oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo, Abdul Muta'ali, di webinar internasional bertajuk Bahasa Indonesia in 21st Century: Challenges and Oppurtinities pada 27 Mei 2024.
 
“Keputusan UNESCO pada sidang umumnya yang ke-42 di Paris tanggal 20 November 2023 dengan menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa resmi Sidang Umum UNESCO, adalah sebuah lompatan prestasi,” urai Muta'ali dalam webinar internasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
 
Muta'ali juga berbagi praktik baik pembelajaran bahasa Indonesia yang telah dilakukan oleh Perwakilan RI di Mesir lewat Kantor Atdikbud KBRI Kairo. “Di Kairo kami memiliki Pusat Kebudayaan Indonesia (PUSKIN) yang selalu diisi berbagai kegiatan pengembangan bahasa dan kebudayaan Indonesia,” jelasnya.
 
Muta'ali turut menceritakan upaya berkelanjutan yang dilakukan dalam menyelaraskan metode pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Mesir. “Di era digital saat ini, kami tengah merancang metode pembelajaran imersif untuk pemelajar BIPA,” imbuhnya.
 
Tak ketinggalan, upaya internasionalisasi bahasa Indonesia juga dilakukan lewat tampilan aksi kebudayaan Nusantara. “Pada tanggal 1 Maret 2024 kami menghelat pagelaran budaya di Opera House Cairo. Selanjutnya, di tanggal 29 April 2024 kami lakukan kolaborasi dengan Universitas Al-Salam, Tanta, Mesir menggelar Indonesian-Egyptian Day,” urai Muta'ali.
 
Di bidang pendidikan, pengenalan dan penguatan bahasa Indonesia juga dilakukan lewat inisiasi program studi (prodi) di universitas terkemuka. “Di Universitas Al-Azhar telah dilakukan inisiasi kerja sama prodi Studi Kajian Islam menggunakan pengantar bahasa Indonesia. Adapun untuk inisiasi kerja sama prodi Indonesian Studies selain di Universitas Al-Azhar, kami juga menggandeng Universitas Suez Canal,” ungkap Muta'ali.
 
Muta'ali juga menceritakan peluang penguatan bahasa Indonesia lewat bidang media massa. “Seusai pagelaran budaya di Opera House Cairo, berbagai media cetak dan elektronik di Mesir memberitakan kesuksesan acara tersebut. Kami melihat adanya peluang untuk membumikan bahasa Indonesia di Mesir lewat jalur media.
 
“Saat ini kami tengah menjajaki kerja sama dengan lembaga media Al-Azhar dan berbagai media televisi nasional di Mesir untuk penyelenggaraan program berita menggunakan bahasa Indonesia,” pungkas Muta'ali.
 
Selain Atdikbud KBRI Kairo, juga dihadirkan narasumber Dosen dari Universitas Jawaharlal Nehru, India, Moh. Azhar. Seluruh narasumber dan rangkaian webinar internasional tersebut mendapatkan apresiasi dari Dekan FTK Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Fakry Hamdani. (Atdikbud KBRI Kairo / Editor: Andrew, Stephanie, Denty, Seno Hartono)

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 996 kali